LEVI POV
Pasti sekarang Y/N sedang bersama Eren dan yang lainnya di rumah sakit. Ku teguk teh hitam di dalam gelas, yang ternyata sudah kosong, ini karena aku banyak melamun. Urusan pekerjaan sudah sepenuhnya aku fokuskan pada proyek itu, namun sudah 1 minggu masih belum ada progress apapun.
Dan sekarang aku bersama dengan Erwin dan Hange diruangan kantor, memeriksa beberapa dokumen. Entah mengapa, Erwin selalu mengajak si mata empat untuk bergabung.
"Oi Levi? Kau kenapa? Teh mu..." Tanya Erwin yang ternyata memperhatikanku.
"Tidak apa-apa, aku hanya berpikir mengenai proyek" Ucapku tidak ingin membuat banyak pertanyaan.
"Kau memikirkan proyek atau Y/N? Hahaha pasti kau merindukannya kan?" Tanya Hange.
"Dengar Levi, aku tidak bermaksud ikut campur mengenai hubunganmu dengan Y/N, tapi... kenapa kau memutuskan hubungan dengan Y/N? Dia terlihat sangat terpuruk, begitupun denganmu" Imbuh Erwin kali ini.Ku letakkan teko teh sesaat setelah menuangkan teh kedalam gelas. Tidak seperti biasanya Erwin bertanya mengenai kehidupanku, berbeda dengan Hange yang selalu penasaran.
"Aku hanya merasa tidak sebanding jika harus meneruskan hubungan itu... aku yakin ia bisa mendapat pria yang jauh lebih baik" Ucapku ragu.
"B-O-H-O-N-G Aku dengar kau sangat cemburu saat Jean dan Y/N minum bersama, jika kau merasa tidak sebanding kau pasti akan melepaskannya... tapi kau tidak" Kata Hange yang berhasil memancing Erwin untuk tersenyum.Sial, apakah masalahku akan menjadi obrolan mereka?
"Hahaha kau masih menyukai Y/N dan kalian masih membutuhkan satu dengan yang lain. Jujur saja aku lebih menyukai kau bersama Y/N daripada Petra" Tambah Erwin.
Aku pun juga merasa seperti itu. Bersama dengan Y/N aku bisa lebih bahagia dari sebelumnya.
-Yeager Hospital-
Y/N POV
Ku rangkai bunga lili kuning dan menaruhnya di vase. Bunga lili ini juga merupakan bunga favorite dari bibi, jadi dengan menaruhnya dekat bibi pasti bibi akan cepat sembuh. Kemarin, bahkan bibi sudah bisa menggerakan tangannya sedikit. Aku harap ia dapat sembuh secepatnya.
Suara ketukan pintu membuatku menoleh, aku tersenyum saat melihat kakak Eren dan kakak Mikasa ada disana.
"Y/N, mau makan di kantin? Ini sudah jam makan siang~" Tanya ka Eren.
"Aku sedang diet, lagipula aku tidak ingin menjadi nyamuk" Jawabku yang membuat pipi mereka memerah.Kakak Eren dan Kakak Mikasa, benar-benar pasangan yang paling serasi. Mereka sama-sama seorang dokter, memiliki banyak makanan kesukaan yang sama, dan bahkan Kakak Mikasa selalu membantu Kakak Eren dalam melakukan Operasinya. Aku sangat berharap suatu hari aku bisa menemukan jodoh yang seperti itu juga.
"Si-siapa yang menjadi nyamuk! Ayolah! Sudah lama kakak juga tidak makan bersamamu" Kata Eren kembali.
"Ayolah Y/N, nanti maag kamu kambuh... lagi pula Armin juga sudah menunggu kita" Imbuh Mikasa.
"Hahaha iya oke oke, kita maakaaan"Selama jam makan siang, kami bersenda gurau. Kakak Eren selalu membuat beberapa lelucon yang cukup lucu, Kakak Armin juga menceritakan kejadian-kejadian lucu, sedangkan aku dan Kakak Mikasa hanya tertawa dan mendengarkan.
"Eren, makan wortelmu!" Perintah Mikasa yang berusaha menyuapi wortel ke mulut Eren.
"Mikasaaa! Aku alergi wortel! Jauhkaann" Teriak Eren sambil menutup mulutnya.
"Kau tidak alergi wortel, Eren... kau hanya tidak menyukainya hahaha" Imbuh Armin.
"Kalau Kakak alergi wortel, aku akan memakan semua wortel untuk kakak!"
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Not The Only One [LEVI X READER]
FanfictionJika itu adalah takdir mungkin inilah cara bagaimana aku kehilanganmu. Namun dengan kata "kehilangan" itu tidak berarti aku melupakan. Jika kita bisa bertemu di dunia yang berbeda atau di kehidupan selanjutnya, aku tidak akan melepaskanmu seperti a...