39

610 61 8
                                    

LEVI POV

"Bagaimana? Enak?" Tanya Y/N.

Baru 1 suap makanan bahkan baru saja memasuki mulutku, Y/N terus menatapku dengan penasaran. Pasti ini masakkan buatan rumah, sudah cukup lama aku tidak merasakan makan makanan keluarga seperti ini.
"Hm ya"

Ia tersenyum dengan sangat manis, rambut hitamnya yang ia biarkan terurai membuat manis senyumnya semakin indah. Walaupun mungkin aku belum menjadi keluarganya, namun suasana makan bersama seperti ini, cukup sama seperti suasana makan bersama ibu dan pamanku dulu. Ku menatap Y/N yang kemudian masih menatapku, ku ambil karet rambut yang berada di saku jasku sedari tadi.
Ibuku selalu mengikat rambutnya saat ia makan. Ku pegang surai rambut Y/N dengan lembut, sambil mencoba mengikat rambutnya kebelakang. Aku bisa mencium bau manis di rambutnya yang aku ikat. Sangat lembut, rambutnya sangat lembut.
"Uhuk, aku pikir ini makan malam biasa... Tapi sekarang seakan-akan makan malam calon pengantin" Ucap Eren kemudian.

Entah sejak kapan ia menjadi jauh lebih baik sekarang. Sikapnya tidak lagi terlalu dingin, mungkin karena aku telah sedikit mendapatkan rasa simpatinya.
"Kakak!!! Jangan bilang seperti itu~ Sangat jarang sekali Levi bersikap manis kepadaku... Lihat, bahkan dia sekarang mengikat rambutku" Ucap Y/N.

Wajah cemberut Y/N yang menggemaskan membuatku tersenyum, sungguh bagaimana bisa seorang gadis kecil berwujud malaikat duduk disebelahku?
"Y/N? Berapa kali kakak bilang untuk mengikat rambutmu saat makan? Sepertinya kau harus potong rambut... Lihat? Bahkan Levi menjadi repot karena rambutmu" Ucap Eren lagi.
"Kakak tidak tau apa itu romantis, jadi kakak diam saja"
"Y/N, jangan menjawab jika orang lebih tua sedang menasihatimu!" Elak Eren.

Mereka berdua benar-benar ribut hanya karena masalah rambut. Merepotkan, namun sangat lucu.
"Kalian berdua bisa memilih makan malam dengan tenang atau makan malam diluar?" Ucap Mikasa kemudian.

Aku cukup terkejut dengan suara Mikasa yang cukup serius kini membuat kedua bersaudara itu diam.
"Kakak Mikasa menakutkan" Bisik Y/N ke arahku.
"Ya~" Jawab Eren yang mendengar.
"Jadi, Levi... Kami mengundangmu kesini untuk mengucapkan terimakasih karena sudah menjaga Y/N selama ini" Imbuh Mikasa.
"Tidak perlu, sudah menjadi kewajibanku untuk menjaganya" Jawabku.

Mata Eren kemudian mengarah ke cincin Y/N. Aku bisa melihat sorot matanya kemudian menjadi lebih serius.
"Apakah ada yang ingin kau bicarakan pada kami? Setelah makan malam ini?" Tanyanya kemudian.
"Ya"
"Baiklah, kalau begitu sekarang saja... Aku ingin tau penjelasanmu"

Ku letakan sendok dan garpu diatas piring. Ku ambil air dan segera meminumnya dari gelasku. Eren masih melihatku dengan cukup serius, sedangkan Mikasa nampak bosan dan masih tetap makan dengan tenang.
"Kakak? Kenapa serius se-"

Ku raih tangan kiri Y/N dan mengenggamnya dengan erat. Aku bisa merasakan ia sedikit khawatir. Dengan mengenggam tangannya dan sedikit tersenyum, aku cukup yakin Y/N bisa sedikit lebih tenang.
"Ya, aku rasa kau sudah tau mengenai hal ini sebelumnya... Aku ingin menikahi adikmu"
"..."
"Aku sangat mencintai nya bahkan lebih dari hidupku sendiri, aku harap kau bisa menerimanya dan mengijinkanku untuk menikahinya"

Suara dentingan sendok yang menyentuh piring dapat ku dengar. Eren kemudian menuangkan wine merah tepat digelasnya dan meninumnya.
"Kakak?"

Ia masih tidak merespon dan sibuk meminum wine nya. Sial aku harus bilang apa lagi untuk membuatnya memaafkanku.
"Aku cukup tau kau tidak menyukaiku, tapi aku harap ini tidak menjadi penghalang untukmu menerimaku sebagai pasangan adikmu"
"Eren?" Panggil Mikasa melihat kearah Eren.

Eren meletakkan gelasnya sambil tersenyum penuh arti ke Y/N. Ia membelai surai Y/N hingga ke pipinya.
"Y/N, dia adalah satu-satunya keluarga dan adik tersayangku"
"..."
"Y/N juga salah satu harta yang paling berharga yang aku punya... Aku sangat mencintainya sebelum kau mencintainya, aku yang menghapus air matanya disaat tanganmu tidak ada untuknya, dan aku adalah orang pertama yang menemaninya sebelum kau bersamanya"

Eren menjelaskan dengan air mata di pelupuk matanya.
"Kakak? Kenapa menangis?" Ucap Y/N.
"Eren? Kau tidak apa-apa?"

Mikasa memegangi pundak Eren, sedangkan Y/N juga hampir menangis disana.
"Aku baru mengenalmu dengan baik disaat kau menjaga Y/N selama dirumah sakit, sebelumnya aku hanya melihatmu sebagai pria brengsek yang hanya ingin mendapatkan Y/N"
"..."
"Aku tidak tau seberapa besar kau mencintai adikku ini, tapi yang aku tau... Y/N benar-benar mencintaimu, bahkan terkadang aku sangat cemburu saat tau kenyataan ini haha"

Eren kemudian beranjak berdiri, mendekatiku. Sepertinya aku akan ia pukul. Kenapa sungguh sulit sekali mendapatkan Y/N, tidak hanya Y/N saja yang mencintaiku. Tapi aku juga sangat mencintainya. Aku sangat mencintainya melebihi apapun didunia ini.
"Levi... Aku memberimu ijin untuk menikahi adik cenggengku ini"

Jantungku seakan-akan telah berhenti. Eren memegang pundakku dan tersenyum. Entah jin darimana yang memasukinya sekarang sampai ia bisa berbicara seperti itu.
Seketika ku raih dan ku peluk Eren, air mataku hampir menetes sekarang. Kata-kata yang selama ini aku tunggu dan ku dambakan dapat aku dengar.
"Eren, terimakasih! Aku akan menjaga dan melindungi Y/N, aku benar-benar sangat mencintainya"
"Hahaha kalau begitu baguslah, aku sangat berharap kau bisa menggantikanku untuk terus berada di sisi Y/N selamanya" Ucapnya kemudian.

Sebuah tangan mungil kemudian memelukku dan Eren dari samping. Y/N, gadis manis yang cantik itu kini menangis tersedu-sedu sambil terus memeluk dengan erat.
Ku belai surai rambut hitamnya sambil menghapus air mata sebelah kanan sedangkan Eren ia menghapus air mata Y/N sebelah kiri.
"Aku benar-benar mencintai kalian!" Ucap Y/N.
"Hahaha dasar cenggeng"
"Oi brat, aku juga sangat mencintaimu" Ucapku.

/Ting/

Sebuah dentingan gelas dapat dengan jelas aku dengar. Mikasa masih duduk dengan raut wajahnya yang ia tekuk ia kemudian berdiri.
"Tidak ada yang boleh memeluk Eren tanpa ijinku"
"Oi Mi-mikasa..."
"Kecuali jika bersamaku!" Ucap Mikasa sambil berlari dan memeluk Eren dan Y/N.

Aku dapat melihat sebuah hubungan keluarga yang amat erat disini. Mereka memiliki hubungan yang sedari lama aku inginkan. Hubungan keluarga yang hangat. Ku mundurkan langkahku, aku bisa melihat senyum mereka yang mengembang dengan jelas.
Sebuah tangan kemudian terulur di depanku, tangan Y/N terulur sambil matanya menatapku.
"Mau bergabung?" Tanyanya.

Ku raih tangan tersebut tanpa berpikir panjang. Sebuah pelukan kemudian dapat aku rasakan. Hangat dan penuh dengan arti, cukup sulit bagiku untuk mendiskripsikannya. Tapi yang jelas, perasaan yang dulu sempat hilang disaat ibu dan pamanku tiada, kini terisi lagi. Aku bahkan baru saja menyadari perasaan itu terisi lagi setelah aku kini memilikinya.
Baru kali ini, aku merasa sangat sangat beruntung dihidupku dapat bertemu dengan Y/N dan memiliki keluarga yang bisa menerimaku apa adanya.

Selama ini aku selalu bertanya-tanya, apakah ibuku bisa tersenyum kepadaku dan senang dengan percapaianku selama ini. Dan dari sekarang aku tau, jika ibuku melihat... Ia pasti akan tersenyum senang. Bahwa sekarang, anaknya telah memiliki keluarga baru.
"Y/N? Aku sangat beruntung bisa berada disini sekarang...Terimakasih" Bisikku di telinganya.

To be continued

Hi guys, bentar lagi selesai 😭
🌼 Thanks for all your voted 🌟
Your comments and all your support 🏵

💫 Hehehe tomorrow is the end of our story ☀️
So stay tuned!
Hope you still enjoy my next story and see you tomorrow! ⭐️

I'm Not The Only One [LEVI X READER]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang