Part 1

6.3K 325 2
                                    

«بسم الله الر حمن الر حيم »


⚠️ WARNING! (17+)

• sedikit info ya, buat part pertama ini sampai kedepannya bakal ada kata-kata kasar. Karena si Ayra ini awalnya emang trouble maker banget.

• so, sering-sering istighfar aja ya😌

• tidak untuk ditiru!

Sore hari menjelang magrib kali ini tampaknya awan sedang tak bersahabat denganku. Namun, jangankan hujan, badai, angin ribut, gempa bumi pun tidak bisa merubah tekad ku. Aku sumringah kala mendapati Yuda a.k.a pacar ku telah mendapatkan anak tangga.

"Udah, ayo turun!" katanya, dengan intonasi rendah.

Aku mengangguk. Perlahan demi perlahan aku mulai melangkahi pagar pembatas dan menapaki satu persatu tangga tadi. "Pegangin tangganya!"

"Iya ini pegangin, yang!"

"Eh, kok goyang ya."

"Adanya cuma tangga ini. Udah gapapa, cepetan!"

"Iya sab- EH-"

"Ra, hati-hat-"

Tanpa ku sadari, aku malah menapaki udara yang jelas-jelas tak ada wujud sama sekali. Aku oleng dan sialnya lagi aku melepas pegangan tangan dari tangga. Hingga... /BRUK!!

"Akh, shitt!" geram Yuda, ketika badannya aku tindih.

Buru-buru aku bangun dengan panik, ditambah lagi dengan suara teriakan ayah dari dalam rumah. "SIAPA ITU...!?"

"Yud, buruan, Yud!"

"Nih pasang, pasang!" katanya, melempar helm seenak jidat. Yuda mulai menstater motor, disusul aku menaiki motor.

Belum sempat aku memasang helm, Yuda menarik gas menuju halaman depan. "Heh, bego! Jangan lewat depan!"

Dan sialnya lagi, Yuda spontan menarik rem yang membuatku terbentur helm Yuda. "Anjir!" umpatku.

"Sorry, sorry! Lupa!"

🍁

"Widih... dateng juga lo pada." celetuk Reza -teman Yuda.

Sejak aku dan Yuda tiba di club malam, dentuman keras serta bau alkohol nan gilanya orang-orang disini lebih dulu menyambut kami. Tak peduli dengan itu, aku yang dirangkul mesra oleh Yuda lantas bergegas menghampiri teman-teman kami yang lebih dulu tiba.

"Khawatir nih, ye...!!"

"Khawatir nggak ada yang bayarin lebih tepatnya!" saut Tessa.

"Dipikir kita mau kabur kemana, sih, hah!?" sergah Yuda.

"Yaa, mojok? Anuan? Bhahahaha...!!" balas Reza lagi, ambigu.

"Sialan!"

"Halah, bacot lo pada. Nih minum! Lo pada pasti haus, kan?" tawar Tessa, sembari menggeser dua botol bir ke hadapan kami. Tanpa sepatah kata, Yuda menuangkan isi botol tadi di dua gelas kecil, lalu menyerahkan segelas untukku minum.

"Tapi jangan banyak-banyak." katanya yang mengerti arti tatapanku. Lantas aku menerimanya tanpa beban. Pasalnya, minum-minuman begini bukan kali pertama aku menenggaknya. Terakhir kali aku diajak oleh mereka untuk bolos sekolah untuk pesta bir.

Gila??

Lebih gilanya lagi kami melakukannya di atap gedung sekolah. Dan endingnya, kami kepergok oleh OSIS hingga nyaris di do dari sekolah.

"Btw mana tuh si Ayu? Gak ikut, dia?" tanyaku, celingukan.

Baik Tessa dan Ghea, mereka kompak menatapku. "Ah... lo kaya gak tahu dia aja, sih, Ra. Kalau nggak tidur ya pasti cari mainan baru." kata Ghea dengan santainya.

Hijrahku di bangku SMA (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang