"Burung Kak Tua...
Hinggap di jendela...
Reza sudah tua...
Giginya tinggal dua...
Yeyyyy!"Gelak tawa Krystal semakin membuat Elena senang. Padahal dia sendiri tidak yakin keponakannya ini tertawa karena nyanyian nyelenehnya atau karena hal lain. Sekilas dia melirik sang pemilik nama, terkikik melihat wajah Reza yang terlihat tidak terima.
"Anak kecil jangan diajarin nggak bener."
Alih-alih merasa bersalah, Elena malah terus tertawa sembari sesekali menciumi wajah Krystal. Ada perubahan dari cara bicara Reza yang sudah berjalan beberapa hari namun tetap menimbulkan efek berlebihan padanya.
"Mamah pernah bilang, katanya aku masih kaku sama kamu. Padahal tidak kan, Len?"
Dahi Elena berkerut samar mendengar ucapan suaminya. Disaat waktu luang seperti ini, keduanya memang kerap mengobrol secara random. Dan dia menyukainya. Dia merasa lebih dekat dengan Reza. Terlebih ketika pria itu mengajaknya bercengkrama saat makan malam juga ketika akan tidur. Ditengah kesibukan Reza, pria itu tetap memperdulikannya.
"Kayaknya bukan Mamah kamu deh, Regan, Gava, mereka juga bilang kamu gitu kan?" Elena yang selesai melakukan ritual sebelum tidurnya pun ikut bergabung keatas ranjang. Merangsek masuk kedalam pelukan suaminya.
"Bagian mananya emang?"
"Cara kamu ngomong." Ia menatap suaminya yang juga tengah menatapnya. "Kamu sadar nggak sih? Gara-gara kamu, aku juga jadi kadang kaku gitu kalau ngobrol sama kamu?"
Samar, dahi Reza terlihat berkerut. Wajahnya terlihat tidak paham sekaligus tidak terima akan ucapan istrinya yang terdengar seperti tuduhan. Memang salahnya apa?
"Awal nikah, kamu ngomong make 'saya-kamu' berasa sama klien." satu point kesalahan Reza mulai Elena sebutkan.
"Sekarang kan tidak!" sergah Reza cepat.
"Nah itu! Tidak! Kenapa nggak diganti 'enggak' aja gitu sih. Makenya tuh 'nggak' 'enggak' bukan 'tidak', berasa ngomong sama atasan tahu nggak? Dan secara nggak sadar, aku juga kebawa cara ngomong kamu!"
"Bukannya bener?" alisnya terangkat mendengar pertanyaan tidak jelas suaminya. "Saya kan memang atasan kamu." awalnya dia tidak paham, namun melihat smirk Reza, detik selanjutnya dia paham apa yang dimaksud pria itu.
"Gimana? Saya atasan kamu kan?" tanya Reza setelah merubah posisi. Dimana yang tadinya duduk sembari merangkul istrinya, kini membawa tubuh istrinya berbaring dengan dia berada diatasnya. "Aku ti- ekhm, nggak tahu kalau cara ngomong bisa begitu berpengaruh. Waktu kamu mengubah cara bicaramu, kamu terlihat menggemaskan." sejurus kemudian, Reza menggigit pipi istrinya.
"Akh! Sakit, Reza!"
"Lucu, makin berisi."
Saat akan kembali melayangkan aksinya, Elena cepat-cepat mendorong tubuh Reza. Cukup kuat hingga membuat Reza berguling ke samping.
"Iya aku tahu aku gendut! Nggak usah diperjelas kali!"
"Siapa yang bilang kamu gendut?"
"Menurut kamu?!"
Elena beranjak dari ranjang, namun dalam hitungan detik Reza sudah membawa tubuhnya kedalam pelukan hangat pria itu. "Ngambekan banget sih calon ibu," dari arah belakang, Reza mengecup pipinya. "Berisi, makin cantik, makin sexy. Dan yang paling penting, kamu sama baby sehat."
KAMU SEDANG MEMBACA
Not A Wrong Bride (#4 Wiratama's)
Romansa[End] Gagal menikah, kehilangan kedua orangtuanya. Sebenarnya kesalahan apa yang telah ia perbuat sampai mendapat ujian bertubi-tubi? Tiba-tiba saja Reza datang, menawarkan sebuah pernikahan seolah hal itu hanyalah mainan. Saat ia berusaha menolak...