The Villains(39)

9.2K 385 27
                                    

JANGAN LUPA PENCET BINTANG DI BAWAH YAA

HAPPY READING GAESS <3



"Belum cukup?" tanya Jessie tiba-tiba

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Belum cukup?" tanya Jessie tiba-tiba. Mark menoleh menatap Jessie.

"Apa kau masih ingin membuatku sengsara?"

Tanpa sepatah ucapan dari Mark, tanganya terangkat untuk membelai pipi Jessie. Kemudian mendekatkan wajahnya dan mencium pipi Jessie sekilas.

"Sudah selesai" jawab Mark.

"Lalu? lepaskan aku"

Mark menggeleng"Kau calon istriku, apa kau lupa?aku sengaja menaruh benih di dalam rahimu"

Jessie terdiam, ia baru ingat. Ia menggigit bibirnya khawatir.

"Jangan menggigit bibir bawahmu" peringat Mark dengan nada suara yang tiba-tiba berbeda. Jessie mendengus sebal, ia bangkit dari duduknya. Lebih baik tidur lagi daripada menanggapi Pria gila ini. Pasti tidak ada habisnya. Ia akan berpikir juga bagaimana caranya menyelesaikan masalah ini. Hah... apa ia akan di cap sebagai pelakor nantinya?

"Sayang, mau kemana?" tanya Mark lembut, mencekal tangan Jessie.

"Jangan memanggilku sayang" ketus Jessie, ia menghempaskan tangan Mark. Lalu melangkah sedikit berlari untuk menghindari Mark.

Mark ikut bangkit dari duduknya, mengekori Jessie dari belakang. Ia sedikit terkekeh melihat bagaimana cara berlari Jessie. Bisa saja ia berlari dan menangkap gadisnya itu, namun biarkan saja. Ia ingin melihat kelucuan lainnya dari Jessie.

___

Jessie merebahkan tubuhnya pada tempat tidur king size milik Mark. Begitu pun dengan Mark ia ikut berbaring di samping gadis pemberaninya. Lalu memiringkan badan, agar ia bisa melihat wajah Jessie dari arah samping. Hidung mancung dan pipi yang cabi menggambarkan seorang Jessie, cantik dan imut menjadi satu. Tangan Mark terangkat membelai rambut Jessie, si empu hanya diam tidak tahu harus merespon seperti apa.

"Kau masih membenciku?" tanya Mark membuka suara membuat Jessie menolehkan kepalanya, ia mengrenyit, kenapa pria gila itu tiba-tiba bertanya? apa pedulinya?

"Tentu saja, kau sudah merubah semua nasib hidupku" jawab Jessie mengebu-gebu, orang mana yang tidak benci jika hidupnya dibuat hancur berantakan?

"Bukan aku, tapi Tuhan"

Alis Jessie menyatu, ia kesal tidak tahu bagaimana cara menjawab ucapan pria gila di sampingnya ini.

The VillainsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang