20

644 80 1
                                    

Y/N POV

Aku bisa mendengar suara air hujan yang berjatuhan mengalir membasahi jendela kamar. Suara yang menemani di saat dunia ku runtuh. Aku masih bisa mengingat dengan jelas memori yang sekarang membuatku melamun. Lucunya, aku lupa itu kapan. Namun, alur dan endingnya tetap saja sama kapanpun itu.

Iya, dialah yang masih membuatku melamun. Levi Ackerman. Seperti yang sudah aku ceritakan sebelumnya... Sungguh lucu sebuah kejadian yang sudah begitu lama tapi masih mengusik pikiranku. Aku tidak lagi melihatnya setelah terakhir aku pingsan pada saat kejadian itu.

Tapi setidaknya... Ia masih ada di dunia ini. Kakak Eren dia sendirilah yang mengoperasi Levi, dia telah berusaha sebaik mungkin dan operasinya berjalan dengan lancar. Hingga 1 hari setelah Levi dirawat, ia menghilang.

Bagaikan di makan kabut, ia menghilang tanpa ada pamit maupun jejak. Aku sudah pergi ke kantor bahkan ke apartemennya, namun ia tetap tidak ada. Ia benar-benar pergi.

Suara ketukan pintu kemudian mengagetkanku dari lamunan ini. Jean memasuki kamar dengan membawa beberapa cemilan di tangan kanannya. Ia tersenyum. Aku bahkan baru ingat jika sudah menjalani hubungan dengan Jean.
"Kau masih memikirkannya?" Tanyanya.

Jean tau betul bahwa aku masih benar-benar mencintai Levi. Aku bahkan tidak tau kenapa aku menerima cinta dari Jean.
"Hm ya..." Jawabku jujur.
"Jika saja aku adalah Levi, apakah kau juga akan seperti ini juga?"Tanyanya lagi.

Aku tidak tau harus menjawab apa, mungkin jika Jean adalah Levi... Aku tidak akan merasakan sakit seperti ini. Atau mungkin aku tidak akan mencintainya sedalam ini.
"Bagaimana bisa kau menjadi Levi? Aku akan lebih menyukaimu jika kau menjadi dirimu sendiri"

"Bohong, aku hanya menyukai Levi... Aku hanya mencoba untuk mengisi kekosongan"
"Maaf... Aku memang egois"

AUTHOR POV

Seorang pria tengah melihat keluar jendela dengan pandanganya yang kosong. Sesekali ia mengusap wajahnya untuk meraba bekas luka di pipinya. Tangan kanannya mengenggam foto gadis cantik yang sedang tertawa bersama dengan pria lain. Hal itu membuat hati pria tersebut panas, namun sekaligus lega. Setidaknya gadis yang ia cintai itu masih bisa menjalani hari-harinya dengan indah. Hingga tiba-tiba suara langkah kaki pun terdengar di lantai kayu tersebut.
"Levi, sudah hampir 1 tahun kau berada disini... Kau tidak ada niat untuk kembali?"

Orang yang dipanggil Levi tersebut kemudian berdiri dan menatapnya. Levi memberikan amplop berwarna hitam dari saku jasnya kepada pria tersebut.
"Aku ingin fotonya lagi" Ucap Levi.
"Hey... Dia sudah melupakanmu, jadi kau bisa kembali ke trost dengan aman dan nyaman lagi pula kau juga tidak akan menjadi buron disana"
"Farlan... Jikapun aku harus dipenjara 100 tahun pun, aku tidak masalah... Aku hanya ingin menghindar dari Y/N"

Levi kemudian kembali melihat 2 buah foto yang berada di tangannya. Matanya berair, ia mengenggam erat foto tersebut hingga membuat bentuk dari foto itu sedikit rusak.
"Levi, kau terlalu kejam dengan dirimu sendiri... Pikirkanlah sedikit dirimu, berkencanlah dan bersenang-senanglah"

"Lagi pula... Satu-satunya gadis yang masih setia dan menunggumu bukan Y/N tapi Petra, ia tidak menjalin hubungan dengan siapapun" Ucap Farlan lagi.
"Ya aku tau, tapi dia bukan orang yang akan menyerahkan nyawanya untuk melindungiku... Hanya Y/N" Ucap Levi dengan pandangan matanya yang tajam menatap Farlan.
"Kalau begitu kembalilah... Hhh sudahlah aku akan keluar sebentar"

Levi hanya tersenyum getir, sambil menyuruh Farlan untuk pergi meninggalkannya.
Selama ini Levi tinggal di masionnya di luar negeri bersama dengan Farlan. Ia tidak ingin lagi berhubungan dengan Y/N semenjak kejadian itu, ia tidak mau lagi membuat gadis yang ia cintai berada dalam bahaya karenanya. Mengenai masalah perusahaan ia telah menyerahkannya pada Erwin namun masih dipantau secara berkala oleh Levi sendiri.

I'm Not The Only One [LEVI X READER]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang