The Villains(59)

4K 217 11
                                    

Haloooo , aku balik lagii.....

Makasihh yang udah bilang "cepet sembuh" dll, aku jadi terharu🥺

Seperti biasa jan lupa like yaaaww

happy reading gaess ♥️😍



Hayo siapa yang setuju sama kata kata di atas angkat kaki☝️☝️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hayo siapa yang setuju sama kata kata di atas angkat kaki☝️☝️..... HAHAHAHAH




Joy menatap intens Jessie, mulai dari atas hingga bawah. Ia berfikir bahwa Jessie lumayan juga, pilihan Mark tak pernah meleset. Kemudian ia menyunggingkan senyumnya.

"Hei, sepertinya aku menarik kembali kata-kataku"

Kedua alis Jessie menyatu, apa maksud orang di depannya ini? ia akan menarik kata-katanya yang mana?

"Daripada kau mencintai Mark, lebih baik kau jatuh cinta denganku" senyum dibibirnya semakin melebar, namun pandangannya masih fokus lurus ke depan.

Tentunya ucapan tersebut sama sekali tak digubris Jessie, ia mengalihkan perhatiannya pada pohon-pohon yang menjulang tinggi.

"Sampai" tuturnya, membuat degupan jantung Jessie kembali terpompa cepat. Sebentar ia menatap orang yang bernama Joy itu, lalu tangannya mulai membuka pintu mobil.

"Stop, aku akan membukakan pintu untukmu nona" cicit Joy, ia dengan segera turun dari dalam mobil, bukan tanpa alasan, Joy takut Jessie melarikan diri.

Jessie turun perlahan, matanya mengelilingi sekitar. Sinar matahari sudah mulai hilang, udara dingin menusuk tulangnya. Tempat ini begitu asing dan menyeramkan, tak ada pemukiman dan orang sama sekalipun, hanya terdengar suara gesekan daun dan beberapa suara binatang hutan.

"Apa benar Mark menyuruhmu membawaku kesini?" Jessie takut, curiga Mark akan membunuhnya disini dan perjanjian kala itu hanyalah sebuah alibi.

Joy tak menjawab, dengan lancang tangannya melingkar pada pinggang Jessie membuat si empu dengan sigap menepisnya. "Kau" geram Jessie, ia menuding dengan mata yang membulat lebar.

"Shhh, Nona tenanglah"

"Aku bisa jalan sendiri, tak perlu kau papah" sahut Jessie cepat, kini ia membalikkan tubuhnya. Ia dapat melihat rumah peninggalan jaman dahulu yang masih berdiri kokoh di depannya, ada rasa terkesima karena terlihat begitu unik.

Perlahan kaki Jessie mulai melangkah, namun perasaan gundahnya masih belum teratasi. Ia takut kali ini rencana Mark buruk untuk ke depannya. Jessie menoleh, mendapati Joy yang menatapnya.

The VillainsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang