Not A Wrong Bride || 25. Ngidam

21.3K 1.3K 957
                                    

Ada yang kangen sama couole ini? Ekspresi kalian waktu dapat notif terus lihat judul gimana?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ada yang kangen sama couole ini? Ekspresi kalian waktu dapat notif terus lihat judul gimana?

Selamat, kalian semua kena tipu🤣🤣

Biasalah orang gabut emang suka ada-ada aja kelakuannya. Masih ada bayangan scene yang menurutku bakal seru dan sayang buat dilewatin. Semoga sesuai ekspektasi ku nanti.

Tadinya mau up tengah malem tapi keburu ngantuk, anggap aja udah hari kamis. Jangan lupa vote sama komen ya!

Happy Reading!
.
.
.

Ditengah perasaan damai nan nyaman yang ia rasakan sekarang, samar ia bisa merasakan sesuatu menyentuh wajahnya. Sekali, dua kali, tiga kali, hal itu terus saja berulang. Juga ucapan seseorang yang terdengar seperti gumaman tidak jelas baginya. Ingin rasanya ia abaikan saja, namun bibir bawahnya malah terasa seperti tengah disesap sekarang. Hell, yang mengganggu tidurnya bukan hantu kan?

"Wake up, baby, kamu belum makan."

Suara ini, ia sangat mengenalinya. Beberapa kali ia mengerjapkan matanya untuk menyesuaikan sinar yang menerobos masuk kedalam retina. Lagi-lagi ia merasakan sesuatu menyentuh permukaan wajahnya, dan kali ini ia tahu apa yang mengusik tidurnya sedari tadi.

Bibir Reza.

"Ngantuk..." erang Elena kemudian berpindah posisi menjadi memunggungi Reza yang duduk di bibir ranjang.

"Sudah jam sepuluh, kamu belum makan malam."

Hanya gumaman yang diberikan oleh Elena. Perutnya tidak sedang meminta jatah sekarang, melainkan matanya yang terasa begitu berat untuk dibuka. Rasa malasnya pun mendominasi, untuk sekedar beranjak dari ranjang saja dia malas.

"Makan dulu, nanti tidur lagi."

Kesadaran Elena sudah sangat tipis. Mungkin sebentar lagi dia akan kembali tertidur jika saja tubuhnya tiba-tiba saja melayang. Decakan pelan lolos dari bibirnya, kenapa suaminya sangat pemaksa sekali? Padahal dia tengah malas melakukan apapun saat ini, hanya tidur yang diperlukannya.

Tidak ada yang Elena lakukan selain bersandar nyaman di dada bidang Reza. Ketika pria itu menundukkan dirinya dipangkuan pun ia tidak protes. Malahan kedua tangannya mengalungi leher Reza dengan kepala menyandar nyaman di bahu pria itu. Ia yakin dalam hitungan detik bisa kembali terlelap.

"Makan dulu sayang..."

"Emhh."

Helaan nafas terdengar dari Reza. Kepala Elena terasa dipaksa untuk tegak. Siapa lagi pelakunya kalau bukan Reza. Untuk kesekian kalinya, ia merasakan kecupan di area wajahnya. Dalam hati ia bertanya-tanya, apa memang Reza aslinya selembut ini? Membangunkan orang dengan kecupan, panggilannya pun tidak keras, kalau seperti itu alih-alih bangun yang ada malah semakin nyenyak.

Not A Wrong Bride (#4 Wiratama's)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang