26

555 77 9
                                    

LEVI POV

"Levi? Kau benar-benar yang membuat ini?" Tanyanya heran.
"Hm, cobalah" Ucapku sambil menaruh sushi yang sudah siap diatas meja.

Pada saat berada di luar negeri bersama dengan Farlan, ia selalu memasakkan masakan khas Jepang khusus untukku. Sesekali bahkan aku sering membantunya sehingga untuk membuat Sushi adalah hal yang cukup mudah bagiku. Tapi entah mengapa Y/N bisa terluka karenanya, gadis polos ini memang sering sekali membuatku khawatir.

Ku letakan sumpit beserta semua perlengkapan makan di atas meja, mata indah Y/N tidak ada henti-hentinya menatapku. Ia mengenakan hoodie abu-abuku yang sedikit terlalu besar untuknya sehingga tangan kecilnya hanya terlihat sedikit disana.
"Ok, makanlah" Ucapku kemudian.

Ia kemudian tersenyum sambil mengangkat lengan bajunya ke atas kepala dan membuat lengan hoodie tersebut sedikit turun kebawah. Kenapa dia selalu melakukan hal imut seperti ini? Ia kemudian mengikat tinggi rambut hitamnya dengan karet yang bergelantungan di tangan kirinya. Tanpa sadar aku terus melihat semua hal kecil yang ia lakukan, ia begitu mempesona.
"Selamat makan!" Ucapnya sambil memasukan salah satu sushi ke dalam mulut mungilnya.

Matanya kemudian menatap kearahku, sumpit yang ia pegang ia mainkan seirama dengan gerakan badannya yang bergoyang ke kanan dan kiri. Aku bisa melihat dari caranya ia menikmati makanan, pasti ia menyukai makanan buatanku ini.
"Levi! Ini enak!" Teriaknya.
"Baguslah brat, jadi lain kali biarkan aku yang terus memasak untukmu... Tugasmu setelah ini cuci piring dan bereskan semua kekacauan"

Wajahnya kemudian terlihat cemberut saat aku mulai menyuruhnya untuk cuci piring dan membereskan meja. Padahal dibalik kalimat itu yang aku maksud adalah agar ia tidak perlu terluka lagi karena pisau dapur. Atau sebaiknya aku mengganti semua pisau dapur dengan pisau plastik? Sial, kenapa sepagi ini aku harus memikirkan hal aneh lagi.
"Y/N?"
"Hm? Iya aku akan membereskannya Mr. Levi, tenang saja"
"Aku ingin bertemu dengan Eren, ada sesuatu yang ingin aku bicarakan dengannya... Jika bisa secepatnya"

Kunyahan Y/N kemudian berhenti, ia kemudian meminum air putih di samping tangan kanannya. Ia sedikit terlihat khawatir setelah aku menyebutkan nama Eren, mungkin ini semua karena masalah yang sebelumnya aku timbulkan. Bahkan kedua kalinya aku telah gagal untuk melindungi Y/N.
"Ke-kenapa? Apakah Kakak Eren mengirimu pesan atau mengancammu?" Tanyanya.

Aku kemudian tersenyum, ia bahkan masih mengkhawatirkanku disaat-saat seperti ini. Jika Eren ingin memukulku, aku pantas mendapatkannya. Setelah beberapa tahun yang lalu aku selalu menyebabkan Y/N dalam bahaya dan setelah ia merawatku, aku malah pergi tanpa adanya pamit.
"Tidak, kau akan tau... Bagaimana kalau malam ini? Sekalian aku akan mengantarkanmu" Ucapku kemudian.
"Kenapa kau ingin bertemu Kakak Eren?" Tanyanya lagi.
"Ada urusan yang harus di perjelas" Ucapku.

Ia kemudian hanya mengangguk-angguk paham sambil melanjutkan makanannya. Aku harap tidak akan ada masalah saat bertemu dengan Eren nanti.

JEAN POV

Jam sudah menunjukkan pukul 7 malam, aku akan pergi ke Eren untuk membicarakan mengenai Y/N. Ide mengenai pertunangan itu sebelumnya juga sudah di dukung olehnya, sehingga aku berani untuk melakukannya. Namun, tidak kusangka Y/N menolakku.
"Kau mau ke Eren?" Tanya Connie yang masih bersamaku.
"Ya"
"Jean besok akan ada pembukaan restaurant barumu bukan? Kenapa kau tidak mempersiapkan acara itu saja daripada kau harus pergi dan mengejar hal yang tidak pasti" Tanya Connie.

Ku kemudian memberikannya beberapa kertas Connie sambil memberikan kode untuknya membaca beberapa kertas tersebut.
"Tolong gantikan aku untuk peresmian restaurant itu, mungkin malam ini aku akan mabuk lagi" Ucapku kemudian.
"Kau ini bodoh atau idiot? Kau pemiliknya! Dan untuk apa lagi kau ke Eren?"
"Mungkin ia bisa membantuku membujuk Y/N, aku masih tidak ingin menyerah"
"Ternyata benar jika orang bodoh telah jatuh cinta pasti akan lebih bodoh"
"Hey! Kau masih tidak mengerti apa yang aku rasakan Connie! Hhh~ Berbicara denganmu hanya membuatku semakin gila saja, baiklah aku pergi!" Ucapku sambil berlalu pergi meninggalkannya.

Aku juga telah menyiapkan beberapa hadiah kecil untuk Eren dan Mikasa, aku harap mereka bisa membujuk Y/N untuk kembali padaku, mengingat Eren juga tidak begitu suka dengan Levi. Setidaknya ini satu-satunya caraku bisa kembali mendapatkan Y/N.

AUTHOR POV

"Levi, kenapa kau lama sekali?" Tanya Y/N sambil mengetuk-ketuk pintu kamar Levi.

Sudah hampir 15 menit Levi di kamar sendirian. Sehingga Y/N nampak terlihat khawatir, semenjak pembicaraannya tadi pagi mengenai Eren, Levi sedikit aneh. Seperti ada sesuatu yang sedang ia sembunyikan.
Pintu pun terbuka, nampak terlihat Levi dengan setelan rapinya kini keluar ruangan. Wajah tampan dan rambut yang rapi tersisir ke belakang membuat Y/N terpaku sesaat.
"Y/N?" Panggil Levi yang menangkap basah Y/N setengah terpaku melihat Levi yang sudah rapi keluar dari kamar.

Senyum Levi kemudian kembali tertoreh di wajahnya, ia kemudian menyelipkan sebuah jepit rambut di atas telinga Y/N.
"Ini untukmu, sebenarnya aku sudah lama ingin memberikan jepit rambut ini... Tapi haha keadaannya kurang pas, aku harap kau menyukainya" Ucap Levi kemudian.

Semburat pipi merah kini terpancar di wajah Y/N. Gadis cantik itu tersenyum malu sesaat tangan Levi yang masih terus mengelus surai rambut hitamnya.
"Te-terimakasih Levi" Ucap Y/N kemudian.
"Baiklah, mudah-mudahan malam ini akan menjadi malam yang terindah untuk kita" Kata Levi sambil mengandeng tangan Y/N untuk segera pergi.

Mobil pun kini melaju melewati jalanan malam, hujan yang tidak begitu deras menemani mereka selama perjalanan ini. Entah mengapa jantung Levi sedari tadi kurang merasa tenang dengan situasi ini, ia takut kehadirannya tidak akan diterima oleh Eren. Y/N yang menyadari tingkah laku Levi yang sedikit canggung pun segera memegang tangan pria tersebut.
"Jangan takut, ada aku dan Kakak Eren adalah kakakku bukan titan" Candanya sambil tersenyum.
"Jika dia titan berarti mungkin saja Hange akan menyukainya" Balas Levi sambil tertawa.

Suasana mobil yang tadinya sedikit dingin kini kembali hangat dengan candaan mereka berdua. Hingga akhirnya mereka sampai tepat di depan rumah Eren. Di dalam halaman rumah terdapat 1 mobil putih yang terparkir rapi, Y/N yang menyadarinya mulai mengernyitkan alisnya.
"Kenapa dia kesini?" Ucap Y/N.
"Siapa?"
"Jean~ Hmm Levi bagaimana jika kita tunda dulu pertemuan ini? Perasaanku tidak enak... Lagi pula disini ada Jean" Jelas Y/N mencoba mengurungkan niat Levi untuk bertemu Eren.

Levi kini menghembuskan nafas beratnya, ia kemudian menutup mata nya dan mulai berpikir.
"Tidak, aku akan bertemu dengan kakakmu sekarang" Mantap Levi sambil tersenyum membelai ujung kepala Y/N.
"Okey... Aku mempercayaimu" Ucap Y/N.

Mereka pun berjalan berdampingan bersama. Hingga saat di depan pintu, Levi segera menekan bell rumah yang sudah terpasang disana. Tidak perlu menunggu beberapa lama pintu pun akhirnya terbuka. Nampak Jean dengan kemeja putihnya menbukakan pintu.
"Kenapa kau disini?" Tanya Jean tiba-tiba saat melihat Levi bersama dengan Y/N.
"Bukan urusanmu" Jawab Levi kemudian.
"Ini kediaman keluarga Yeager, aku rasa kau salah alamat~ Ayo Y/N kita masuk, makan malam hampir siap" Ucap Jean sambil menarik tangan kanan Y/N untuk segera masuk kedalam.

Mata Levi kembali menajam saat melihat Jean menarik tangan kanan Y/N tiba-tiba, hingga akhirnya Levi menarik lengan kiri Y/N untuk tidak mendekati Jean.
"Lepaskan tangan busukmu dari gadisku!" Pekik Levi tajam.

To be continued

I'm Not The Only One [LEVI X READER]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang