The Villains(46)++

10.7K 309 7
                                    

OKE GAIS SEMANGAT BACANYA, LANJUTAN DARI PART 45 DAN SORRY GA PAKE GAMBAR, EMANG SENGAJA BIAR FULL CERITA WKWKW

JANGAN LUPA YA, PENCET TOMBOL BINTANG DI BAWAH...

KOMEN JUGA BOLEH, WKWKWK





Mark kembali dengan tangan membawa wadah es batu. Jessie menggigit bibirnya kuat-kuat. Ia takut, apa yang akan di lakukan Mark sekarang? kenapa dia jadi semakin tidak waras, bukan! sekarang ia malah seperti psikopat gila!

Jessie mengencangkan tangisannya ketika Mark berjalan mendekat. Hanya itu yang bisa ia lakukan. Kedua tangannya semakin sakit. Bisa dilihat sekarang, memerah dan membekas.

"Sayang, jangan brisik...sssttt!"peringat Mark, masih dengan wajah sialannya. Bibir tersenyum miring, mata sayu tapi setajam silet.

Mark kini sudah berada di tempat tidurnya lagi, ia berada di bawah vagina Jessie. Tangannya mengambil satu es batu dari wadahnya.

Perlahan es batu tersebut ia gesekan pada klitoris milik Jessie, membuat si empu menangis diiringi sedikit desahan. Mark perlahan-lahan dalam melakukannya, namun ketika menggesekkan semakin cepat membuat si empu benar-benar lemas menanggis bukan lemas keenakan.

"St ophh hiikkss k kumohon" suara Jessie semakin terbata-bata. Rasanya seperti di neraka.

"Sayang ini baru permulaan!"

Tak mendengar ucapan Jessie selanjutnya, ia mulai menjilati vagina Jessie. Lidahnya menari kesana kemari.

"Ahhhhhkk" desah Jessie ketika mark menggigit kecil klitorisnya.

Tak tau apa sebabnya, tangan Mark memukul paha Jessie hingga merah membentuk tangan.

"AKHHHHHHH"teriak Jessie tanpa desahan.

Mark kembali memainkan vagina Jessie dengan es batu yang tadi ia bawa. Mendengar tangisan Jessie disertai desahan terpaksa adalah hal bagus yang ingin ia dengarkan setiap hari. Ah, benar. Ia harus merekam suara ini.

Mark kembali turun dari tempat tidur, ia mencari ponselnya. Setelah menemukan ponselnya, ia membuka voice recorder. Bukan hanya itu, ia kembali membawa tongkat besinya tadi.

"Kali ini aku akan merekam suaramu sayang, agar aku bisa mendengarkan desahan dan tangisanmu setiap saat"

Jessie hanya menggeleng heran, ia masih menanggis. Meratapi nasibnya yang aneh! kenapa tuhan tidak pernah berpihak padanya ya?

__

Selesai dan puas akibat memukul Jessie. Mark membalikkan secara paksa tubuh calon istrinya itu. Tubuh yang lemas dan sudah tidak berdaya. Ruangan sunyi itu masih terdengar sayup-sayup suara tangis yang sudah lelah.

Kini posisi Jessie membelakangi Mark. Pria gila itu tanpa aba-aba memasukkan juniornya ke dalam vagina Jessie.

"AKHHH huhuu huhu sa kithh" tangan Jessie meremas kuat sprai sampai kuku-kuku memucat.

Mark memaju mundurkan miliknya dengan cepat diikuti tangan yang terus-menerus memukul bokong seksi calon istrinya.

"Ahhhh sialannhhh"desah Mark ke enakan.

"Ahhhhhh"

"Sweetie, akhhhhmhhnmm"

"Markhhhh, cukuphhh awshhh"

"Ahhhhhh, shittt, sayanghh ini terlaluh nikmath!"
"Akuhh ahhh tak ingin ini aahh ber akhirhhhh"

Gila, junior Mark seperti akan tembus ke lambung. Tempo yang begitu cepat dan brutal. Jessie yakin besok dirinya akan sakit dan tidak bisa berjalan dalam jangka 1 atau 2 hari.

"Sweetie....ahhhhhhh"

"Ahnmmmhh akuu haaaah gilaah ahh rasanya"

Jessie sama sekali tak mengerti pengucapan Mark. Ia tidak bisa memahaminya karena diiringi desahan dari pria itu. Desaha yang begitu dalam.

Mark memuncratkan spermanya di dalam lagi. Jessie hanya bisa pasrah. Terserah media akan menyebutnya apa. Mark sudah menanam benihnya lagi. Pria ANJING.

Tubuh Jessie lelah, kepalanya pusing. Rasanya ingin sekali ia istirahat dan berhenti. Namun itu hanya impiannya. Kini bukan junior Mark yang ada di vaginanya. Namun lidah Mark yang bermain-main di sana lagi.

"Ahhhhhhh ahhh"

Plak

"Sweetie panggil namaku"suruh Mark yang menggila.

"Ahhh, markhhhhh"

Plak 3x

"Sekarang panggil aku dengan kata sayang... sweetie"

"Ahhhhhhh, sayanghhh cukuphh ahhhhhmmm" Jessie menurut agar semua ini cepat selesai.

"Good girl"

Selesai dengan lidahnya, Mark mengambil tongkat yang ada di sebelahnya. Perlahan ia memasukkan tongkat tersebut ke dalam vagina milik Jessie.

"Ahmmmm" desah Jessie pelan, terasa nyeri.

"Menurutmu, lebih nikmat milikku atau tongkat ini!"

Jessie tidak menjawab, dalam hati takut jika terjadi luka di dalam vaginanya.

"Sayang? aku bertanya padamu?" Mark perlahan memaju mundurkan tongkat itu.

"Lebih nikmat milikmu" jawab Jessie cepat.

Mark tersenyum senang, ia mengeluarkan tongkat tersebut pelan-pelan. Tidak mau liang surganya nanti terluka.

Kemudian ia kembali memasukkan milikknya, memompanya brutal, membuat Jessie mendesah nikmat, sakit jadi satu.

__

KIW KIW

SELAMAT MEMBACA

SORI KALO ADA KAT TYPO YAA

btw part yang ini pendek juga ya(╥﹏╥)

baru sadar wkwkwkwk

The VillainsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang