Part 08

177 26 0
                                    

Kabar soal isu Kenzi dan Leon pacaran sudah menyebar luas sampai seantero sekolah tahu tentang perihal ini.

"Hei gay!" sapa Marvin. Sudah Leon peringati jangan menyebutnya dengan sebutan itu. Eh ternyata malah menyapanya dengan sebutan yang di larang.

Marvin menjulurkan lidahnya. "Ih baru tau ada cowok berotot tapi gak tulen!"

Kenzi tidak bisa menahan emosinya. Ia pun menghadang Marvin sampai babak belur. Andai ada Malika. Pasti semua akan berakhir.

"Gue udah peringatin sama lo. Jangan sesekali lo umbar semua ini. Tapi lo udah ngelanggar!" Leon menarik kerah baju Marvin sampai tubuh cowok itu sedikit terangkat.

"Hajar Le," pinta Kenzi.

Tangan kanan Leon sudah siap menghukum Marvin. Tapi terhenti di tengah-tengah. Ia teringat kepada sesuatu.

"Kalau gue hajar sampe babak belur. Gue masuk bk dan kena skor. Gue gak mau ini terjadi," batin Leon. Kemudian ia melepaskan Marvin. Ia mengusap wajahnya untuk mengintrol emosi.

Selana 2 tahun nenyembunyikan hubungan terlarang. Kini semuanya hancur begitu saja. Gara-gara ada yang ngetag akun sekolah dan foto mesra Kenzi dan Leon pun viral di media sosial.

Pemilik akun itu belum di temukan. Karena akunnya fake.

Marvin tidak terima ia babak belur. Padahal bukan ia yang menyebar luaskan hubungan mereka gay.

"Woi!" Marvin mengejar dua cowok yang sedang berjalan beriringan. "Asal kalian tau. Bukan gue yang nyebarin isu ini."

Kenzi mengacungkan jari tengahnya kepada Marvin. Kemuan ia menjulurkan lidahnya.

"Bangsat!" dumel Marvin. Kemudian ia ke UKS. Berniat cari perhatian.

Sekarang Kenzi dan Leon sudah berada di ruang BK. Berhadapan dangan pak Udin, bu Markonah, bu Maemunah,  dan pak Suprianto. Para guru killer ini berkumpul dalam satu ruangan dengan tatapan tajam.

Pak Suprianto berdiri seraya menggebrak meja. Ia menunjuk-nunjuk dua muridnya ini. "Kalian beneran gay?"

Leon dan Kenzi saling lihat kemudian menunduk.

"Jawab!" sentak bu Markonah.

Hanya bu Maemunah yang paling kalem tapi selalu membawa penggaris besi. "Jujur aja kalian!"

"Kalian itu sejenis. Foto berdua sambil cium pipi!" sambung bu Markonah. "Udah sinting ya kalian?"

"Jawab!" sentak pak Udin. Ia berjalan memutari dua cowok itu. "Kalian tau ulah kalian bakalan gimana?"

Tanpa para guru sadari. Banyak kelas 12 yang menguping di luar BK. Mereka kepo dengan isu ini benar atau bukan.

"Kalian mantan ketos sama waketos!" sentak bu Maemunah. Ia memukul meja menggunakan penggaris. "Sejak kapan kalian begini?"

Kenzi dan Leon masih diam. Bukan tak mampu menjawab. Hanya saja mereka tengah berfikir dan merangkai kata untuk membuat para guru paham.

"Jawab!" sentak pak Suprianto.

"ARIGATO!" teriak salah satu murid di lapangan memakai mik. Karena hari ini ada pidato penting sebelum pertandingan basket di mulai.

Para guru sontak menoleh ke sumber suara. "Siapa itu?"

"Palingan Malika. Siapa lagi suaranya yang cempreng," balas pak Udin. Kemudian terdengar Malika tertawa keras.

Waktu berharga milik Kenzi dan Leon harus terbuang sia-sia selama 2 jam ini. Ia hanya mendengarkan para nasihat guru. Sampai mereka mengantuk.

KLEORA [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang