Part 47

78 18 2
                                    

Karena kesibukan pribadi membuat Kanaya dan Malika tidak sempat menghungi Yara apalagi menemuinya. Setelah 7 hari tidak bertemu dengannya, membuat mereka rindu. Rencananya malam ini mereka akan mengunjungi Yara di rumah sakit. Mereka mengira kalau Yara mengalami cidera serius. Padahal kondisi Yara sangat mengkhawatirkan. Bisa-bisa ia keguguran saat itu juga karen kurang energi dan kelelahan. Sampai sekarang Yara masih tidak mau memakan nasi apapun jenisnya, karena rasa mualnya akan memuncak.

Seperti halnya dengan Shakilla yang ngidamnya tidak terlalu aneh. Dia lebih suka menyiksa Nicholas. Menyuruhnya ini itu. Membersihkan rumah, toilet, gudang, intinya berbau kebersihan. Semua tugasnya harus di kerjakan oleh Nicholas meksi ogah-ogahan. Yang penting jika anaknya nanti lahir tidak ngeces.

Di tempat lain, Kenzi malah menyukai keduanya. Kanaya dan Dea. Meski tanggal pernikahannya dengan Dea sudah di tentukan pertengahan tahun depan. Tetapi pikirannya masih memikirkan tentang Kanaya, Kanaya dan Kanaya. Sebelum tidur, makan, mandi, nyucu, buang air, semuanya tentang Kanaya. Namun menyedihkannya, Kanaya telah melupakannya begitu saja. Tetapi tidak dengan kebikannya.

Marwa dan Natalie tidak peduli di jauhi oleh Shakilla. Yang terpenting uang ngalir, dan jajan lancar. Skincare ke beli. Kebutuhan ekonomi sehari-hari cukup. 2 perempuan itu hanya uang yang mereka pikirkan. Dengan memalak seorang pria tajir, dan mendapatkan uang meski hanya menemani mereja jalan-jalan itu sudah lebih dari puas, dari pada jalan sama pacar yang saling diam. Tidak memberi jajan, maupun nawarin makanan.

Sekarang Leon uring-uringan. Sudah 7 hari ia tidak menemui Jeon. Ia rindu dengannya, apa kabarnya sekarang? Pasti ia tengah menunggu ayam goreng kesukaannya dari Leon. Jika Leon menyempatkan diri untuk pergi ke sana. Maka Yara akan sendirian, terlebih orang tuanya masih di Thailand, bi Aah jaga rumah. Jika pergi sekolah saja ia berat meninggalkannya. Semakin hari, Yara semakin lemas dan tidak berdaya. Seolah seluruh energinya telah habis.

Tidak lama kemudian Kanaya dan Malika datang membawa parsel buah untuk menjengguk Yara. Setelah sekian lama akhirnya ada waktu luang. Mereka langsung memeluk Yara yang masih terbaring. "Kenapa sakit lo kama banget sih?" tanya Kanaya. "Untung ada Leon yang jagain lo."

"Iya nih gak seru banget lo. Padahal kita abis aja bikin gambar non-representatif di dinding seru abis loh," ujar Malika membuat Yara cemburu.

Sudut bibir Yara terangkat. "Hehe, gatau, doain biar cepet sembuh aja."

Melihat ada teman-teman Yara, Leon jadi punya ide. Ia akan meminta mereka menemani Yara sebentar, sementara ia akan pergi menemui Jeon. Dengan alasan pulang memgambil pakaian. "Hm gue izin balik dulu ya. Tolong jagain Yara bentar," pamitnya.

"Mau kemana?" tanya Yara lirih.

Leon mengelus kepala Yara. "Rumah. Gak lama kok, jaga diri baik-baik ya." Ia tersenyum dan mencium dahi Yara membuat Malika heran.

"Loh?" beo Malika kaget. Kanaya langsung menyenggol sikutnya. "Dah nikah tenang aja," ungkap Kanaya.

"Wah bener lo bikin gue bego," ujar Malika. Ia mencubit pipi Yara sampai merah. "Sejak kapan lo jago boong, hah? Rese banget lo."

Yara terkekeh pelan. "Haha ada deh."

"Main rahasia-rahasiaan ah gak seru sumpah." Malika memanyunkan bibirnya. "Oh ya, lo sakit apa sih? Kenapa lama banget sebuhnya? Gue sayang banget sama ko. Kangen bin rindu tau gak." Ia memeluk Yara. "Lo bisa bangun, kan"

"Gue juga." Kemudian ia menggeleng. "Belum, dokter nyaranin gue buat istirahat dulu."

"Loh kok bisa? Lo sakit apa emangnya?" tanya Kanaya.

Seorang perawat datang membawa vitamin dan jiga hasil USG kemarin. "Permisi, Dek Ceisya ini vitamin penguat kandungannya dan hasil USG kemarin."

Kanaya dan Malika memegang dada mereka karena kaget. Lalu mereka saling lihat dan menggeleng. "Ra lo hamil?" ucap mereka barengan.

KLEORA [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang