37

544 66 4
                                    

Y/N POV

"Baiklah Y/N sekarang coba kau berjalan perlahan-lahan dari sisi sini kesana" Ucap dokter tersebut.

Kakak Eren dan yang lain kini sudah disampingku, sudah lewat beberapa hari aku tinggal di rumah sakit baru ini. Tidak ada yang spesial, aku juga belum merasakan adanya kemajuan dari terapi-terapi yang aku lakukan. Tapi setidaknya aku bisa sedikit menggerakan beberapa jari kakiku, walaupun itu masih sedikit kaku.
"Pelan-pelan saja, aku yakin cepat atau lambat kau pasti bisa" Ucap Kakak Eren menenangkan.

Dengan berpegangan besi yang melintang 2 meter kedepan, aku mengeratkan jari-jari tanganku. Ku sudah berdiri dengan cukup tegap, hingga ku mencoba untuk melangkahkan kaki kiriku.
Sebuah langkah kecil mulai ku lakukan, semua orang mulai melihat dengan cukup serius. Levi yang senang tiasa disampingku. Ini ia berdiri tepat dibelakangku untuk mengantisipasi agar aku tidak terjatuh kebelakang. Namun, belum sempat pijakan pertamaku dimulai, lutut kanan terasa sangat lemas, hingga aku mulai kembali terjatuh kebelakang.
"Y/N? Kau tidak apa-apa?" Tanya Levi yang memegangiku dan mencoba untuk mengembalikan keseimbanganku dengan berdiri.

Aku tidak boleh menyerah. Walaupun aku sudah terjatuh puluhan kali dalam 1 hari. Berada di rumah sakit ini adalah kesempatanku untuk bisa kembali berjalan.
"Tidak apa-apa, aku akan mencobanya lagi" Ucapku.

Mata Levi menajam kepada dokter Marco, ia melihatnya dengan cukup mengerikan disana.
"Ini sudah hampir 1 minggu Y/N disini dan melakukan berbagai terapi-terapimu... Dan hingga sekarang ia masih belum bisa berdiri dengan benar"
"Maaf, tapi ini sudah termasuk kemajuan untuk Y/N... Dari awal keadaan kaki dan tulang belakangnya benar-benar mengalami cedera yang cukup parah, jadi..."
"Jadi! Itu semua adalah tugasmu sebagai dokter, jika dalam 3 hari lagi aku masih belum melihat adanya kemajuan yang spesifik di Y/N... Aku akan membawanya ke dokter di luar negeri" Ucap Levi.

Memang bukan Levi jika tidak protektif seperti ini. Levi sering bersama denganku, ia benar-benar menepati janjinya. Ia menemaniku disaat Kakak Eren tidak bisa menungguiku. Walaupun terkadang ia masih ribut dengan Jean, setidaknya ia masih mau dan tetap menungguiku.
"Levi, sudahlah... Bahkan anak kucing pun tidak bisa langsung berjalan jika ia tidak belajar pelan-pelan"
"Hhh~ Y/N benar, memangnya hanya kau yang ingin melihat Y/N kembali berjalan?" Ucap Kakak Eren.

Selama 1 jam setiap harinya, walaupun terus terjatuh aku berlatih berjalan bersama dengan mereka. Cukup melelahkan bagiku, betis-betisku juga terasa sangat kaku. Setiap pagi selain aktifitas berjalan seperti ini, terapi pijat juga dilakukan. Pada saat pertama kali melakukannya juga cukup sangat sakit, mungkin ini faktor karena terlalu banyak tidur di kasur.

AUTHOR POV

Sebuah sentilan kecil di dahi Levi kini dilayangkan Y/N. Ia tersenyum sambil terus menjahili Levi yang memaksanya untuk terus memakan buah.
"Brat!"
"Aku sudah bilang kalau aku kenyang!" Teriak Y/N.
"Kau ingin makan atau aku pergi ke kantor?" Ancam Levi.

Hidung yang memerah dengan bibir manyun kini menjadi ekspresi Y/N. Ia membenci disaat Levi mengancamnya seperti saat ini.
"Kalau begitu aku akan memanggil Je-"

Belum sempat Y/N menyelesaikan perkataannya, sebuah kecupan singkat Levi berikan tepat di bibir Y/N.
"Jangan berani-beraninya kau memanggil nama oranglain itu di bibir manismu, kau milikku sekarang brat"
"Aaahh kau memalukan Levi!" Ucap Y/N sambil menutupi mukanya yang merah dengan kedua tangannya.

I'm Not The Only One [LEVI X READER]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang