27

529 70 3
                                    

AUTHOR POV

"Lepaskan tangan busukmu dari gadisku!" Pekik Levi tajam

Kata-kata itu seolah-olah kini menusukku Jean. Ternyata Y/N sudah dengan cepat kembali kepada Levi dan dengan mudah ia melupakannya.
Emosi yang cukup besar kini menguasai Jean sehingga ia mendorong Levi dan memukul pipinya. Levi yang tidak menerima perlakukan itu pun kemudian membalas dengan memukul kembali wajah Jean.
"JEAN! CUKUP! LEVI!!! BERHENTI!" Teriak Y/N berusaha melerai mereka namun usaha Y/N sia-sia.

Mereka masih saling memukul hingga pada akhirnya suara teriakan Y/N terdengar oleh Eren. Dengan sigap Eren menengahi mereka.
"APA YANG KALIAN LAKUKAN!" Lerai Eren.

Kedua tangan Y/N memegangi lengan Levi, ia cukup terkejut dengan Levi yang tidak seperti biasanya dapat terpancing emosi.
"Dia! Orang brengsek ini! Dia berani mendekati Y/N!" Ucap Jean.
"Siapa yang kau bilang brengsek? Brengsek" Ucap Levi kemudian.
"Cukup! Ini rumahku, Y/N masuklah kedalam bersama Jean... Dan kau Levi, aku tidak ingin membuat masalah jadi tolong pergilah" Ucap Eren kemudian.

Mata Y/N kemudian melebar saat Eren dengan jelas mengusir Levi tepat di depannya. Gadis cantik itu kemudian mengenggam erat tangan Levi, ia tidak ingin berpisah lagi dengan pria yang masih ia cintai itu.
"Kak Eren! Ini tidak adil" Ucap Y/N.
"Eren... Maaf aku juga tidak ingin ini semua terjadi tapi percayalah padaku aku tidak akan membuat masalah bagi Y/N jadi tolong ijinkan aku untuk terus bersamanya"
"Apa aku tidak salah dengar Levi? Kau selalu yang membuat masalah, kau bahkan sudah beberapa kali membuat Y/N dalam masalah!"

Eren kemudian menarik dengan keras tangan Y/N hingga hampir membuat keseimbangan Y/N hilang. Kedua tangan Jean kemudian dengan sigap memegangi lengan Y/N. Wajahnya nampak khawatir, namun gadis cantik itu menepis tangan Jean dengan kasar.

Suara langkah kaki pun kemudian terdengar, terlihat Mikasa yang berjalan mendekati pintu. Ia memegang pundak Eren sambil tersenyum.
"Eren, suruhlah mereka masuk ke dalam... Mungkin ada sesuatu hal yang ingin di bicarakan oleh Levi, lagi pula ini sudah malam jika harus bertengkar sekarang. " Ucap Mikasa kemudian.

Hembusan nafas berat kini dihembuskan oleh Eren, ia tidak suka jika harus berbeda pendapat dengan Mikasa. Lagi pula alasan Mikasa juga cukup jelas untuk tidak membuat keributan.
"Masuklah, sebelum aku berubah pikiran" Ucap Eren kemudian.

LEVI POV

Aku bisa merasakan bahwa Mikasa berusaha untuk membantuku dengan memperbolehkanku untuk masuk kedalam rumah. Ku duduk di ruang tamu dengan Y/N yang duduk di sampingku, Aku juga dapat melihat Jean terus menatapku dengan tatapan tidak sukanya.
"Apa yang ingin kau bicarakan" Tanya Eren to the point.

Ku telan air ludahku, sambil merapikan baju yang ku kenakan. Mungkin memang ini waktu yang tepat untuk berbicara jujur dan mendapatkan restu yang aku selalu inginkan.
"Eren, aku akan menikahi Y/N" Ucapku.

Seluruh mata di ruangan kemudian membulat menatapku. Aku juga dapat melihat Y/N yang terkejut pula dengan perkataanku. Aku memang belum pernah membicarakan hal ini kepadanya sebelumnya, aku juga tidak ingin hubungan ini hanya sekedar pacaran saja.
"Dan kau kesini untuk meminta ijin?" Tanya Eren.
"Ya, aku hanya ingin ini semua jelas" Ucapku lagi.

Eren kemudian berdiri dan beranjak dari kursi yang ia duduki, dengan tatapan dingin ia melihat kearahku. Aku juga sudah mengerti jawaban yang akan ia katakan dari ekspresinya.
"Sampai aku matipun, aku tidak akan membiarkan Y/N bersama denganmu, jadi sekarang pergilah" Jawab Eren lagi.
"Kakak!"
"Mikasa tolong bawa Y/N ke atas, aku tidak ingin melihatnya merengek seperti anak kecil" Ucap Eren kepada Mikasa.
"Eren... Kau sehar-"
"Tolong Mikasa" Potong Eren.

Mikasa pun kemudian menarik tangan Y/N untuk membawanya ke atas.
"Kakak! Dengar!!! Biarkan aku menjelaskan juga!" Ucap Y/N sambil berlalu.

Ku hembuskan nafasku dengan kasar, aku dapat melihat Jean yang tersenyum dengan penuh kemenangan.
"Pergilah sebelum aku memanggil polisi, aku harap tanpa aku harus menjelaskan jawabanku kepadamu... Kau sudah mengerti jawabanku" Ucap Eren sambil pergi dan menaiki tangga.

Ku beranjak dan berdiri dari sofa, untuk mengejar dan memohon restu adalah hal yang tidak bisa aku lakukan.
"Pergilah Levi, jangankan meminta restu... Bahkan berpikir kalau Y/N adalah milikmu itu juga tidak pantas" Cibir Jean.
"Satu-satunya orang yang tidak pantas adalah kau"
"Aku? Aku adalah orang yang selalu bersamanya... Sedangkan kau adalah orang yang selalu membuatnya kecewa dan memang mungkin sekarang Y/N masih mencintaimu tapi aku akan membuat ia melupakanmu... Jadi aku harap kau bisa pergi dan menjauhinya"

Aku hampir memukul wajah Jean karena perkataannya tersebut. Ia menyombongkan hal yang tidak ia miliki. Ku berjalan sambil berlalu meninggalkan rumah Eren.
"Teruslah berangan-angan tapi Y/N akan terus bersamaku kali ini" Ucapku.

Mungkin memang benar aku selalu membuatnya kecewa namun apakah salah jika berharap adanya kesempatan lagi? Bahkan jika aku bisa memutar kembali waktu, aku akan memutarnya. Namun dikehidupan nyata seperti ini penyesalan hanya bisa hilang dengan adanya kesempatan. Dan aku akan mendapatkan kesempatan itu untuk mendapatkan Y/N lagi.

Y/N POV

Sudah sekitar 1 jam aku berada di dalam kamar, Kakak Eren mengunciku di dalam kamar sendirian. Aku juga sudah berteriak-teriak memintanya untuk membukakan namun itu semua sia-sia. Ucapan Levi terus membuatku terbayang-bayang.

"Eren, aku akan menikahi Y/N"

Ia mengucapkan dan meminta ijin tanpa adanya pembicaraan apapun denganku. Hingga akhirnya terdengar suara ketukan pintu, aku benar-benar yakin itu pasti Kakak Eren.
"Jika Kakak hanya ingin marah tanpa mendengarkan penjelasanku sama sekali, lebih baik Kakak pergi dari sini" Ucapku.

Pintu pun akhirnya terbuka aku melihat Kakak Eren yang datang sambil membawa beberapa makanan ditangannya. Ia tersenyum hingga kemudian duduk di samping kasurku.
"Makanlah ini makanan favorite-mu, Jean dan Mikasa yang sengaja membuatnya" Ucap Eren kemudian.
"Tidak lapar"
"Yakin?"

Eren kemudian mengodaku dengan memakan beberapa suap makanan favoriteku. Ia tersenyum sambil mengedipkan matanya.
"Kau benar-benar tidak mau makan? Kalau begitu aku akan memakan semuanya" Ucapnya sambil mencubit pipi kananku.
"Hentikan, Kakak akan menghabiskan semuanyaaa! Ini milikku!" Ucapku.

Seperti biasanya Kakak Eren selalu sukses membuatku tersenyum bahkan setelah ia membuatku marah maupun menangis. Ku peluk lengannya yang masih memegangi sendok.
"Kakak... Kau marah karena aku berhubungan dengan Levi?" Tanyaku.
"Hmm tidak, hanya saja kau bisa mendapatkan pria yang lebih baik dibandingkan dia, contohnya seperti Jean" Ucap Eren sambil membelai rambut hitamku.

Ia kemudian meletakkan makanan di atas meja riasku dan mendudukkan kepalaku di pahanya.
"Y/N... Kau adalah satu-satunya adik yang aku punya dan adalah tugasku untuk terus menjagamu, memastikanmu untuk terus aman adalah kewajiban bagiku... Aku juga sangat ingin kau bahagia"
"Bagaimana jika dia bahagiaku?" Tanyaku.
"..."

Kakak Eren kemudian berdiri dan memberikanku makanan kepangkuanku. Ia masih tersenyum dan membelai kepalaku dengan lembut.
"Makanlah jika sudah kembalikan piringnya ke dapur... Pikirkanlah ucapanku tadi, dengar... Aku hanya ingin kau benar-benar bahagia" Ucap Eren sambil berlalu pergi.

Walaupun Kakak Eren sudah mengetahui bahwa aku mencintai Levi, ia tetap tidak mau mendengarkan penjelasanku sama sekali. Aku sangat yakin Jean kemari juga untuk membicarakan mengenai hubunganku dengannya. Beberapa masalah ini membuatku tidak nafsu makan karenanya, aku hanya bisa berharap Kakak dapat bisa menerima keputusan yang aku pilih nantinya.

To be continued

***
Sorry guys lama ga update, bukannya males tapi lagi bener-bener sibuk hehe.
Tapi besok aku bakal update lagi kok hehe 😜

***
Happy reading and don't forget your vote 💛

I'm Not The Only One [LEVI X READER]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang