The Villains (7)

14K 536 3
                                    

Lengan kekar memeluk Jessie dari belakang.Ia merasa tidak nyaman sekali.Ingatanya kembali pada kejadian kemarin malam.Gadis itu segera menyingkap selimut tebal yang menutupi dirinya dan pria gila di belakangnya.Hembusan nafas syukur keluar begitu saja.Jessie berusaha melepaskan tangan kekar tersebut dari perutnya.

"Baby, kau sudah bangun hmm?"tanya Mark sembari mengencangkan pelukkannya, sungguh ini sangat menyiksa bagi Jessie.

"Lepas bodoh"Mark tidak menggubris ucapan gadis yang dipeluknya, ia melenguh dan menenggelamkan kepalanya di leher jenjang Jessie.
"Kau sungguh wangi, dan aku menyukai aromanya"gadis tersebut tak perduli, ia terus memberontak.
"Bibirmu juga sangat manis, sampai membuatku candu"lanjut Mark membuat Jessie menghentikan aktivitas nya, ia berpikir jika pria ini benar-benar tak waras.

"Lepaskan Tuan Mark, hari ini aku ada jadwal"Mark terkekeh mendengar ucapan Jessie, ia tak mudah di bohongi.

"Jangan berbohong baby, aku sudah tahu semuanya tentang mu dan keluargamu"Mark semakin menenggelamkan kepalanya di leher Jessie, gadis itu bergerak tak nyaman.

"Jesss, ayo makan pagi nak"suara Savore begitu mengagetkan Jessie, ia meminta mohon agar Mark melepasnya.

"Iyaa Mom, sebentar"

"Kumohon Tuan"

Ide muncul di kepala Mark, ia mengangguk"Tapi ada syaratnya"ucap Mark dengan senyum miringnya.

"A-pa?"tanpa aba-aba Mark langsung meraup bibir Jessie rakus.Jessie tak habis pikir.Reflek kedua tangan Jessie mendorong dan memukul mukul dada bidang Mark.

"Hah hah hah"tangan Mark mengelap bekas bibir yang ia cium, warnanya semakin memerah.Jessie menepis cepat tangan Mark, lalu beranjak dari tempat tidurnya. Ia melangkah masuk ke dalam kamar mandi, mencuci muka dan gosok gigi.Setelah itu ia turun ke bawah.

----

"Pagi, Mom, Dad"sapa Jessie seraya menarik kursi makan di depannya.

"Jess, bibirmu kenapa?"tanya Savore di sela sela menuangkan nasi di piring  Brams dan dipiring Jessie.

Spontan gadis itu memegang bibirnya"Kenapa mom?"belum dijawab pertanyaan yang dilontarkan Jessie, kini Savore bertanya lagi"Lehermu juga, kamu kenapa?"kini tangan Jessie beralih pada lehernya, ia beranjak dan mencari kaca.

Jessie menahan nafas sebentar, ada banyak kissmark disana"Jess"panggilan Savore membuyarkan lamunannya.Jessie kembali ke tempatnya.

"Semalam ada serangga di kamarku Mom, Dad, dan aku berusaha mengejarnya lalu memukulnya tapi, nihil aku tidak berhasil"ucap Jessie seraya memasukkan sesuap sendok kedalam mulutnya.

"Apakah serangganya besar jess?"tanya Brams,laki-laki itu sudah siap dengan baju kerjanya.Terlihat masih sangat tampan walau usia sudah memakannya.

"Tidak terlalu besar Dad"Brams mengangguk."Nanti Dad akan mengirimkan orang untuk membersihkan kamarmu"

Uhuk uhuk, Jessie terbatuk seketika.Savore dengan cepat mengulurkan minuman untuk putri bungsunya itu."Pelan pelan sayang"Brams menggeleng kepala.

"Mom, dad aku ke atas dulu"ucapan Jessie hanya diangguk i Savore dan Brams.

Sesampainya di kamar Jessie mengrenyitkan dahi, berpikir sejenak, kemana pria tersebut.Jessie menggedikkan bahu, lalu ia mulai membersihkan tempat tidurnya.
Suara deheman membuat Jessie spontan menoleh, matanya membelalak tak percaya.Ternyata pria itu belum pergi dari dalam kamarnya.Seribu sumpah serapah keluar di dalam batinnya.
Ia sangat muak melihat wajahnya.

"Sekarang juga, keluar dari kamarku"suruh jessie, ia benar-benar marah.Mark bersedekap dada, menatap Jessie datar.

Gadis itu berjalan mendekat, spontan tangan Jessie menampar Mark, ini ke tiga kalinya Jessie menampar pria kejam itu.Si empu yang ditampar memegang pipinya, lalu berjalan mendekat ke arah Jessie, bukannya takut gadis itu malah menantang, menatap Mark penuh kebencian.

Mark berdiri semampai di depan Jessie, tanganya yang kekar menarik paksa dagu Jessie, gadis itu terlihat meringis.Mark sedikit menundukkan tubuhnya, mensejajarkan dengan Jessie.Kedua mata Mark menyipit, melihat lebam yang tersisa di pipi kanan Jessie, ia terkekeh.

"Apakah ini masih sakit baby?"Jessie menepis tangan Mark.

Plak, Mark kembali menampar pipi kanan Jessie.Gadis itu sampai terduduk di lantai.Ia menahan air matanya yang akan keluar.Mark berjongkok, ia tersenyum miring.
"Itu akibatnya jika kau berbuat sekenanya denganku"

Air mata Jessie luruh perlahan, melewati pipinya, namun dengan cepat Jessie mengusapnya.
"Aku senang melihatmu menderita, ingat ini hanya awalan"Mark berdiri dari jongkoknya, lalu memakai pakaian lengkap dan keluar melewati jendela.Jessie menanggis sesenggukan, ia menatap dirinya di cermin.Melihat pipinya yang membiru lagi, dan satu lagi ia juga melihat beberapa kissmark di lehernya.Jessie benar-benar kacau.

-

---

Maap ni yaa kalau partnya sedikit, soalnya lagi gak ada ide sama sekalii, jangan lupa vote dan komennya, itu termasuk dukungan kalian agar aku bisa lanjut ceritanyaa.Dadaaa kecup manis dari petraaa😘

The VillainsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang