Part 09

169 28 5
                                    

"Bagus. Ternyata lo disini, males-malesan," omel Leon.

Ia berdiri di ambang pintu sambil memegang gagang pintu. Gadis itu tengkurap di bawah selimut. Rambutnya rancung seperti habis tersambar petir. Mulutnya tertawa. Tapi matanya menangis.

Yara yang melihat Leon sekilas lalu memakan ciki lagi.

"Pulang!" pinta Leon.

Namun ucapannya tidak di gubris. Yara malah tertawa tapi matanya mengeluarkan air mata.

Merasa terabaikan. Leon pun menutup laptop yang sedang Yara tonton. "Pulang!"

"Maksud lo apaan sih? Ngapain ngatur-ngatur hidup gue?" Yara duduk sambil menutupi tubuhnya dengan selimut.

"Jelaslah. Lo bukan hanya sodara gue tapi--"

"Itukan pernikahan di atas kertas," pungkas Yara. Kemudian Yara membuka laptopnya dan memutar video tadi. Ia langsung menangis tersedu-sedu.

Leon malah bingung dengan perempuan itu. Tadi tertawa sekarang menangis. Penampilan Yara benar-benar tidak enak di lihat saat ini.

"Ayo pulang, Ra!"

"Gak mau."

"Gue foto nih lo kalau kayak gini kayak orang gila baru," ledek Leon.

Yara cemberut. Dan lanjut meninton drama Korea. Namun Leon merebut laptop nya lagi dan menyembunyikannya.

"Balikin!"

"Pulang!" sentak Leon. Ia pun menarik tangan Yara untuk pulang. Dan saat ia menolah, matanya ternodai.

Sekarang Yara benar-benar mirip orang gila baru. Ia hanya mengenakan celana pendek di atas lutut. Baju crop yang menutupi dadanya, serta bagian atas yang transparan.

"Anjir lo bau banget sih." Leon menutup hidungnya. "Gak mandi berapa hari lo?"

Bingung ingin menjawab apa. Sejak kemarin ia belum mandi karena lupa kebanyakan nonton drama cinta.

Penasaran dengan tayangan apa yang baru Yara tonton. Leon pun membuka laptop untuk mengecek satu persatu.

Dengan segera Yara merebutnya walau tidak berhasil. Tamatlah riwayat Yara setelah ini. Ia akan di buat malu.

Mata Leon terus memperhatikan satu persatu judul film yang sudah Yara tonton maupun Yara punya. Dan matanya langsung tertuju melihat Yara.

"Sejak kapan lo suka nonton film blue?" Pertanyaan inilah yang paling Yara takut. Bisa hancur repotasinya setelah ini.

Yara melangkah dan duduk di samping Leon. "Tunggu. Itu bukan fimm blue suer deh. Itu buat ngerjain soal IPA yang itu."

"Ngeles mulu jadi orang," omel Leon. Ia pun menghapus video itu di hadapan Yara.

Yara langsung mengeplak paha Leon sekerar-kerasnya. "Kenapa lo hapus?"

"Haram!"

Yara mendesah kesal. "Lo gak tau perjuangan gue dapet video itu gimana anjir. Mana buat tugas ipa. Dan lo seenak jidat lo hapus itu? Emang bangsul lo!"

"Bangsul apaan?"

"Bangsat betul!" Yara merebut laptop itu kemudian memati dayakan. "Lo udah bikin jawaban dari tugas sekolah gue ilang. Sebagai gantinya lo harus ngerjain punya gue!"

"Gak bisa gitu dong." Leon berdiri. "Itu film haram. Lo bakalan kecanduan dan otak lo rusak. Nanti lo tambah bodoh dan tolol. Emang lo mau?" Leon menjeda ucapannya.

"Kenapa lo marah?"

"Gue takut nanti lo gampang terangsang. Setau gue--" Leon menjeda ucapannya. "Gak jadi. Ayo pulang!" Ia menyeret Yara namun Yara tidak mau.

KLEORA [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang