Part 53

84 16 6
                                    

"Ini punya lo, kan?" tanya Natalie sambil menunjukkan test-pack bergaris 2 kepada Yara.

Yara menggeleng. Ia tidak pernah menggunakan alat itu. Bahkan memang dirinya tengah mengandung, tetapi ia sendiri sadar akan itu, hanya saja tidak menggunakan alat itu. Apalagi mencobanya di toilet sekolah. "Bukan. Itu bukan punya gue!"

"Halah ngaku aja lo!" sosor Marwa mendorong tubuh Yara hingga terbentur tembok. "Jelas-jelas abis lo masuk toilet, kita nemu ini di tempat sampah!"

Yara terkekeh. "Gak ada kerjaan banget lo pada sampe mengorek-ngorek sampah toilet. Jijik banget. Mana test-pack itu bekas pipis orang. Ih ble."

"Ih iya!" Marwa menepis alat itu dari tangan Natalie sampai jatuh. "Lo jorok banget sih!"

Natalie melempar test-pack itu ke sembarangan arah. Dan mendarat di depan kaki bu Endah yang ke sini karena mendengar suara keributan. Sesaat bu Endah menatap benda berwarna pink itu, kemudian membungkuk dan mengambilnya. Matanya sedikit buram, ia pun memasang kaca mata dan terkejut melihat hasilnya. Ia langsung melototi 2 perempuan itu, dengan tatapan maut.

Di belakang mereka, ada Shakilla yang tertawa puas karena rencananya menjebak Yara berhasil. Padahal benda pink itu adalah miliknya yang tertinggal waktu itu, bukan milik Yara. Untungnya ia gerak cepat, kalau tidak. Ia akan di keluarkan dari sekolah. Ia pun tertawa bahagia, saat mengadu kepada bu Endah, dan bu Endah percaya kepadanya. "Haha mampus lo, Ra. Abis ini lo bakalan di keluarin dari sekolah dan saingan gue berkurang."

Rahang bu Endah mengeras. Ia mengacungkan benda pink itu tinggi-tinggi. "Argh ini milik siapa?" tanya marah. Ia berjalan maju dengan amarah menggebu-gebu. "Punya siapa ini! Jawab!" Ia menendang pintu toilet begitu keras.

Natalie dan Marwa menggeleng sambil berjalan mundur. Keringat dingin mereka rasakan saat ini. Takut di hukum dan terancam di skors. "Bukan punya kita, Bu! Tapi punya dia!" Ia menunjuk Yara.

Yara menggeleng. Karena itu memang bukan miliknya. "Bukan, Bu. Itu bukan punya saya. Beneran, suer deh."

"Akan ibu tes satu-satu!" tegas bu Endah. Kemudian menyuruh salah seorang murid membeli 5 test-pack baru. Setelah benda tersebut di beli, ia pun menyuruh 3 perempuan itu mengetesnya. "Cepat!"

Hasil dari Marwa menunjukkan 1 garis. Padahal jantungnya sudah berdebar sangat cepat dan waswas. Kini giliran Natalie, dia juga takut karena sering berhubungan demi uang dan menyambung hidup. Ia berharap hasilnya 1 garis dan benar saja. Ia pun akhirnya bisa bernafas lega.

Bu Endah melirik Yara yang tertunduk. Kemudian ia melirik postur tubuh Yara, di mulai ujung rambut sampai ujung kaki. Ia pun menghela nafas dan yakin. "Marwa, Natalie! Kalian boleh pergi!" usirnya.

Mereka pun segera pergi dengan kaki gemetar. Akhirnya mereka bebas dari bencana. Dan segera menemui Shakilla yang sudah tertawa bahagia. 2 orang akan ia singkirkan sekaligus setelahnya. Setelah Shakilla tahu akan itu, mereka bertiga semakin tertawa kemenangan.

Kini bu Endah menatap Yara. Kemudian tangannya terulur menyentuh perut perempuan itu. Ia kembali menghela nafas. "Kamu ikut saya ke ruang guru! Kita bicarakan soal ini!" ajaknya. Kemudian langkahnya di ikuti Yara.

Seluruh murid yang melihat Yara mengikuti bu Endah ke ruang guru hanya menatap heran. Sudah pasti ada masalah serius. Tetapi mereka berharap tidak akan ada apa-apa. Karena Yara itu baik meski sering marah-marah.

"Duduk!" titah bu Endah saat sudah di ruang BK. Setelah dari ruang guru.

Yara pun duduk. Jari tangannya mulai berkeringat dingin. Kakinya lemas tidak bertenaga lagi, sampai gemeteran. "Bu tapi benda itu bukan punya aku."

KLEORA [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang