Not A Wrong Bride || 45. The Mission

31.5K 1.4K 459
                                    

"Kak Lena, Bang Reza kecelakaan."

Dulu, ketika masih bersama Galih ia mendapati penyesalan Clara yang begitu mendalam ketika melihat Regan terbaring tak berdaya di brangkar rumah sakit. Gadis itu terlihat mati-matian melawan perasaannya sendiri, padahal orang awam pun akan tahu jika Clara mencintai Regan. Hanya saja Clara enggan mengakui.

Sekarang, dia berada di posisi yang sama. Mengemas barangnya saja pun tak ia lakukan. Berkali-kali memaki jadwal penerbangan yang masih dua jam lagi. Jika tahu begini, dia akan memakai pesawat pribadi suaminya ketika liburan alih-alih pesawat komersil.

Suami, bagaimana kabar suaminya sekarang? Ini terasa seperti candaan saja baginya. Beberapa hari lalu, ia melihat suaminya secara langsung --bukan hanya sekedar foto. Ia akui kondisi Reza berbanding terbalik dengannya. Ketika dia merasa bugar karena sering diajak olahraga juga makan banyak oleh Kayra, tubuh Reza terlihat mengurus. Ada cekungan di bawah matanya yang tak bisa pria itu tutupi. Dan terakhir ia melihat suaminya, wajah kuyu itu dihiasi beberapa lebam. Alih-alih mengobati luka suaminya, dia malah membentak sang suami.

Bukankah dosanya sudah sangat banyak? Akan tetapi mengingat kesalahan Reza pun, dia terus merasa sakit hati. Reza mengingkari janjinya, pria itu masih menemui Tiffany bahkan menemani wanita itu lahiran. Hatinya sakit, sungguh, tapi dia pun tidak bisa membenci Reza. Berjauhan dengan pria itu malah semakin membuatnya ingin mendekap sang suami.

"Lo harus tetap tenang okay? Sial kenapa cuma sisa satu doang sih? Kita flight bareng aja gimana?"

Bukan hanya dirinya, Kayra pun ikut panik sekarang. Jika saja dia tidak tengah khawatir setengah mati pada suaminya, pasti dia akan tertawa melihat tingkah teman barunya ini. Artis yang biasanya terlihat ramah juga kalem, ternyata bisa bar-bar juga. Benar-benar pembohongan publik.

"Gue bisa sendiri. Sebenernya lo nggak perlu ikut, Kay. Lo juga masih betah kan disini?"

Terdengar helaan nafas dari Kayra. "Gue sampai tua pun males rasanya pulang, tapi gue harus pulang. Dan sekarang gue nggak tenang lihat lo gini." untuk kedua kalinya, Kayra menghela nafas. "Lo nanti minta jemput aja ya kalau udah sampai, atau naik taksi lah. Jangan bertindak gegabah, biasanya yang begitu bawa musibah. Paham?"

Gadis yang lebih muda darinya ini memberikan petuahnya. Ia pun hanya membalas dengan anggukan. Berpelukan singkat, keduanya pun berpisah. Hanya berbekal tas branded yang baru dibelinya minggu lalu, ia pun pulang dengan diliputi perasaan khawatir.

Semoga kamu baik-baik aja Reza, aku nggak akan maafin kamu kalau sampai kamu kenapa-napa.

🍁🍁🍁

"Bang, Kak Lena di SJ hospital!"

Pikirannya buntu. Bahkan dia tidak sempat bertanya apa penyebab istrinya bisa berada disana. Terkahir kali ia mendapat kabar seperti ini, dia kehilangan putri kecilnya yang bahkan belum sempat melihat dunia. Ini kesalahannya. Sejak ia kembali dari Hawaii, dia memang menolak pemberitahuan dari anak buahnya tentang istrinya. Dia hanya tidak siap jika mendengar kedekatan sang istri dengan pria asing itu.

Kemacetan ibu kota benar-benar membuatnya mendidih. Di sore hari dimana jam pulang kerja seperti ini, jalanan memang sering membuat sakit kepala. Biasanya dia akan pulang tengah malam atau menetap di kantor. Sekarang, di saat dia baru saja memejamkan matanya setelah kembali keruangannya, dia malah mendengar kabar yang membuat jantungnya bertalu-talu.

Satu jam, rasanya Reza ingin meneriaki siapapun karena membuatnya sampai begitu lama dirumah sakit. Tanpa memarkirkan mobilnya, ia langsung masuk kedalam rumah sakit. Membuka ponselnya, ia mendapati pesan dari Gava dimana kamar istrinya.

Not A Wrong Bride (#4 Wiratama's)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang