The Villains (30)

8.6K 357 7
                                    

Seperti biasa gaes jan lupa klik tombol bintangg biar aku semangat buat namatin cerita inii wkkwwk

maaf ya kalo semisal ada yang typoo

happy reading gaiss <3

Jessie melangkahkan kakinya ke dalam kelas, rambutnya yang sebelumnya dia simpul asal kini ia biarkan terurai menyentuh bahunya, dengan outfit serba hitam membuat Jessie terlihat berkali-kali lipat lebih cantik dari biasanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jessie melangkahkan kakinya ke dalam kelas, rambutnya yang sebelumnya dia simpul asal kini ia biarkan terurai menyentuh bahunya, dengan outfit serba hitam membuat Jessie terlihat berkali-kali lipat lebih cantik dari biasanya. Namun raut wajah yang memelas membuat pancaran auranya menghilang, Jessie seperti orang yang akan melayat sekarang...

"Are u ok, Jes?" mendengar suara yang ia kenal membuat Jessie tersentak mundur, suara tersebut terdengar begitu dekat. Ia tersenyum menutupi kelelahannya, semalaman ia tidak bisa tidur, semalaman juga dirinya tidak tahu harus melakukan kegiatan apa.

"Yaa, i'm ok... bagaimana denganmu?"

"No ... noo, kau terlihat tidak baik-baik saja. Kau sakit?" bukannya menjawab pertanyaan dari si empu, Edgar kembali menanyakan keadaan Jessie.

"Edgarr, aku baik-baik saja." jawab Jessie meyakinkan, namun kenyataannya benar, dirinya hanya kurang tidur bukan sakit.

Edgar menghembuskan nafasnya, lalu ia tersenyum.. "Syukurlah, btw... kau terlihat sangat cantik memakai pakaian serba hitam" kekeh Edgar.

"Kau mengejekku?"tanya Jessie penuh selidik.

"Demi Tuhan, kau sangat cantik!"

Jessie merotasikan bola matanya " Terimakasih atas pujiannya"

Edgar tertawa renyah, ekspersi menjengkelkan dari Jessie sangat amat mengemaskan menurutnya. Hal baik bahwa ia dipertemukan dengan Jessie. 

___

Setelah selesai kelas, Edgar mengajak Jessie untuk menghirup udara segar di sekitar taman yang tidak jauh dari universitasnya. Dan kini bisa dilihat raut wajah Jessie yang begitu tenang enak dipandang membuat Edgar ingin sekali menangkup wajah perempuan di depannya ini. Edgar menyunggingkan senyum, kemudian tangannya mengambil beberapa helai rambut Jessie yang berantakan lalu diselipkan ke belakang telinga. Jessie yang mendapat perlakuan lembut seperti itu sedikit membuat jantungnya berdetak lebih cepat dari sebelumnya.

"Kau ingin minuman dingin?" tanya Edgar membuka pembicaraan.
Jessie hanya menganggukkan kepala, lagi pula tenggorokannya sudah kering.

Setelah 5 menit berlalu, Edgar sudah kembali berada di sampingnya membawa 2 botol minuman dingin. Edgar memberikan minuman tersebut pada Jessie. Lalu Jessie segera meneguk minuman tersebut sampai tandas. Jessie sedikit merasa risih, karena sedari tadi Edgar terus menatapnya.

"Kenapa menatap ku seperti itu? ada yang aneh ?" tanya Jessie memberanikan diri.

Edgar menyunggingkan bibirnya sedikit, lalu mendekatkan wajahnya ke arah Jessie. "Your lips look lonely. Would they like to meet mine?"

The VillainsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang