Cowok Nyebelin

4.5K 273 11
                                    

Biasakan memberi vote sebelum membaca!

Happy reading!

➖➖➖➖

Azan subuh sedang berkumandang ketika Nayla baru saja memasuki kamar setelah selesai memasak untuk ibu dan bapak serta kedua adiknya. Semangat yang membuncah karena hari ini hari pertamanya bekerja membuatnya seakan memiliki energi lebih. Dirinya sudah bangun bahkan sebelum alarm yang dipasangnya berbunyi.

Sebagai anak perempuan satu-satunya yang dimiliki kedua orang tuanya Nayla merasa sudah seharusnya pekerjaan rumah menjadi tanggung jawbnya. Maka sebelum berangkat kerja di hari pertama Nayla harus memastikan jika pekerjaan dapur sudah selesai. Dan sarapan sudah tersedia untuk seluruh keluarganya.

Nayla tersenyum penuh semangat saat memasuki kantor yang ada di hadapannya saat ini!

"Nayla, fighting!!!" Teriaknya dalam hati.

Dari meja resepsionis Nayla diarahkan oleh Mbak Sisy ke ruangan HRD yang bernama Pak Danu. Setelah interview sekitar tiga puluh menit Pak Danu mengajak Nayla ke pantry.

"Syam sini! Suara pak Danu terdengar memanggil nama seorang OB yang sedang sibuk menyeduh kopi di pantry. Seorang laki-laki akhir dua puluh tahunan dengan kaca mata tebal bergegas menghampiri sosok sang atasan yang memanggil namanya.

"Ini namanya Nayla. Dia bakal jadi celaning service di sini menggantikan teman kamu Yudi yang berhenti karena pulang kampung," ucap Pak Danu menjelaskan sosok Nayla yang berdiri di sampingnya.

"Iya, Pak! "Syamil angguk-angguk mengerti.

"Nayla, Syamil ini yang nanti akan menjelaskan apa saja tugas kamu sebagai cleaning servis," ucap Pak Danu sebelum meninggalkan pantry.

"Iya, Pak," jawab Nayla mengangguk.

"Kamu ajarin dia ya, Syam,"pinta Pak Danu sambil menepuk pundak pria di depannya layaknya anak sendiri.

"Iya pak siap," jawab Syamil.

"Ya sudah saya ke atas dulu. Nayla selamat bekerja. Semoga betah, " kata Pak Danu sebelum pergi.

"Iya, Pak terimakasih." Nayla membungkukkan badannya sebagai perhormatan pada Pak Danu yang ada di depannya.

Setelah kepergian Pak Danu, Nayla mendudukkan diri di kursi yang ada di pantry menunggu sosok OB yang kembali sibuk mengaduk-aduk kopi pesanan karyawan. Diam-diam Nayla menelisik penampilan sosok yang dipanggil Syam itu dari atas hingga ujung kaki. Tipe body ideal untuk seorang laki-laki. Tidak terlalu kurus namun juga tidak terlalu berisi. Nayla perkirakan sosok yang membelakanginya itu memiliki tinggi sekitar 185 cm. Sayang kacata tebal yang dipakainya serta poni yang menutupi dahinya membuatnya terlihat agak culun.

"Kenalan dulu mas. Saya Nayla." ucap Nayla mengulurkan tangan kanannya pada Syamil yang masih menampakkan muka datar saat Nayla menghampirinya yang sudah selesai membuat kopi.

"Jangan panggil mas. Saya bukan kakak kamu." Bukannya menyambut uluran tangan Nayla sosok bermuka aspal itu justru mempermasalahkan panggilan.

"Bapak?" tanya Nayla polos.

"Saya belum jadi bapak-bapak," sahutnya lagi membuat Nayla diam-diam berdecak kesal.

Annoying banget. Sumpah!

"Oke. Jadi nama kamu siapa?"

"Panggil gue Syamil," jawabnya berlalu sambil membawa nampan berisi gelas-gelas yang berisi air dengan kandungan kafein tersebut.

Nayla ternganga tanpa bisa berbuat apa-apa melihat reaksi Syamil si OB yang jauh dari harapannya itu. Selain culun OB itu ternyata juga sebongkah balok es yang dinginnya ngalah-ngalahin suhu kutub Utara.

Mas OB, I Love You! (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang