"Kamu adalah sebagian dariku yang selalu aku butuhkan"
AUTHOR POV
"KAU MENIKAH?" Teriak Hange dengan keras.
Levi hanya terdiam, ini sudah ketiga kalinya ia menjawab pertanyaan Hange. Namun gadis berkacamata itu masih terus bertanya setiap 5 detik, Levi menjawab.
"KAUUU!! MENIKAHH?" Tanyanya lagi.
"Jika kau masih mengulangi pertanyaan yang sama, kakiku yang akan menjawab pertanyaanmu, mata empat" Jawab Levi.Hange menelan ludahnya, ia sepertinya telah berlebihan dalam berkata-kata. Hange kemudian kembali terduduk ia tersenyum jahil sambil mencolek pundah Levi sesekali.
"Heyy ayolah jangan marah, aku hanya bercanda"
"Cukup mata empat... Aku sedang tidak ingin bercanda, aku kemari hanya ingin memberikan undangan saja"
"Hahaha aku tidak menyangka waktu bisa bergulir secepat ini, sepertinya baru kemarin aku melihatmu mabuk karena Y/N dan sekarang kau akan menikahinya" Sanggah Erwin sambil melihat isi kartu undangan.Levi tersenyum, ia kemudian kembali menuangkan teh ke cangkir miliknya.
"Haha ya... Aku harap kalian bisa datang" Ucap Levi kemudian.
"Tentu saja! Aku akan membawa baju bayi sebagai bingkisan pernikahanmu nanti" Ucap Hange lagi.
"Aku benar-benar turut senang Levi, aku tidak menyangka kau bisa mendahuluiku menikah... Kapan Tuhan memberiku jodoh ya?" Ucap Erwin sambil menghembuskan nafasnya kasar.
"Kau tidak mau menceritakan bagaimana Eren bisa setuju? Lalu bagaimana dengan Jean? Aku dengar ia sangat mencintai Y/N, bukan?"
"..."Y/N POV
Aku melihat Jean yang kini sedang duduk sambil meninum kopi di depanku. Kakak Eren sendiri yang menyuruhku untuk mengundang Jean secara langsung dan memberikan undangan pernikahanku, ini untuk lebih menghargainya. Sehingga aku pergi ke restoran-nya untuk berbincang disana.
"Hi Y/N! Haha aku tidak menyangka kau datang sepagi ini, ingin sekalian sarapan?" Ucap Jean sambil memberikan buku menu kepadaku.Jean masih belum tau tentang pernikahan ini, bagaimana aku memberitaunya?
"Terimakasih Jean, tapi aku sudah sarapan... Kakak Eren memaksaku untuk sarapan sebelum berangkat haha"Ku garuk tengkuk leherku yang tidak gatal, mencoba memikirkan kalimat apa yang harus aku katakan kepadanya. Ia kemudian tersenyum sambil kembali duduk.
"Hey ayolah, kalau begitu mungkin minum saja... Kau suka sekali dengan Latte, bukan?"
"Haha ya baiklah"
"Anggap saja ini sebagai hadiah karena kau sudah datang sepagi ini untuk bertemu denganku"
"Terimakasih Jean kau memang baik"
"Baiklah tunggu sebentar aku akan membuatkannya" Ucapnya sambil berdiri dan bergegas ke meja barista.Ku juga beranjak berdiri sambil melihatnya sibuk memanaskan kopi disana. Dia memang seperti ini, selalu melakukan banyak cara untuk membuatku terkesan.
"Jadi, ada perlu apa malaikat cantik ini datang ke sini?" Tanyanya.
"Tidak apa-apa... Aku hanya ingin memberikan sesuatu untukmu" Ucapku.
"Ahh ini dia Latte special untukmu" Ucap Jean sambil menyerahkan secangkir kopi di depanku.Ia masih tersenyum seakan-akan menungguku untuk berbicara lagi. Ku ambil cangkir tersebut dan segera meminumnya, hingga tanpa ku sadari kopi tersebut hampir membakar bibirku dan menumpahkan beberapa tetes di baju yang ku kenakan.
"Ahh tsh, panas!"
"Y/N! Kau tidak apa-apa?" Ucap Jean yang berusaha mengelap sisa kopi di bajuku.
"Hahaha tidak apa-apa, Jean... Maaf aku ceroboh"Ku tepis tangannya yang masih mengelap tisu di bajuku. Air wajahnya terlihat khawatir disana.
"Kalau begitu kau bisa pakai jaketku untuk menutupi noda kopi itu! Tunggu sebentar aku akan mengambilnya"
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Not The Only One [LEVI X READER]
FanfictionJika itu adalah takdir mungkin inilah cara bagaimana aku kehilanganmu. Namun dengan kata "kehilangan" itu tidak berarti aku melupakan. Jika kita bisa bertemu di dunia yang berbeda atau di kehidupan selanjutnya, aku tidak akan melepaskanmu seperti a...