The Villains (6)

14.4K 566 2
                                    

Hari ini Jessie memutuskan untuk tidak melakukan kerja part time , ia takut jika nanti dirinya bertemu dengan pria gila itu lagi.Tapi walaupun Jessie tidak kesana, pasti ada cara lain Mark menghampirinya.Gadis itu melirik jendelanya, ia segera menaruh beberapa sofa dan meja disana, berharap agar tidak bisa di buka nanti.Jessie menghembuskan nafas perlahan, ia menyungingkan senyum.
Kerja bagus, batin Jessie.

Setelah itu ia membersihkan tubuhnya dan siap ingin tidur, karena hari ini Jessie cukup lelah.

Tok tok tok

"Sayangg, ayo makan malam"suara Savore membangunkan Jessie.Gadis itu sedikit mengernyit, padahal ia baru merasa tidur kenapa waktunya cepat sekali?berulang kali gadis itu mengerjapkan mata.Kaki jenjangnya kini sudah menapak pada ubin yang dingin.Ia melangkah perlahan, lalu membuka pintu dan berjalan menuju arah ruang makan.Disana sudah ada Momnya, tapi Jessie tidak melihat Dadnya.

"Mom, apakah Dad belum pulang?"tanya Jessie seraya duduk dan mengambil piring.

"Dad mu lembur"jawab Savore singkat.
Tiba-tiba Jessie mengingat lebam di pipinya, ia segera menutupi dengan rambut panjangnya.

"Sayang, sisihkan rambutmu.Kamu terlihat kerepotan"peringat Savore, namun Jessie hanya menggeleng lalu tersenyum.

"Hari ini tidak pergi ke cafe aunty?"tanya Savore disela sela makannya.Jessie menggeleng.

"Aku ingin berhenti kerja part time mom, aku ingin fokus belajar dulu"kilah Jessie membuat Savore menyatukan alisnya.Sebelum membuka suara lagi, Savore terlebih dahulu meminum air jussnya.

"Bukannya itu dulu kemauanmu Jess?atau ada nilai yang turun?"

Jessie lagi-lagi menggeleng kan kepala"Tidak Mom, aku hanya ingin"ucap Jessie seraya berdiri dari duduknya dan berjalan menuju pencucian piring.Gadis itu mulai mencuci piringnya.Setelah selesai ia menaruh di rak tepat di sebelah wastafel.

"Mom, aku ke atas dulu.Good night"Savore tersenyum lembut, lalu mencium kening Jessie."good night sayang"

Jessie membuka kamarnya perlahan, lalu mematikan lampu kamarnya.Gadis itu kembali dalam gelungan selimut, tidak lupa membuka ponsel dan menonton film horor.Beberapa kali Jessie kaget, ketika jumpscare, ia sedikit kesal.Kenapa film ini terlalu banyak jumpscarenya?

Mata Jessie perlahan menutup, namun suara ketukan di jendela membuat gadis itu yakin, jika seseorang sedang mengetuk jendela nya dan ia tau siapa pelakunya.Jessie segera pura-pura menutup mata, berdoa agar laki-laki tersebut tidak bisa membuka jendelanya.

----

Mark perlahan mendorong jendela tersebut, ia mengumpat kesal.Sedikit kesulitan membuka jendela tersebut.ingat hanya sedikit.Ia bisa saja memecahkan kaca jendela di depannya ini.Namun Mark sedang tidak ingin membuat keributan.

Kau pikir aku bodoh"gumam Mark, setelah berhasil masuk ke dalam.

Gadis itu, Jessie merasa kini suhu kamarnya semakin dingin.Ia juga merasakan seseorang berhasil masuk ke dalam kamarnya.Jessie menutup mata seraya merapalkan berbagai doa.

Srak

Kini Jessie tidak bisa menahan matanya untuk tertutup.Ia terbelalak, lalu bangkit dari tidurnya sambil memeluk guling, berjaga-jaga jika Mark melakukan hal buruk lagi, ia bisa langsung memukulnya dengan guling tersebut.Mark terkekeh devil lalu perlahan menghampiri, gadis didepanya yang sudah mengambil ancang-ancang.

Dugh, tubuh Jessie membentur keras tubuh Mark.Kini ia ada di pelukkannya.Jessie semakin kalang kabut, ancang-ancang nya begitu percuma.Mark tersenyum miring,"Kau kalah cepat baby"ucap Mark tepat di sebelah leher Jessie.Ia merasakan bau sakura yang begitu wangi, membuat nafsu birahinya muncul begitu saja.

Jessie merasa tubuhnya meremang, suara Mark terasa lebih serak dan dalam, ia berusaha melepaskan diri dari pelukan Mark, pria gila, kejam, dan tak tau diri ini.Namun tiba -tiba tubuhnya terbanting di kasur king zize nyaa, jessie meneguk saliva susah, nafasnya terengah.Kini ia sudah berada di bawah kukungan tubuh Mark.Jessie berusaha memberontak, dengan memukuli dada bidang Mark.Nihil, ia melihat Mark tidak merasa goyah dengan pukulannya.Lalu Jessie berniat berteriak, namun mulunya dibungkam dengan ciuman kasar dari Mark.

Kedua kalinya Jessie merasakan ciuman Mark yang begitu kasar.Ia menutup rapat bibirnya, agar bibir Mark tidak bisa masuk ke dalam mulutnya.Namun Mark tidak kehabisan akal, ia menjambak kuat rambut Jessie, hingga si Empu berteriak kesakitan.Namun teriakan tersebut terbungkam akibat Mark yang berhasil mengabsen satu persatu gigi Jessie.

"Mphh leh mhh pa shh"pinta Jessie disela-sela ciumannya, ia merasa kehabisan oksigen kali ini.jessie segera mengambil nafas panjang.Setelahnya Jessie merasakan bulu kuduknya berdiri ketika Mark mendekatkan wajahnya tepat di leher Jessie.gadis itu menggelengkan kepala, agar Mark tidak bisa menciumnya.Lagi-lagi Mark tidak kehabisan akal, ia menahan kepala Jessie agar tidak bergerak.

"Ahhs aw, shh leh ah pash"Jessie merengek tidak karuan, ia memukuli lagi dada Mark."Brshngsekhhh ah"

Mark tersenyum miring, ia berhasil mencium leher yang menggodanya tadi, Mark semakin liar dan Jessie semakin meracau tak jelas.Mark senang mendengar desahan Jessie, baginya itu sangat seksi.Namun desahan itu diiringi tangisan gadis pemberani ini, hal itu sama sekali tidak membuat Mark menghentikan kegiatannya.Ia semakin gencar menciumnya.

----

The VillainsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang