The Villains (48)

6.1K 282 22
                                    

Hallo hallo haa, hufttt aku baru balik lagii, maaf ini kasih harapan palsu sama kalian semuaa huhuhu, aku ngrasa bersalah banget guisss....

Aku super duper sibuk, sampek ngelantarin cerita the Villains, sebenernya lagi pengen sistem kebut malam. Tapi kayaanya aku ga bisaa, masih bingung buat ngatur waktu....

Tapi kalo mulai Part ini di update bersamaan sama Part terakhir , berati aku berhasil kebut beberapa malam, HEHEHe

terimakasih buat yang masih setia nunggu cerita lemot inii, love love banyak buat kalian <3

Jangan lupa harus tetep pencet bintang di bawah ya... semoga aku bisa kebut beberapa malam. XIXIXXI

HAPPY reading cintaaquuuuw

selamat datang untuk pembaca baru <3 




Mark mendorong kasar tubuh sintal sekertarisnya, sudah cukup

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mark mendorong kasar tubuh sintal sekertarisnya, sudah cukup. Tidak ada rasa gairah membara yang membuatnya bosan.

Sementara itu, wanita yang di dorong tubuhnya merasa tertolak mentah, ia segera merapikan bajunya lalu membungkukkan badan mengisyaratkan kata maaf, kemudian ia pergi meninggalkan Mark yang menatapnya bosan. Rasa malu bercampur gugup menjadi satu, kelakuan bodohnya bisa menyebabkan hilangnya pekerjaan yang ia cintai.

"Dasar bodoh" gumamnya.

Mark bangkit dari duduknya ia meraih kunci mobil di sebelah tumpukan kertas. Tidak lupa dengan ponselnya, ia sudah merindukan Jessie.

"Aku pulang sayang" cicit Mark dengan senyum yang mengembang. Belum ada beberapa jam di kantornya tapi ia memutuskan untuk pulang.

Langkah kaki Mark begitu mantap, senyum miringnya menghiasi wajah tampannya. Beberapa kali ia menyahut sapaan dari para staf, membuat mereka sedikit heran. Sebenarnya apa yang terjadi dengan bossnya? apakah bossnya baru saja mengalami kecelakaan hebat yang mengakibatkannya gagar otak dan menjadi orang baru, atau ada yang lain? entahlah, namun ini yang diinginkan para staff. Suasana kantor sedikit mulai terasa nyaman tanpa ketegangan di setiap biliknya.

.......

Jessie menggeliat, tangannya memegang tepat pada kening. Rasanya seperti berputar, tubuhnya terasa sangat lemas. Ia menoleh , di atas nakas kini sudah tak tersisa apapun. Sedikit rasa penyesalan karena ia membuang sia-sia makanan. Mau bagaimana lagi, emosinya tak bisa terbendung. Kini ia berusaha bangkit dari tidurnya menjadi duduk, ia menyenderkan tubuhnya pada headboard yang empuk. Dirinya melamun untuk beberapa menit, kemudian membuat pergerakan lagi. Jessie berusaha turun dari tempat tidur, ia akan membuat makanan. Perutnya sudah lapar dan tidak bisa dibiarkan.

The VillainsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang