The Villains(44)

8.2K 364 37
                                    

HAI GUIS SEPERTI BIASA, JANGAN LUPA KLIK BINTANG DI BAWAH YAAA <3 MAAF JIKA ADA TULISAN YANG TYPOO DAN MAKASIH YANG MASIH SETIA BACA THE VILLAINS.....

HAPPY READING YAA <3




Jessie melangkahkan kakinya masuk ke dalam cafe bernuansa coklat elegan, ia tersenyum mendapati tempat tersebut lumayan sepi, jadi ia bisa menghabiskan waktunya di sini tanpa kebisingan yang membuatnya pening

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jessie melangkahkan kakinya masuk ke dalam cafe bernuansa coklat elegan, ia tersenyum mendapati tempat tersebut lumayan sepi, jadi ia bisa menghabiskan waktunya di sini tanpa kebisingan yang membuatnya pening. Jessie melangkahkan kakinya menuju kasir dimana tempat memesan. Ia memesan satu ice blend rasa coklat diatasnya diberi krim susu dan satu wadah makanan Burrito, makanan khas dari Meksiko. Makanan ini terdiri dari tortilla gandum yang diisi berbagai macam daging. Lalu daging-daging yang sudah dimasak ini biasanya hanya isi satu-satunya, dan kemudian digulung dengan tortilla.

Setelah memesan Jessie membalikkan tubuhnya, matanya menelisik setiap tempat yang dirasa nyaman untuk ia tempati. Setelah menemukannya ia segera berjalan melangkah di mana temlat tersebut. Ia mulai mendudukkan bokongnya di kursi. Jessie menghela nafas, sudah lama rasanya ia tidak seperti ini, mungkin terakhir kali ketika ia berusaha kabur dari Mark? Ah kabur?? Benar, bukannya ini kesempatan emasnya lagi? ia bisa kabur. Tidak ada penjaga yang memata -matai nya lagi.

Dalam lubuk hati Jessie ia memantapkan akan tetap kabur dari Mark. Ia tidak boleh seperti ini lagi. Setelah dari cafe ini ia berniat untuk pulang ke rumahnya sendiri dan membereskan barang-barangnya. Ia akan berusaha pergi jauh dari Mark, meninggalkan Australia.

___

Mark memijat pangkal hidungnya, kepalanya pusing. Sedari tadi ia belum menemukan jejak Jessie sama sekalipun. Kenapa Jessie harus meninggalkan ponselnya? itu membuat dirinya sedikit kesulitan. Namun Ia sedikit lega, karena sudah memerintahkan beberapa bawahannya untuk mencari gadis kecilnya itu. Ia tidak akan kehilangan Jessie lagi. Tidak akan pernah. Yang jadi miliknya harus tetap jadi miliknya sampai akhir. Ah omong kosong apa itu? padahal ia baru saja meninggalkan Laura. Yang katanya cinta pertamanya. Tidak ada yang bisa di percaya dari diri Seorang Mark Leonard.

Mark memberhentikan mobilnya tepat di cafe yang dimana di dalamnya terdapat Jessie. Ia tersenyum bangga matanya yang jeli kali ini bisa menemukan wanitanya. Keberuntungan berpihak padanya lagi. Ia segera turun setengah berlari menuju dalam cafe. Keadaan yang sepi membuat Mark mampu menemukan Jessie dengan cepat.

"Sweetie"tangan Mark memegang kencang lengan si empu. Membuatnya tersentak kaget.

"Uhuk uhuk" Jessie segera meraih minumannya.

Setelah minum ia menatap tajam Mark yang masih berdiri di sampingnya, namun seketika tatapan tajam itu menciut melihat tatapan Mark yang lebih nyalang. Ia menelan saliva susah, apa ia membuat sesuatu yang salah? apakah Mark tahu rencananya? Pastinya Mark tahu! gerak geriknya mudah terbaca!

The VillainsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang