23

581 76 5
                                    

JEAN POV

"I started being a boyfriend before I was ever the boyfriend"
"I started being a husband when I was only the boyfriend"
"And I allowed us to play house in a home that wasn't ours"

Flashback

Masih dengan jelas aku mengingatnya di memoriku, mengingatnya sebagai masa depanku, mengingatnya sebagai satu-satunya gadis yang paling aku dambakan.
"Suatu hari nanti jika kau sudah dewasa aku pasti akan menikahimu" Ucapku pada Y/N yang masih bermain dengan bonekanya.

Ia tersenyum lalu memberikan ku teddy bear berwarna coklatnya.
"Kalau begitu Mr. Teddy akan menjadi saksi kita!"
"Janji?" Tanyaku memastikan dengan memberikannya jari kelingkingku.
"Kata Kakak Eren ga boleh ada janji..."
"Kalau begitu ini rahasia kita"
"Kata Kakak Eren ga boleh ada rahasia"

Ku cubit pipi merah mudanya, merasa gemas dengan semua lontaran balasan yang ia berikan kepadaku. Ia terlihat sangat manis sama seperti sekarang.
"Jean! Aku juga mau ice cream! Berikan!"

Ia selalu menginginkan makanan yang aku makan, apapun itu. Bahkan ketika ia benci sayuran dan melihatku memakan sayur, maka ia akan memakannya.
"Jean... Kau bilang kita ini couple kan? Kalau begitu kenapa bajumu tidak berwarna pink? Aku kan pake warna pink..."
"T-api Y/N..."
"GANTI!" Teriaknya.

Ia terus menuntut dan menginginkan sesuatu yang terkadang begitu menyebalkan, namun itulah yang membuatku sangat mencintainya. Hingga sifatnya tiba-tiba berubah ketika ia bersama Levi, ia menjauhiku. Aku sudah sangat jarang melihat matanya yang indah itu menatapku dengan bahagia karena bersama denganku.
Dia selalu memuji Levi di depanku, dia selalu membahasnya menjadi topik yang kita bicarakan. Kekhawatiranku pada akhirnya pun datang ketika ia berkata bahwa ia dan Levi secara resmi berpacaran.
"Jean... Aku su-sudah punya pacar, namanya Levi Ackerman... Dia baik, tampan, dan sangat sangat sangat manis... Aku sangat mencintainya!"

Ia terus berucap bahwa ia mencintai Levi. Kebiasaannya pun berubah, ia selalu berbicara tentang Levi Levi Levi dan Levi.
"Levi dia sangat suka teh, aku akan membuatkan dia teh yang paling enak! Oh tunggu dulu... Bukankah teh rasanya sama? Jean! Bagaimana ini? Aku ingin rasa teh-ku berbeda dari yang lain!"

Aku melihatnya merengek seperti dulu, namun dengan rengekkan yang berbeda.
"Kenapa Levi selalu sibuk? Atau aku yang terlalu posesif? Dia bahkan tidak mengangkat teleponku!"

Ia selalu tertawa karena oranglain, menangis karena oranglain, dan kecewa karena oranglain. Sedangkan aku? hanya yang menemaninya dan mendengarkan semua keluh kesahnya. Sempat berpikir untukku menyerah dan merelakan ia dengan pria lain, namun aku kembali mengingat hal-hal manis yang telah aku dan Y/N lalui bersama sehingga pada akhirnya hal tersebut membuatku bisa terus mempertahankan perasaan ini.

Hingga pada akhirnya berita yang aku tunggu-tunggu pun dapat menjadi kenyataan.
"Aku putus darinya"  Ia mengucapkan kata itu dengan lirih dan suara yang parau.

Sungguh menyakitkan melihatnya seperti ini namun justru hal inilah yang aku tunggu. Mungkin oranglain akan bilang aku terlalu kejam karena tersenyum diatas penderitaan orang. Tapi inilah kesempatan ku untuk dapat kembali memilikinya. Aku akan berusaha keras membuatnya kembali tersenyum, asalkan ia bersamaku maka aku akan bahagia.
Malam itu, dimana Y/N mabuk. Aku bisa melihat bahwa ia benar-benar terpuruk. Aku sengaja membawanya ke apartemen Sasha karena Y/N bilang ia sudah muak dengan apartemennya. Wajar saja sudah beberapa hari ia hanya menyendiri di kamar.
"Jean, menurutmu aku ini bodoh?" Tanyanya.

Aku hanya diam sambil mengendongnya di punggungku. Ya, Y/N kau benar-benar bodoh. Kau melihat oranglain yang tidak mempedulikanmu sama sekali namun kau tidak melihatku yang selalu ada untukmu.
"Jean... Aku terlalu mencintainya sehingga aku menjadi orang bodoh, bahkan aku sudah memaafkan semua kesalahannya di 15 menit aku mendapatinya bersalah"

Langkahku terhenti. Aku menahan air mataku sambil terus melihat kebawah, mencoba mengerti perasaannya.
"Y/N? Pernahkah kau menganggapku ada? Kenapa kau selalu berbicara tentang dia disaat ada aku disampingmu? Bisakah 1 hari saja kau melihatku sebagai orang yang ada disampingmu?"
"...."

Ia diam, namun diam itulah yang membuatku semakin merasakan sakit sesak didada. Jika Y/N terlalu mencintai Levi, kalau begitu aku juga terlalu mencintai Y/N. Hujan akhirnya turun, aku berlari menyebrangi jalan untuk segera berteduh di halte terdekat. Hingga pada akhirnya pria brengsek itupun datang.
"Singkirkan tangan kotormu pada perempuanku!"
"APA MAKSUDMU!" Aku berteriak dan sambil menarik kerah bajunya.

Ia berkata seolah-olah Y/N adalah miliknya. Ia menarik tangan Y/N disaat matanya mengintimidasiku. Memang aku hanyalah seorang teman sekarang, aku hanyalah pendengar di cerita cinta kalian, namun ia sudah tidak memiliki hak apapun atas Y/N. Terlebih mengingat ia berselingkuh sudah membuatku muak.

Ku berusaha dengan keras untuk terus mempertahankan Y/N yang masih dengan setia duduk dengan mata tertutup. Hingga tiba-tiba ia memukulku berkali-kali, menyisakan darah di ujung bibirku. Kemudian ia pergi dengan membawa Y/N disana. Sedangkan aku? Aku hanya melihat Y/N yang digendongnya menjauh dari halte.
"Lagi-lagi aku membiarkannya pergi"

Namun berbeda dari yang lalu, aku kini memilikinya. Y/N adalah gadisku, aku berencana untuk segera menikahinya walaupun mungkin belum 100% ia melupakan Levi dan mungkin belum 100% pula aku mendapatkan hatinya. Aku hanya butuh 1% saja itu sudah lebih dari cukup untukku.

Flashback off

AUTHOR POV

Seorang pria dengan jas rapinya kini terpaku melihat gadis cantik yang menari berputar-putar di tengah ballroom. Dari seluruh perempuan disana, baginya hanya dialah yang paling bersinar. Gadis itu sekilas juga melihatnya namun tidak ada diantara mereka yang beralih saling menghampiri, seolah-olah ada tembok besar di depan mereka.
"Kau adalah alasan aku tersenyum, aku telah menantikan seumur hidupku untuk membuatmu menjadi kekasihku... Dan aku tidak akan melewatkan kesempatan ini lagi, Y/N maukah kau menikah denganku?"
"Jean..."

Mata pria tersebut melebar. Seperti seolah-olah membaca situasi dan kondisi yang ada, hatinya sakit mendengar kalimat itu terlontar dan ditujukan kepada gadis yang masih ia cintai. Langkah demi langkah mundur mulai ia lakukan, hanya dengan melangkah mundur mungkin ia tidak perlu lagi merasa sakit untuk mendengar jawaban dari gadis tersebut. Hingga pada akhirnya sebuah guci bunga didepan ballroom pun pecah saat pria tersebut tidak sengaja menyenggolnya.
"LEVI!" Teriak Hange.

Mata Y/N melebar, detak jantungnya berdegup kencang saat mendengar nama tersebut. Sontak kemudian Y/N berlari pergi meninggalkan Jean yang masih berlutut untuk mengejar Levi. Yang Y/N pedulikan kini hanya untuk melihat Levi, seorang yang ia tunggu dan seorang yang ia rindukan selama ini.
"Y/N?" Panggil Jean yang tidak sama sekali Y/N indahkan.

Rasa sakit di dada Jean kini membuat matanya berair, lagi-lagi ia melihat gadis yang ia dambakan pergi meninggalkannya. Rasa sakit di dadanya lebih besar dari rasa malu yang ia terima sekarang. Kemudian Jean pun berdiri meninggalkan bucket bunga dan cincin yang kembali ia masukkan di kantong sakunya.

Ia tidak akan menyerah dan ia tidak akan lagi membiarkan Y/N pergi. Jean pun berlari mengejar Y/N mencoba menggapai gadis impiannya dan menyadarkannya bahwa keberadaannya bukan hanya sebagai pelampiasan atau teman saja melainkan pasangan kekasih.

Di sebuah parkiran mobil terlihat Y/N yang sedang frustasi menyisir setiap mobil yang ada disana. Mencoba mencari mobil pria yang selama ini mengisi kepalanya. Ia sangat ingin bertemu dan melepas rindu. Hingga tiba-tiba seseorang menariknya dari belakang. Tanpa basa-basi pria tersebut memeluk dan mencium bibir Y/N, tidak memberi jeda sama sekali.

Hingga tanpa ia sadari, Levi yang duduk di dalam mobil pun melihatnya. Melihat kejadian yang seharusnya tidak ia lihat sama sekali, hatinya kini kembali sakit. Melihat Y/N berciuman dengan lelaki lain kecuali dirinya.

"Ternyata aku benar-benar kehilanganmu"

To be continued

I'm Not The Only One [LEVI X READER]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang