30

611 70 1
                                    

"You don't believe me? But my tears tell me that I love you"

AUTHOR POV

Terlihat seorang pria berambut coklat sedang berlari di koridor rumah sakit. Wajahnya cemas, air mata sudah lama membasahi kedua pipinya. Dengan pakaian yang setengah basah ia terus berlari tidak mempedulikan beberapa orang yang telah ia tabrak.

Hingga kemudian ia bisa melihat seorang laki-laki dengan potongan undercut-nya sedang duduk bersandarkan tembok. Banyak bercak darah di sekitar baju putihnya, ia terus menunduk seakan-akan tidak memiliki tenaga sama sekali.
"LEVI! BRENGSEK!!!" Teriak pria tersebut sambil memukuli Levi yang hanya diam tidak berdaya di lantai rumah sakit.
"KATAKAN! APA YANG TERJADI DENGAN Y/N!"

Namun Levi masih tidak memberikan respon apapun, ia hanya diam dan menatap lantai rumah sakit dengan tatapan kosongnya.
"LEVI!"

Beberapa saat kemudian lampu ruangan IGD berwarna hijau, hingga dibarengi dengan beberapa dokter yang keluar dengan bercak-bercak darah di pakaian mereka.
"Siapa diantara kalian yang memiliki golongan darah yang sama dengan pasien? Kita akan melakukan operasi darurat, mohon dengan cepat pihak keluarga dapat segera menandatangani beberapa dokumen sehingga kami bisa memulai operasi itu" Ucap dokter.
"Sa-saya calon suaminya! Dokter, bisa menggunakan namaku!"
"Maaf dengan siapa saya bicara?" Tanya salah satu perawat tersebut.
"Jean... Jean Kirstein"
"Baiklah mari ikuti saya untuk mempercepat proses penandatanganan" Ucap perawat tersebut sambil berlalu pergi dan yang segera di ikuti oleh Jean dari belakang.

Levi masih diam. Ia bahkan sesekali membenturkan kepalanya di tembok rumah sakit. Ia menyesal tidak dapat mencegah kejadian yang menimpa Y/N.

Flashback

"Kau pikir aku bodoh Levi? Kau membodohiku dengan drama ini... Kau bahkan masih menjalin hubungan dengan Petra!!! Apa kau tidak memikirkan perasaanku sebelumnya?"

"Percaya padaku! Aku tidak memiliki hubungan dengannya lagi! Itu semua kesalahan masa laluku!!!"

Telepon telah terputus, Y/N mengakhiri panggilannya. Mobil yang ia kendarai terus melaju melesat melewati mobil-mobil yang berlalu lalang. Levi terus mengejarnya, ia juga terus mencoba untuk kembali menghubungi Y/N, namun berkali-kali Y/N mematikan teleponnya.
"SIAL!!!" Umpat Levi.

Levi terus mengikuti Y/N dari belakang, ia khawatir sesuatu hal yang buruk dapat terjadi. Hingga tiba-tiba dari arah kiri sebuah mobil melesat dan hampir menabrak Levi dari depan sehingga membuat Levi harus menginjak rem dan berhenti mendadak. Namun, dengan cepat ia segera kembali menancapkan gasnya lagi, matanya terus berfokus kejalanan. Hingga dari beberapa meter pandangannya, ia menemukan mobil Y/N yang menabrak pinggiran pembatas jalan. Bagian roda depan bahkan sudah hampir jatuh ke jurang.
"Y/N!!!!!!"

Levi berteriak sambil keluar dari mobil. Ia mendekati perlahan mobil tersebut dan melihat keadaan Y/N yang sudah menunduk di stir mobil. Darah bahkan sudah menetes keluar dari pelipisnya.
"Y/N!" Teriak Levi lagi namun masih belum ada jawaban dari Y/N.

Levi kemudian berusaha membuka pintu mobil tersebut namun usahanya sia-sia. Mobil sedikit demi sedikit terus mendekati jurang karena mesin mobil masih menyala. Dengan cepat Levi memukul-mukul kaca jendela mobil Y/N.
"Y/N!!!! KAU DENGAR AKU?" Teriak Levi sambil terus memukul.

Beberapa tetes darah kemudian mulai terlihat di tangan kanan Levi. Namun luka tersebut tidak ia indahkan sama sekali. Ia terus memukul dan mencoba menahan mobil dengan tangannya. Hingga beberapa saat kemudian kaca pun pecah.
Ia kini bisa melihat dengan jelas Y/N yang sudah tidak bergerak dan terkulai lemah tidak sadarkan diri di jok mobilnya.
Beberapa serpihan kaca yang masih menempel di jendela mobil kini ia kembali pukul dengan siku lengannya.
"Y/N!!! KAU DENGAR AKU? TERUS BERSAMAKU! AKU MOHON TETAP TERUS BERSAMAKU!" Teriak Levi sambil mencoba mengeluarkan tubuh Y/N dari mobil.

Hingga beberapa saat kemudian setelah Levi berhasil mengeluarkan tubuh Y/N dari mobil. Mobil pun terjatuh dan terjun ke jurang. Tangan Levi bergetar, ia melihat darah Y/N terus mengalir dari pelipisnya. Ia memeluk dengan erat tubuh mungil Y/N sambil tangan kirinya mencoba menghubungi ambulance.
"Aku tidak akan membiarkanmu pergi!" Ucap Levi dalam hati.

Suara ambulance pun akhirnya datang setelah beberapa menit Levi melakukan panggilan telepon. Beberapa petugas medis juga dengan sigap membawa dan mengangkat Y/N dengan hati-hati. Sedangkan Levi dengan setia terus mengenggam erat tangan Y/N. Ia terus memanggil-manggil namanya walau masih belum ada jawaban.
"Tuan, apakah anda suaminya?" Tanya seorang petugas medis tersebut.

Levi hanya menggeleng ia tidak menjawab apapun.
"Apa kau mengenal salah satu keluarganya?"

Levi kemudian mengeluarkan handphone di saku celana Y/N. Matanya masih terpaku dengan tubuh Y/N yang berbaring tak berdaya di kasur medis. Salah satu dari petugas tersebut kemudian melakukan panggilan telepon.
"Y/N... Bertahanlah sayang" Ucap Levi lemah.

Flashback off

LEVI POV

Memang benar aku ini pria yang brengsek. Aku kini bisa melihat Jean yang berlalu pergi untuk menandatangani dokumen operasi. Aku kembali menundukkan kepala, semua kejadian buruk yang dialami Y/N selalu disebabkan olehku. Entah apa lagi yang akan Y/N alami sekarang. Mungkin benar yang Eren bilang padaku, aku tidak pantas untuk Y/N.
Beberapa saat kemudian dokter-dokter tersebut memasuki ruangan IGD. Aku kemudian berdiri, mencoba untuk berbicara dengan salah satu dokter tersebut.
"Dokter! Tolong selamatkan Y/N!" Teriakku.
"Iya tuan, tapi sementara kami hanya memiliki 1 kantung darah, jadi akan lebih baik jika kalian bisa mencari pendonor darah secepat mungkin" Ucap salah satu perawat tersebut.

Pikiranku kosong, aku bahkan tidak memiliki kenalan dengan golongan darah yang sama dengan Y/N. Ku ambil handphone-ku dan segera melakukan menelepon Oluo dan yang lain untuk secepatnya mencari golongan darah untuk Y/N, namun belum sempat aku melakukan panggilan, tangan Jean segera membanting handphone yang ku genggam.
"Kau tidak perlu repot-repot untuk mencari pendonor, Eren akan kesini secepatnya! Jadi sebelum kau kehilangan kehormatanmu, pergilah dari sini" Ucap Jean.
"Tidak! Aku akan menunggu Y/N sampai ia kembali sadar!" Ucapku. 
"Kau benar-benar tidak tau diri"

Jean pun kemudian berlalu pergi meninggalkanku yang masih berdiri di depan ruang IGD. Entah hal apa yang akan di lakukan Eren saat melihatku disini dan hal apa yang sudah atau akan diceritakan Jean kepadanya mengenai masalah ini. Tapi satu hal yang aku selalu teguhkan, aku tidak akan pernah lagi lari.

"I still and I will waiting for you, cause I still remember our promises"

To be continued

I'm Not The Only One [LEVI X READER]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang