EREN POV
Sudah lewat jam 1 malam, Y/N bahkan belum meneleponku sama sekali. Bagaimana jika ia terjatuh dari kasur dan tidak ada yang menolong? Sial pekerjaan ini benar-benar membuatku muak.
"Eren, kau melamun... Needle holder-nya" Ucap Mikasa menyadarkanku.
"Oh iya"
"Hati-hati Eren, pasien tidak bisa menutup jahitannya sendiri... Kau ingin aku mengambil alih? Kau bisa fokus?"
"Lupakan saja, aku bisa mengurus ini... Kau cukup berfokus pada tekanan darah pasien"
"Tekanan darah normal, kau bisa melanjutkannya"Ku hembuskan nafasku dengan kasar, sial di jam-jam terakhir aku akan pulang, masih saja ada beberapa pasien yang membutuhkan operasi darurat. Jika saja dirumah sakit ini ada dokter yang bisa menggantikanku untuk melakukan pembedahan jantung, maka aku bisa pergi dan menemui Y/N.
Setelah beberapa jam menyelesaikan operasi, ku segera bergegas untuk merapikan barang-barangku. Mikasa masih disebelahku, ia meminum beberapa gelas kopi dimeja.
"Mikasa, jangan terlalu banyak minum kopi... Hari ini sudah lebih dari 5 gelas"
"Ini yang membuatku terjaga, kau bisa pergi ke Y/N... Aku akan tetap di rumah sakit untuk mengawasi pasien"
"Tetap saja, Kau tidak bisa minum terlalu banyak"Ku kembali menghembuskan nafas beratku, sesaat kemudian aku teringat sesuatu, Jean. Kenapa aku tidak menyuruhnya untuk menunggui Y/N disaat jadwal praktekku padat seperti ini. Bahkan ini semua baru saja selesai sekitar jam 5 pagi.
"Aku akan menyuruh Jean untuk menemui Y/N nanti, sepertinya sekarang aku perlu pulang dan mandi"
"Biar aku yang menghubungi Jean, kau perlu istirahat Eren... Caramu mengoperasi tadi sangat berbahaya, jika saja pasien benar-benar kritis tadi... Ini bisa jadi akhir baginya"
"Kau benar, Mikasa... Aku memikirkan Y/N~ Sungguh percuma memiliki kakak seorang dokter sedangkan menjaga dan merawatnya saja aku tidak becus"
"Eren~ Istirahatlah, aku akan disini sampai jam 7 setelah itu aku akan menghubungi Jean..."
"Baiklah, terimakasih Mikasa"AUTHOR POV
Seorang pria nampak tersenyum di cermin, ia masih bertelanjang dada dan mengeringkan rambutnya yang masih basah. Sesekali ia bersenandung riang. Ia kembali membuka lemari hitamnya, sehingga beberapa deret baju dapat ia lihat. Tangannya yang masih lembab mengambil 1 set baju di lemari. Warna coklat muda dengan garis-garis tipis warna hitam akan ia pakai hari ini.
"Sial, bagaimana aku terlihat sexy sekaligus tampan seperti ini? Hahaha bersiaplah Y/N aku akan menemuimu! Hari ini aku akan membawa bunga favorite-mu" Ucap Jean sambil terus melihat ke cermin dengan senyum dibibirnya.
"Oi Jean, matikan kembali lampunya!" Ucap Connie yang berusaha menutup matanya dengan bantal."Hey Connie, kau sudah hampir 1 minggu tidur dirumahku! Bisakah kau pergi dari sini? Hey coba buka matamu! Lihatlah aku, mungkin dengan melihatku kau bisa tertular ketampananku ini hahaha"
"Jangan terlalu banyak gaya, kuda... Cepat pergilah dari sini! Kau menganggu mimpi indahku" Ucap Connie sambil melempar bantal tepat di wajah Jean.
"Hey... Kau ingin aku mengusirmu?"
"Hahahahahaha ya! Kau benar-benar sangat sangat tampan hari ini! Aku harap Y/N menyadarinya hahaha, ayolah teman jangan seperti itu padaku... Kau tau sendiri kan kalau aku ini sangat kesepian? Jangan begitu" Rengek Connie yang kini menunduk di atas kasur dengan wajah memelasnya.Senyum Jean kini kembali merekah lagi, mengancam Connie memang menjadi permainan baginya semenjak Connie tinggal dengannya, walaupun itu semua hanya sementara.
"Yosh! Ok aku pergi... Jaga rumah dengan baik ya"
"Kau pikir aku ini anjing? Sialan kau kuda" Ucap Connie yang diselingi tertawa Jean sambil berlalu pergi meninggalkan apartemen.Beberapa tangkai bunga sudah Jean siapkan, ia tidak sabar bertemu dengan Y/N kali ini, terlebih Eren dan Mikasa sendirilah yang memberinya ijin untuk menunggui Y/N.
Mobil telah terparkir sempurna di basement rumah sakit, dengan langkah yang sedikit tergesa-gesa, Jean segera memasuki rumah sakit. Langkahnya terhenti setelah kakinya telah sampai di depan pintu ruangan rawat Y/N, tanpa basa-basi lagi kemudian ia memasuki ruangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Not The Only One [LEVI X READER]
FanfictionJika itu adalah takdir mungkin inilah cara bagaimana aku kehilanganmu. Namun dengan kata "kehilangan" itu tidak berarti aku melupakan. Jika kita bisa bertemu di dunia yang berbeda atau di kehidupan selanjutnya, aku tidak akan melepaskanmu seperti a...