The Villains (24)

11.9K 394 13
                                    

Jangan lupa pencet bintang di bawah ya gais

Jangan lupa juga kasih saran dan maaf kalo ada beberapa kalimat yang ga jelas atau typo..

happy reading ♥️




Jessie membuka matanya, menatap langit-langit kamar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jessie membuka matanya, menatap langit-langit kamar. Lalu ia menoleh ke samping tidak mendapati pria gila di sebelahnya, ia bernafas lega. Malu karena mengingat kejadian tadi pagi, ia mengikuti permainan Mark sampai lupa diri. Sialan batinnya. Pipinya kini bersemu jika mengingat bagaimana ia mendesah bersama dengan Mark. Hentakan pinggulnya yang begitu memabukkan, haiss membuat Jessie sampai lupa diri. Jessie menggigit bibir bawahnya, lalu memukul-mukul kepalanya sendiri, agar dirinya sadar apa yang baru saja ia pikirkan.

Suara pintu terbuka membuat Jessie mengalihkan perhatiannya dan berhenti memukul-mukul kepala. Terlihat Mark yang berdiri di ambang pintu dengan membawa nampan berisi makanan. Kini laki-laki itu berjalan santai ke arah Jessie yang masih diam menatap Mark.

"Untukmu" ucap Mark singkat, setelah itu ia melenggang pergi.

Jessie menggedikkan bahu tidak perduli, kini tangannya terulur untuk mengambil makanan yang ada di samping nakas tempat tidurnya. Jessie segera meraih sendok yang ada di sana dan segera mencicipi makanan tersebut. Ia makan dengan lahap, sambil berfikir mengapa Mark melakukan ini padanya. Ia tidak yakin Mark melakukan ini hanya karena kasihan padanya, namun ada artian lain. Ia masih ingat jika dirinya di jual. Jessie segera mempercepat makannya, setelah makan ia harus pulang bagaimana pun caranya.

Setelah selesai makan, Jessie segera memakai bajunya. Ia berjalan sedikit tertatih karena kegiatan tadi pagi. Ia belum terbiasa melakukan hal tersebut.

Jessie menatap dirinya di pantulan cermin, ia membenarkan beberapa helai rambut yang berantakan. Niat hati ingin menguncir rambutnya namun tidak jadi, karena tidak ada tali rambut sama sekalipun disini. Setelah selesai berbenah ia segera keluar dari kamar suram tersebut. Ia mulai menuruni satu persatu tangga, kepalanya menoleh ke kanan ke kiri seperti orang kebingungan.

"Mau kemana?" Jessie mengenal suara orang tersebut, siapa lagi kalau bukan Mark?

"Pulang" jawab Jessie singkat tanpa menoleh ke arah belakang, kini ia sudah berada di bawah sedangkan Mark masih ada di atas.

"Really?"

"Ya, kau sudah janji padaku!"

"Ah janji padamu? kau sedang halu ya?" tanya Mark seraya menuruni tangga, tidak lupa dengan tawa hambarnya. Membuat Jessie ingin rasanya memukul mulut Mark.

Kini Mark menatap Jessie dari atas hingga bawah, lalu tersenyum miring. "Kelihatannya kau sudah sembuh total.. apa kau bisa melaksanakan tugasmu sekarang?"

The VillainsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang