Part 31

106 17 2
                                    

●●●

Masih belum ada kendaraan yang melintas. Sampai Yara heran, ini jalan raya masih di pakai atau tidak? Sedangkan hari semakin sore. Perutnya sudah keroncongan meminta makanan. Di tambah melihat Leon yang duduk bersandar di bahunya, dengan mata terpejam. Tangannya menyentuh rahang Leon dan mengusap-ngusapnya perlahan. Tanpa ia sangka, Leon membalasnya. Sampai Yara tersenyum, karena Leon menganggam tangannya.

"Gue cinta tapi benci sama lo, Cei," ucap Leon mengigau. Membuat senyum Yara memudar. "Kenapa lo buat gue kena mental sekaligus?" ucapnya lagi. Ia terkeleh. "Kalau ketemu sama gue lagi, lo yakin bakalan suka." Tidak lama kemudian ia meringis membuat Yara heran.

Yara menangkup pipi Leon. "Hei bangun? Lo kenapa si?" Tidak ada jawaban dari Leon. Cowok itu kembali diam. "Heh gue kira kenapa." Kemudian ia menjadi penasaram siapa Cecei itu. "Ntar aja deh nanya, kalau waktu yang tepat. Ada apa si sama cewek itu?" batinnya.

Beberapa saat kemudian, satu unit mobil pengangkut sayur lewat. Yara segera melambaikan tangan. Berharap mobil itu berhenti. Dan keinginanya terwujud. "Pak? Kalau boleh tau mau kemana, ya?"

"Oh mau ke kota, Neng. Mau iku?" balas Supir itu. "Kalau mau, yaudah ayo naik di depan," ajaknya.

Wajah Yara seketika langsung berseri-seri. Tapi tunggu dulu. "Memangnya Bapak mau kemana? Eh kota mana maksudnya?"

"Jakarta, mau ngirim sayur ke majikan. Kalau mau ikut ayo cepetan. Soalnya kalau udah malem disini serem loh, terlebih baru ada yang meninggal."

Yara langsung mengangguk. Ia memapah Leon dan naik ke mobil tersebut. Sekarang ia merasa menjadi orang paling beruntung, dengan hal sederhana ini. Betapa bahagianya ia sekarang bisa pulang ke rumah. Setelah menderita berhari-hari. Sekarang yang membuatnya sedih, cincin di jari manisnya hilang. Matanya berkaca-kaca, meski ia tidak menyukai Leon. Tapi ia harus menghormatinya.

"Ngomong-ngomong. Makasih ya, Pak. Udah kasih tumpangan buat, saya," ucap Yara.

"Sama-sama. Memangnya Eneng ini tersesat apa gimana?" tanya Pria separuh baya di samping Leon.

"Ceritanya lagi menjelajah alam, terus tiba-tiba ada angin kencang. Cuaca berubah, dan mami semua di suruh segera turun. Dan berdesakan, saya kesenggol bokong guru saya sampai tergelincir jatuh, gak ada yang lihat," ungkap Yara. "Saya gak tau kalau bakalan gini, untung aja masih selamat."

"Oh yang lagi ada kegiatan di kampung sebelah, ya? Soalnya heboh loh kejadian waktu beberapa waktu lalu. Mau di anter ke tempat itu atau langsung ke Jakarta?" tanyanya kembali.

KLEORA [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang