Part 05

239 26 7
                                    

Sejak kejadian Yara menunjukan tubuh atasnya di depan mata Leon. Membuat Yara yakin, kalau lelaki itu punya kelainan.

Sebelum orang tuanya pergi bulan madu. Yara menyempatkan diri untuk bertanya tentang Leon. Namun, bu Via tidak memberitahu dengan alasan kalau anaknya itu sehat dan baik-baik saja.

"Apa Mami yakin?" Gelagat bu Via seketika menjadi aneh. Yang ia tau, anaknya punya penyakit berhubungan dengan mental.

Apa sikapnya gara-gara gagal muve-on dari mantannya di masa lalu? Ah mungkin saja. "Mami. Apa Leon pernah pacaran?"

Bu Via menggeleng. "Enggak. Dia gak suka deket-deket sama cewek manapun. Dia ngejauh dari semua teman ataupun keluarga perempuannya. Kalau sama kamu kayaknya 10% deh."

"Kok gitu?"

Bu Via malah mengalihkan topio bicaranya. Dan memilih bersiap untuk berangkat ke bandara.

Sambil menunggu sampai ke rumah segelah mengantar orsng tuanya ke bandara. Yara mencoba mencari tau tentang cowok.

"Lo pernah pacaran, gak?"

"Kepo."

Tiba-tiba mobio berhenti seketika. Dan saat di cek. Bensinnya habis dan lupa isi. "Lo turun!"

"Mau apa?"

"Gak boleh ngebantah!"

Dengan terpaksa Yara harus turun. Dan ia di suruh mendorong mobil. Hingga akhirnya mesin mobil itu tiba-tiba nyala dan pergi meninggalkannya.

"WOI LEON DODOL!"

Mana masih muda. Harus jalan kaki sejauh ini. Kendaraan masih sepi. Masih gelap pula. Handphone di mobil.

Sebenarnya apa yang di inginkan oleh pria itu terhadapa Yara?

Dia' kan atlet. Masa jalan sejauh 5 kilometer gak sanggup? Ya sanggup lah.

Dalam hitungan detik. Gadis itu berlari sampai di rumahnya. Kakinya pegal dan rasanya akan patah saat ini juga. Detak jantungnya tidks berirama. Nafasnya memburu.

Dasar Leon dodol.

Tapi, mobil tadi tidak ada di halaman rumah. Jadi kemana cowok itu pergi?

Ini kesempatannya untuk mencari tau tentang cowok itu berdasarkan fakta dari barang di kamarnya.

Ia mengunci pintu. Dan membuka laci. Ia menemukan surat dari Kenzi. Saat membacanya ia malah geli sendiri.

Kemudian, ia membuka lemari. Dan menemukan album foto. Isinya hanya foto Leon dan Kenzi begitu mesra. Dan mengelikan.

Mendengar suara mobil berhenti. Yara segera berlari ke halaman rumah. "KENAPA LO TINGGALIN GUE DI JALAN SENDIRIAN?"

"Maaf. Gue lupa kalau lo masih di luar. Lagian lo baik-baik aja." Leon melangkah meninggalkan gadis itu tanpa bertanya lebih.

Merasa terabaikan. Yara pun berbalik dan memeluk Leon dari belakang. Ia harus menebus kesalahannya.

"Lepas!" Leon menepis kasar tangan Yara.

Yara malah mengeratkan pelukannya. Ia tau ia kurang ajar. Ia hanya ingin memastikan kalau suaminya itu normal. "Gue mau kita cerai."

Sontak Leon membalikan tubuhnya seraya mendorong kasar bahu cewek itu. Ia hanya menatap dengan tatapan sulit di artikan.

"Talak gue sekarang juga."

"Gue gak sanggup lagi."

"Kalau terus begini. Gue makin bersalah sama lo. Situasi ini udah berhasil bikim gue hampir gila."

KLEORA [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang