The Villains (36)+++

15.2K 433 21
                                    

INI UP YANG KE 2 YA

HAPPY READING GUIS <3

Jessie terusik dari tidur lelapnya, ia melenguh panjang lalu membuka perlahan kedua matanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jessie terusik dari tidur lelapnya, ia melenguh panjang lalu membuka perlahan kedua matanya. Jantungnya berdetak cepat ketika Mark sudah berdiri tegak di samping brankarnya.

"ASTAGA" tangan Jessie memegang jantungnya, ia sangat terkejut. Kenapa Mark tiba-tiba ada di sampingnya, habis dari mana ia? 

Tangan Mark terulur memegang rahang Jessie, wajahnya mendekat untuk meraih bibir yang sedari tadi menganggu tidurnya. Ia sudah tidak tahan. Tidak perduli dengan kondisi Jessie sekarang, yang terpenting hasratnya harus terpuaskan. Mark melumat bibir Jessie yang masih terkunci, ia yakin gadis pemberaninya terkejut. Salah satu tangan Mark meraba ke bawah ke arah selangkangan dan vagina Jessie. Si empu begitu gelisah, brankarnya terlalu sempit , jika ia bergerak menyebabkan dirinya jatuh bergelinding dan menyebabkan kegaduhan. Sedangkan Mark sedang melakukan hal seperti ini, kenapa pria gila ini tidak tahu tempat? bisa- bisa ia kepergok. Tentunya hal ini memalukan baginya. Entah dengan Mark, pria gila itu apakah masih punya malu.

Tangan Mark naik ke atas menahan tangan Jessie yang terus menolak sentuhannya. Setelah itu Mark melepaskan ciumannya, kemudian ia membuka kancing baju Jessie. 

"Kau sedang apa? jangan gila! ini di rumah sakit" gerutu Jessie.

"Jangan brisik" singkat padat dan jelas. Membuat Jessie terdiam, tatapan menusuk dan intonasi yang menuntut membuat dirinya tidak bisa berkutik.

Kedua tangan Jessie yang ditahan Mark tidak bisa memberontak, tenaganya masih lemah. Ia hanya melihat bagaimana Mark melepas kancing bajunya satu persatu.

Setelah terbuka sempurna, Mark tersenyum bringas. Seperti melihat santapan yang membahagiakan hati.

"Aku suka melihat payudara mu dengan bra merah"

"Tutup mulutmu orang gila" ucap Jessie jengkel.

Mark tersenyum, lalu mendekatkan wajahnya lagi. Mencium secara brutal dan tangannya meremas payudara Jessie lihai. Lalu tangannya turun ke bawah meraba-raba perut datar Jessie. Si empu berusaha menahan lengguhannya.

Ciuman Mark beralih ke arah leher jenjang Jessie, kembali memberi tanda disana. Terlihat di sana masih ada beberapa tanda yang belum pudar sepenuhnya. Ia akan menambahkannya lagi, seperti tidak ingin tandanya menghilang. Mark berinisiatif akan terus mengigit dan memberi tanda di leher Jessie. Agar semua orang tahu, bahwa gadisnya sudah ada pemiliknya.

Kini tangan Mark menelusup ke belakang, mencari pengait bra. Ia girang ketika menemukannya lalu segera melepaskannya.

"Kau milikku Jess" ucap Mark di sela- sela kegiatannya. Jessie mendengar apa yang di ucapkan Mark tapi ia hanya diam, mengigit bibirnya berusaha menahan desahannya.

Tangan Mark terulur untuk mengangkat bra yang menutupi payudara indah milik Jessie. Setelah terbuka, Mark mulai memindahkan ciumannya ke arah sana. Menjilat dan mengigit-gigit gemas. Kemudian ia menyesap puting Jessie seperti bayi kehausan. Spontan tubuh Jessie melengkung merasakan perlakuan Mark.

The VillainsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang