13

777 100 6
                                    

"Memang itu semua sudah menjadi kenangan, tapi masih terasa nyata bagiku"

LEVI POV

"Levi... Kau harus menjadi pria yang kuat, walaupun mungkin Ibu sudah tidak bisa lagi menemanimu suatu hari nanti..."

"Levi... Walaupun kau tidak memiliki seorang ayah, Ibu berharap cinta Ibumu ini bisa lebih dari cukup untukmu"

"Kau adalah anak yang paling ibu banggakan"

"Suara itu terus mengangguku dan masih teringiang dengan jelas" - Ibu

"Aku memang bukan paman yang baik, tapi aku tidak menyesal telah mendidikmu sebagai Levi yang sekarang"

"Jangan menangis, Kau adalah laki-laki kan?"

"Kita ini adalah Ackerman, siapa lagi yang bisa mengemban tugas ini selain kita?"

"Suara itu terus mengusik pikiranku" - Kenny

"Levi!!! Kau akan menikahiku kan?"

"Levi... Aku benar-benar mencintaimu, kau adalah duniaku, harapanku, dan impianku"

"Kau mau putus? Kalau begitu putuskanlah aku jika kau sangat mencintai perempuan itu"

"Suara yang terus membuat hatiku sakit setiap menginggatnya" - Y/N

Aku masih berada disampingnya, melihatnya tertidur di ranjang rumah sakit. Bukan Y/N yang aku kunjungi, tapi Petra. Semenjak kejadian kemarin Eren tidak menginjinkanku untuk melihatnya.
"Levi..." Panggil Petra pelan.
"Hm?"
"Pulanglah, kau sudah 1 malam disini... Kau butuh istirahat" Ucapnya.

Aku tidak bergeming. Aku masih ingin disini walaupun tidak bisa melihat keadaannya. Wajah memarnya dan banyaknya luka yang ia punya tidak sebanding dengan rasa cape ku selama ini.
Petra memegang tangan kananku, matanya berkaca-kaca.

"Aku berharap dia adalah kau"

"Apa yang terjadi?" Tanyaku padanya.
"Entahlah... Beberapa hari lalu aku mengikuti Y/N di rumah sakit, aku sedikit emosi saat mengetahui kau masih memiliki perasaan dengannya jadi aku berencana untuk berbicara baik-baik, namun aku malah menjadi saksi penculikannya" Jelasnya sambil menangis.
"Kenapa kau tidak memberitauku?"

Ia menghembuskan nafas sambil menghapus air matanya. Aku hanya bisa menunggu jawaban darinya. Entahlah siapa orang yang mengkhianatiku yang disebutkan oleh Zeke.
"Aku mencoba menghubungimu tapi mereka sudah menangkapku, maafkan aku" Ucapnya.
"Atas apa kau meminta maaf?"
"Atas semuanya... Aku meragukan perasaanmu sebelumnya! Maafkan aku! Bahkan kau datang menyelamatkanku dan menungguku siuman hingga sekarang, terimakasih Levi"

Ia menangis. Aku tidak tau harus berkata-kata apa.

"Jika saja dia benar-benar kau"

Ku beranjak pergi meninggalkan ruangan rawat Petra, ia melihatku masih dengan senyumnya.
"Istirahatlah, aku bisa menjaga diriku sendiri... Jangan khawatir" Ucapnya.

Langkahku terus berjalan hingga sampai ke depan pintu kamar Y/N. Di jendela aku bisa melihat Armin, Jean, dan Mikasa berada disana. Mereka berbincang-bincang sedangkan Y/N masih tertidur disana, pasti luka yang ia alami cukup parah. Ku ketuk pintu kamar tersebut, mencoba untuk melihat Y/N dari dekat. Namun Jean pun datang, matanya terlihat marah.

I'm Not The Only One [LEVI X READER]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang