Extrapart

5.5K 166 12
                                    

Raut wajah lelah Daven tampak kala kaki mereka sampai aparteme, namun tak mempengaruhi kadar bahagia di hati calon ayah tersebut. Ia merasa jika hidupnya kini terasa sangat sempurna karena dianugerahkan seorang istri yang kini tengah mengandung buah cinta mereka yang selama ini Daven impikan.

"Sayang terimakasih," ucap Daven mengecup lembut tangan Nayla yang sejak tadi tak pernah lepas dari genggamannya hingga mereka kini berbaring di atas kasur sambil menikmati pemandangan city light kota Jakarta.

"Aku yang harusnya berterimakasih karena kehadiranmu membuatku yakin untuk kembali membuka hati," sahut Nayla tersenyum lembut menatap Daven yang balas menatapnya dengan binar penuh cinta.

Daven berniat memberikan pelukan hangat pada sang istri namun tiba-tiba tangan Nayla justru mendorongnya dengan keras.

Tanpa penjelasan wanita itu kini berlari ke kamar mandi dan tak lama ia memuntahkan seluruh isi perutnya di dalam sana.

"Nay kamu gak papa?" Daven menghambur ke kamar mandi dan mendadak cemas melihat wajah Nayla yang memucat.

"Jangan dekat-dekat, Mas?" Nayla mencegah pergerakan Daven yang ingin menghampirinya dengan gerakan tangan.

"Kenapa?"

"M-Mas Daven bau banget," jawab Nayla dengan cepat menutup hidung dan mulutnya.

"Hah?"

Daven mengendus badannya sendiri dan tak menemukan bau tak sedap yang Nayla maksud. Kinerja parfum mahalnya selalu bekerja maksimal dan tak mudah hilang dalam beberapa jam.

"Kamu pakai parfum apa sih?"tanya Nayla masih mempertahankan gerakan tutup mulut.

"Pakai parfum yang biasa kamu suka, Sayang,"jawab Daven. Setelah menikah dengan Nayla, Daven memang selalu meminta pendapat ketika memilih barang yang akan dikenakannya. Termasuk masalah parfum yang beberapa menit lalu digunakannya sebelum naik ke atas kasur. Biasanya Nayla akan betah berlama-lama dalam pelukannya jika ia menyemprotkan cairan itu di tubuhnya.

"Tapi baunya benar-benar membuat aku mual, Mas," ucap Nayla dengan air mata yang mulai bercucuran.

Ya Allah! Cobaan apa lagi kali ini?

🍁🍁🍁

Menghadapi wanita hamil sepertinya sebelas dua belas ketika menghadapi wanita yang sedang PMS. Emosi bumil yang naik turun membuat Daven harus garuk-garuk kepala menghadapi Nayla.

"Mas kenapa tidur di luar? Apa mas gak mau lagi tidur denganku?" Tingkat sensitifitas yang tinggi menciptakan lelehan kristal terjun bebas dari lubuk mata Nayla yang memanas. Wanita itu kembali baper ketika mendekati Daven yang memilih berbaring di depan tv.

"Bukan gitu, Sayang...," elak Daven menggeleng. "Tadi bukannya kamu yang bilang gak mau dekat-dekat karena aku bau. Makanya supaya kamu gak mual aku di sini saja."

"Tapikan aku mau tidur sambil dipeluk sama Mas Daven! Hikss...!" Air mata itu mengalir semakin deras membuat Daven menjadi frustasi dibuatnya.

Ya salam!

Dari sekian banyaknya kerewelan Nayla yang membingungkan. Ada satu keinginan wanita tersebut yang menurut Daven sungguh di luar prediksi BMKG.

Suatu malam Nayla merengek memaksa Daven untuk mengijinkanya kembali bekerja menjadi cleaning service di kantor Arkatama Group.

Ampun dah!

"Gak bisa, Nay! Mana mungkin aku ijinkan kamu bersih-beraih saat sedang hamil seperti ini."

"Ayolah Masss....sakali ini aja! Nanti kalau anak kita ileran gimana?" rengek bumil itu sambil menarik-narik ujung baju sang suami.

"Hey! Apa hubungannya jadi cleaning service dan ileran? Kamu jangan mengada-ngada,"elak Daven mencubit pipi Nayla yang makin chubby.

Mas OB, I Love You! (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang