The Villains (9)

12.1K 544 6
                                    

Jessie pulang tepat jam 9 malam.Hari ini ia bisa tertawa lepas bersama Alfred, melupakan kejadian yang menimpanya.Ia masuk ke dalam rumah disambut hangat kedua orang tuanya.Ia tersenyum, berbincang sebentar lalu kembali ke kamar. Menaruh tas nya dan menyalakan lampu.

Dehaman di samping tubuh Jessie membuat gadis itu terkejut setengah mati, ia beringsut mundur.Ya , Jessie melihat pria gila tersebut, duduk manis dan tersenyum miring.

"Ada apa?"tanya Jessie singkat, berharap kali ini mulutnya tidak lancang.

Mark bangkit dari duduknya, suara langkah sepatu perlahan mendekat ke arah Jessie, gadis itu terdiam.

Tangan Mark mengambil beberapa helai rambut Jessie, ia tersenyum lalu menciumnya.Jessie tetap diam, ia menelan saliva susah.

"Dari mana baby?"Jessie menghembuskan nafas pelan, ia melangkah menjauh dari Mark, tubuhnya benar-benar lelah dan masuk ke dalam kamar di suguhi pertanyaan yang tidak penting menurutnya.

Jessie duduk di depan meja rias, ia mulai membersihkan wajahnya berusaha mengabaikan Mark yang masih berdiri disampingnya dan menatap tanpa mengalihkan perhatian.Jujur ia sangat risih, dan tidak tahu harus bagaimana...

Ketika Jessie hendak bangkit dari duduknya,Mark kembali mendudukkan Jessie.

"Kau dari mana baby?"gadis itu'jessie' memejamkan matanya, ia mendengus kesal.

"Bukan urusanmu tuan"ucap Jessie selembut mungkin ditambah senyum manisnya.Mark mengangkat sebelah alisnya, ia terkekeh pelan membiarkan Jessie berjalan ke arah kamar mandi.

"Apa aku boleh ikut,hmm?"tanya Mark penuh penekanan.Tangan Jessie terhenti, ia menoleh, tidak jadi membuka pintu kamar mandi.Menatap Mark sebentar lalu masuk ke dalam kamar mandi, ia tidak ingin keributan malam ini, ia hanya ingin tidur dan bisa kuliah dengan tenang untuk esok harinya.

Selesainya cuci muka ganti baju dan gosok gigi, Jessie menatap malas ke arah tempat tidur.

Deritan suara tempat tidur membuat Mark kembali membuka matanya.Ia melihat Jessie tidur membelakanginya.Tanpa basa basi, tangan kekarnya memeluk tubuh munggil gadis tersebut, membuat si empu bergerak tak nyaman.

"Aku punya kabar gembira untukmu"
Ucap Mark tepat di telinga Jessie.

"Kau tidak ingin tau sayang?"kini tangan Mark membelai pipi kanan gadis tersebut.

"Aku menyuruh bawahanku untuk menghadang pulang pacarmu itu, aku tidak suka denganya"

Jessie masih diam, ia berusaha mengontrol detak jantungnya.Sekarang rencana apa yang dilakukan Mark?

"Mungkin besok kau sudah tidak bisa bertemu dengannya, dann"

"D-an?"kini Jessie mengeluarkan suaranya gugup.Ia takut terjadi sesuatu pada Alfred.

"Kau ingin tau kelanjutannya?"

"Ya"

"Dann aku bisa menghancurkan hidupmu, tanpa ada penghalang sedikit pun, kau tau itu"
ucap Mark pelan namun penuh tekanan.

Mark membalik mudah tubuh Jessie dan ia hanya diam, menatap Mark dalam remang-remang lampu.

"Aku mohon, jangan lakukan apapun pada Alfred"lirih Jessie.Kekehan Mark membuat Jessie bingung sekaligus ketakutan.

The VillainsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang