22

582 78 3
                                    

"Kau adalah alasan aku tersenyum, aku telah menantikan seumur hidupku untuk membuatmu menjadi kekasihku... Dan aku tidak akan melewatkan kesempatan ini lagi, Y/N maukah kau menikah denganku?"

Y/N POV

Gaun putih yang indah, sebucket bunga yang cantik, dan 1 pasang sepatu yang manis. Semuanya kini ada di depanku, aku melihat calon kakak iparku yang begitu cantik kini di depanku sedang merapikan gaun pernikahannya. Pipinya yang merona merah dan matanya yang terlihat begitu cemas dapat aku lihat dengan sangat jelas.
"Kak Eren... sangat beruntung sekali, Kakak Mikasa sangat cantik!" Ucapku sambil mengambil gambarnya melalui handphone yang aku bawa.

Senyumnya merekah, membuat kecantikannya bertambah. Ia tersenyum sambil mengelus pundakku.
"Kau juga sangat cantik, pasti dia akan jatuh cinta lagi saat melihatmu" Ucap Mikasa kemudian.
"Maksudnya? Jean?" Tanyaku.
"Kau akan tau, aku harap semua impianmu hari ini dapat terwujud" Ucap Mikasa lagi.

Semua ucapannya cukup aneh, aku masih sama sekali tidak mengerti namun sebelum aku bertanya lagi. Seseorang kemudian mengetuk pintu ruangan kami.
"Apakah kalian sudah siap? Segeralah keluar dari ruangan, acara akan segera di mulai" Ucap Armin dari balik pintu.
"Oh... I-iya!" Balas Mikasa.

Mikasa pun segera beranjak pergi untuk menuju ruangan acara, aku mengikutinya dari belakang. Terlihat pula Armin yang sedikit berlari di samping Mikasa dengan membawa kotak cincin. Aku tertawa melihat Armin yang sedikit kesulitan mengimbangi langkah kaki Mikasa.
"Hati-hati!" Teriakku menginggatkan mereka.

AUTHOR POV

Terlihat seorang pria dengan potongan undercut-nya kini sedang meminum teh diruangannya, pikirannya kembali melayang, tangan kirinya sedang memegang undangan pernikahan yang beberapa hari yang lalu sempat hampir ia buang. Ia ingin datang dan melihat Y/N namun ia takut untuk menampakkan diri.
"Sial, seperti ini lagi" Umpatnya.

Sebuah notifikasi handphone-nya kini dapat ia dengar, Hange dia mengirimkan beberapa pesan teks yang cukup banyak.

"LEVI! Kau sudah kembali kan! Aku baru tau kabar ini dari alis tebal!"
"LEVI TEGA-NYA KALIAN MENYEMBUNYIKAN INFORMASI SEPENTING INI DARIKU!"
"Ku kira kau di makan titan atau hilang entah kemana!"

"Levi! Aku sedang di pernikahan kakaknya Y/N, Eren! Kau harus kesini!"
"Jangan khawatir disini ada banyak teh juga! Dan mereka memberiku souvenir lucu! Ahh! Kau harus kesini!"
"Alis tebal juga ada disini! Aku mengajaknya hahaha aku harap kau bisa kesini! Dan menjelaskan semua masalahmu padaku!"
"CEPAT KESINI CEBOL!"
"Tunggu dulu ini pernikahan Eren atau Y/N? Kenapa Y/N..."

Mata Levi membulat saat Hange menyebutkan nama Y/N di text-nya, ia menunggu kalimat selanjutnya yang akan Hange kirim tapi tulisan offline muncul diatas nama profile-nya.
"Sial... Mata empat itu selalu membuatku frustasi" Ucap Levi kembali.

Pikirannya kemana-mana, ia kemudian meneguk dengan kasar teh panas yang berada di samping tangan kanannya. Bibirnya terasa sedikit terbakar saat menyentuh teh yang masih panas tersebut.
"TSH! SIAL" Umpatnya lagi.

Tidak seperti biasanya Levi terlihat begitu ceroboh. Sehingga tanpa ada pikiran lagi kemudian ia berlari sambil membawa kunci mobil. Mungkin ia hanya akan melihat dari kejauhan sosok perempuan yang selalu ia rindukan.

Mobil pun kini melaju dengan kencang menyisahkan debu di jalanan. Levi memang terlihat konyol sekarang ini, ia tidak berniat untuk pergi ke pesta itu namun pakaiannya sudah terlihat sangat rapi seakan-akan ia akan pergi kesana.

Y/N POV

"Y/N kau tampak begitu cantik" Ucap Jean menyanjungku.

Dia terus berkata cantik ribuan kali seakan-akan aku lupa dengan pujiannya 5 menit yang lalu.
"Kau sudah mengatakannya tadi hahaha" Ucapku sambil merapikan pita putih di lehernya.

Ia tersenyum cukup lama sambil tangan kanannya menggaruk-garuk leher. Suara alunan musik kini kembali terdengar, aku dapat melihat Kakak Mikasa dan Eren sedang berdansa bersama di tengah-tengah ballroom. Aku benar-benar terpesona dengan mereka, bagaikan sepasang burung yang menari-nari di langit mereka sungguh pasangan yang cocok.
"Y/N... Maukah kau berdansa denganku?" Tanya Jean kemudian.

Aku ingin sekali menolak ajakkannya namun melihat raut wajah Jean membuatku kembali merasa bersalah.
"Ok, tapi aku kurang bisa ber..."
"Ssstt, kau cukup tersenyum lalu mengikuti gerakkan kakiku saja" Tarik Jean kemudian.

Seluruh mata tertuju pada kami, Kakak Eren bahkan tersenyum melihatku berdansa dengan Jean. Alunan musik yang mengalun perlahan kemudian berubah berintonasi cepat. Beberapa orang yang melihat kami berdansa di ballroom kini seakan-akan terhinopsis dan ikut berdansa, menari, dan berputar-putar mengikuti irama lagu.
"Jean hahahaha"

Aku memanggil namanya disaat ia terus memutar-mutarkan tubuhku. Ia menggengam tanganku erat, matanya tertuju padaku, dia terlihat sangat bahagia hingga aku juga ikut tersenyum.
"Kau benar-benar sangat cantik! Hahaha ayo aku akan mengajakmu menari hingga kakimu lemas" Ucapnya.
"Kau tega sekali hahaha sudah cukup Jean"
"Setelah kakimu lemas maka aku akan menggendongmu seharian... Sama seperti saat kita masih kecil, aku akan menggendongmu hingga setiap orang yang melihat akan berpikir bahwa kau adalah milikku"

Aku cukup terkesima dengan kalimat yang ia lontarkan. Beberapa orang yang ikut menari pun sesekali melihat ke arahku, mungkin mereka melihat betapa kakunya tubuhku yang bergerak ke kanan dan ke kiri.
Kami menari sesuai dengan irama sesekali bahkan kita berganti pasangan. Kini tiba-tiba tanganku terasa ditarik seseorang, terlihat Hange yang mengenggam tanganku tersenyum cerah. Bibirnya mengigit bunga mawar merah, aku cukup terkejut melihat ia memberikan bunga tersebut kepadaku.
"Hange? Hahaha kau datang... Aku pikir kau tidak datang" Ucapku sambil menerima bunga miliknya.
"Hey D-I-A... Mungkin juga akan datang"
"Siapa?" Tanyaku lagi.
"Kau akan tau... Kau terlihat cantik seperti biasanya Y/N! Aku sampai keliru siapa disini yang akan menikah Mikasa atau kau"

Ku miringkan kepalaku mencoba mengerti perkataan Hange namun tiba-tiba dari ujung pintu putih ballroom aku melihat siluet orang yang aku kenal. Aku cukup terpaku, Hange kemudian memegang tanganku sambil menarik-narikku untuk terus ikut menari bersamanya.
Siluet yang aku kenal masih dengan setia melihat kearahku. Apakah itu dia? Aku terus bertanya-tanya, namun keraguan di hatiku masih banyak. Aku takut jika terus berharap hal ini akan berulang kali menyakitiku.
"Hai, kita bertemu lagi... Bagaimana kakimu sudah lemas?" Ucap Jean yang ternyata sudah berada di depanku.

Suara musik yang tadinya ber irama cepat kini semakin melambat. Beberapa orang yang menari pun sebagian dari mereka kembali duduk ditempat duduknya. Dari tengah ballroom terlihat Kakak Eren dan Mikasa yang melihat kearahku dengan senyum penuh arti. Sebuah bucket bunga kemudian tiba-tiba mereka lemparkan kearah Jean.
"Jean..."

Aku cukup terkejut saat Jean kini menangkap bucket bunga tersebut sehingga kemudian ia berlutut tepat di depanku. Semua mata kini benar-benar menyaksikanku dan Jean. Aku menunggunya buka suara karena aku masih tidak mengerti dengan apa yang akan ia lakukan. Dan tiba-tiba ia pun berkata-kata.

"Kau adalah alasan aku tersenyum, aku telah menantikan seumur hidupku untuk membuatmu menjadi kekasihku... Dan aku tidak akan melewatkan kesempatan ini lagi, Y/N maukah kau menikah denganku?"

Tanganku bergetar, suara tepuk tangan kini dapat aku dengar dengan jelas menyorakki kita. Aku melihat sekeliling mencoba mencari siluet tadi.

"Siluet itu hilang"

To be continued

I'm Not The Only One [LEVI X READER]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang