The Villains(47)

10.9K 376 89
                                    

HALO GES GIMANA PART SEBELUMNYA, UDAH PANAS BELUM SIEEE(╥﹏╥)

JANGAN LUPA PENCET BINTANG DI BAWAH PLUS KOMEN JUGA GPP

TRUS MAAF NIH YEEE KALO ADA PENULISAN YANG TYPO ATAU GA NYAMBUNG...

MAKLUM MANUSIA TEMPATNYA SALAH

WKWOSKSOSKKSKSIS

LETS GOO, HAPPY READING BEBB <3




LETS GOO, HAPPY READING BEBB <3 •••••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari terasa begitu panjang baginya. Jessie perlahan membuka matanya. Jam sudah menunjukkan pukul 12 siang. Ia menganganga lalu menutup mulutnya. Kepalanya menoleh mencari seseorang, ia bernafas lega. Tidak ada pria gila yang menyiksanya kemarin.

Namun air mata Jessie turun secara langsung, badannya sakit. Kini ia menyibakkan selimutnya, menatap tubuhnya yang masih telanjang dan terdapat memar memar di perutnya. Bukan hanya disitu! ditangannya yang kemarin di tali dengan tali nilon terlihat begitu biru juga. Tangisan Jessie semakin sesenggukan. Hari ini begitu malas baginya, tidak ada aktivitas yang bisa ia lakukan mungkin?

Mata Jessie beralih pada nakas di samping tempat tidur. Terdapat nampan berisi makanan sehat 5 sempurna, wkwkwk :v. Jessie merangkak mendekatinya. Terdapat kertas bertuliskan kata maaf. Si pria gila itu apa tidak memiliki otak yang waras?

Permintaan maafnya tak sebanding dengan penyiksaan kemarin.

Tangan Jessie sengaja mendorong semua barang itu, membuat pecahan gelas dan makananya berserakan. Dikira ia akan menerima hal itu? tidak akan!

Tidak perduli lagi dengan cctv yang mengawasinya. Biarkan semua ini dilihat jelas oleh bajingan psikopat itu.

Jessie kembali menidurkan tubuhnya. Lalu tangannya menarik selimut hingga atas. Ia meringkuk, menanggis. Lebih baik ia tidur lagi, agar rasa sakitnya sedikit berkurang.

__

Mark tertawa kecil melihat tingkah laku Jessie yang mengamuk. Sebenarnya ia sudah tahu apa yang akan terjadi.

Helaan nafas bahagia membuat Mark hari ini ramah pada staf-staf kantornya. Aksi panas dan menggiurkan itu membuatnya bahagia. Ralat! sangat bahagiaa.

Ingatan Mark kembali, ia tidak lupa bahwa sudah merekam kejadian kemarin. Ia harus mendengarkan sekarang. Itu akan membuat kerjanya semakin semangat.

Baru saja mendengarkan suara Jessie, Mark sudah menutup matanya, mereka ulang kejadiannya. Ia menggigit bibir bawahnya. Ahh, Juniornya sudah bangkit lagi. Apa yang harus ia lakukan? pulang? dan mengajak Jessie melakukan hal itu lagi?

Ahh tidak , jangan. Calon istrinya masih sakit. Ia tidak tega. Terpaksa ia harus menahan ini.

"Pak?" suara gugup jelas terdengar. Tatapan nyalang Mark langsung terlihat. Pria itu langsung mematikan rekaman suara itu.

"Kenapa tidak mengetuk pintu dulu?"tanya Mark jengkel.

Wanita di depannya membungkuk, menyampaikan permintaan maafnya"Maaf, sudah ada 5 kali saya mengetuk pintu, namun tidak ada respon sama sekali. Kebetulan saya juga hari ini sedang terburu-buru" jelas wanita itu, yaitu sekertaris Mark.

Mark menaikkan sebelah alisnya.

"Saya akan menyampaikan jadwal bapak untuk hari in_"

"Stop" potong Mark membuat sekertaris tersebut mengangkat pandangnya bingung.

"Kosongkan semua jadwal saya hari ini!".

"Bukankah hari ini tidak ada pertemuan yang penting?" lanjut Mark.

Kedua mata sekertaris tersebut berkedip beberapa kali. Kenapa bosnya jadi pemalas? Ah tunggu, matanya sekarang beralih pada gundukan besar di bawah sana. Apakah bosnya sedang terangsang? benar, ia yakin bosnya terangsang. Dirinya tadi juga mendengarkan bahwa pria di depannya baru saja mendengarkan desahan-desahan dari ponselnya.

"Umm, apa ada yang bisa saya bantu?"tanya sekertaris tersebut seraya mengigit bibirnya.

"Huh?"
"Kau menggodaku?"

Tidak ada sepatah kata yang keluar dari sekertaris itu. Ia berbalik menju pintu dan menguncinya. Mark kaget, ini diluar nalarnya. Ia kira sekertarisnya itu akan pergi keluar, namun dugaanya meleset.

Tangan sekertaris tersebut meraba dada bidang Mark, kini ia sudah duduk di pangkuannya. Demi tuhan Mark tidak menyuruh atau menarik tubuh sekertarisnya itu.

"Aku akan membantumu" ucap sekertaris. Tangan nakalnya membuka perlahan kancing baju Mark. Sedangkan Mark hanya diam tersenyum miring, ingin melihat seberapa berani wanita yang ada di pangkuannya sekarang.

Mark kaget, kemejanya sudah terbuka. Sekertarisnya terlalu binal.

Perlahan wanita itu menjilati dada bidang Mark. Lalu naik ke leher, memberi beberapa tanda di sana. Selesai pada bagian tersebut, ia mulai mencium rakus bibir Mark. sedangkan si empu hanya diam, rasanya tidak seenak ketika melakukan hal ini dengan Jessie.

__

OKE GAIS SEGIN AJA YAH, KARENA AKU UP 3 PART LANGSUNG WKWKWKWK JADI SEDIKIT DEHH :(

TAKUT KALIAN BOSEN

DUH KAYAKNYA BERANTAKAN BANGET KALIMATNYA :(

IM SO SORRY

The VillainsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang