33

530 66 6
                                    

"Saya mengambil engkau menjadi suami saya, untuk saling memiliki dan menjaga, dari sekarang sampai selama-lamanya, Pada waktu susah maupun senang, pada waktu kelimpahan maupun kekurangan, pada waktu sehat maupun sakit, untuk saling mengasihi dan menghargai, sampai maut memisahkan kita"

LEVI POV

Dengan gaun putih panjang ia berjalan di depan mataku. Rambut hitam yang terbalut kain putih transparant dan siluet wajah cantik yang juga tertutupi kain dapat aku lihat walaupun tidak begitu jelas. Ia tersenyum manis dengan bibir merah muda yang terus tersenyum membentuk bulan sabit.
1 langkah, 2 langkah, 3 langkah ia berjalan perlahan menuju altar. Ku mencoba meraih tangan kanannya namun ternyata posisi ku terlalu jauh hingga kemudian aku bisa melihat tangannya disambut tangan seseorang. Bukan aku yang mengenggam tangannya dan senyum itu bukan untukku sepenuhnya.
"Kau sangat cantik" Ucap pria tersebut.

Suara beberapa iringan alat musik kemudian kembali ku dengar. Beberapa orang yang melihat cukup terpesona disaat para mempelai sudah berada diatas altar.
Mataku kembali berputar melihat sekitar hingga ku dapati sebuah foto yang membuat jantungku berdegup kencang.
Foto Y/N dengan Jean terpampang dengan jelas disana. Mereka tersenyum bahagia, senyum yang sangat indah terukir di wajah cantik Y/N. Ternyata, bukan hanya untuk aku senyum itu tercipta dan bukan hanya untuk aku saja tawa itu ada.

Mereka bergandengan tangan dengan erat, saling menatap dan tersenyum selama acara itu berlangsung. Hingga pengucapan sumpah janji pernikahan kemudian dimulai. Aku mendengar cukup jelas walau aku hanya duduk di bagian belakang.
"Saya mengambil engkau menjadi suami saya, untuk saling memiliki dan menjaga, dari sekarang sampai selama-lamanya, Pada waktu susah maupun senang, pada waktu kelimpahan maupun kekurangan, pada waktu sehat maupun sakit, untuk saling mengasihi dan menghargai, sampai maut memisahkan kita"

Suara lembutnya yang terdengar kini membuat hatiku sakit. Setiap kata-kata yang ia ucapkan seakan-akan membuat luka baru dihatiku. Telingaku kemudian berdegung, kepalaku sakit seakan-akan terbentur sesuatu. Samar-samar aku kemudian mendengar.
"Bicaralah sekarang atau selamanya diam dalam damai"

Ku kepalkan tanganku, aku mencoba untuk diam... Hingga aku melihat matanya menatap kearahku. Dengan bibir tipisnya seolah-olah memanggil namaku dalam bisik.

"Levi?"

AUTHOR POV

"LEVI! BANGUN!" Teriak Erwin mencoba membangunkan Levi yang tertidur di ruangan kantornya.

Levi kemudian membuka matanya, ia terlihat sedikit binggung dengan Erwin yang terlihat khawatir menatapnya. Ia kemudian mengusap wajahnya untuk kembali menyadarkannya dari mimpi buruknya.
"Kau menangis saat tidur tadi... Kau baik-baik saja?" Tanya Erwin kemudian.
"Ohh... Tidak apa-apa, ada apa?" Tanya Levi.
"Ada beberapa dokumen yang perlu kau tanda tangani"

Levi kembali menghembuskan nafasnya berat. Ia kemudian melihat kearah jam yang sudah menunjukkan pukul 3 siang. Ia melewatkan makan siangnya.
"Bagaimana kabar Y/N?" Tanya Erwin lagi.
"Ia sudah siuman tapi sepertinya ia tidak mau lagi bertemu denganku, sial ini semua karena Petra"

Erwin kemudian terduduk di depan Levi dan meletakkan beberapa dokumen diatas meja.
"Levi, kenapa kau tidak mencoba untuk menjelaskan semuanya ke Y/N? Daripada kau menyesali semua masa lalumu, apa kau sudah mencoba menjelaskannya ke Y/N?" Ucap Erwin.
"Bagaimana aku menjelaskan sedangkan melihat wajahku saja ia tidak sudi"
"Lalu kau akan menyerah? Levi... Selama bertahun-tahun hingga sekarang, kau masih belum sepenuhnya terbuka dengan Y/N... Tetap cobalah untuk terus mendekatinya, aku berharap kau tidak akan menyesal lagi nanti"
"..."
"Levi~ Kau juga perlu memikirkan masa depanmu, sangat tidak mungkin jika kau hanya ingin terus berpacaran dengan Y/N, Sepertinya akan lebih baik jika kau mencoba merencanakan dan membicarakan sedikit mengenai tujuan atau impianmu dengan Y/N... Aku rasa ia akan lebih mengerti denganmu"

I'm Not The Only One [LEVI X READER]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang