Jodoh Pilihan Bapak

3.7K 272 23
                                    

Biasakan memberi vote sebelum membaca!

Happy Reading!

➖➖➖➖

"Saya terima nikahnya Nayla Devina binti Haris Maliki dengan mahar tersebut dibayar tunai."

"Bagaimana saksi? Sah?"

"Sah!"

"Sah!"

"Alhamdulillah"

" Barakallah...."

Nayla membuka matanya bertepatan dengan suara saksi yang mengatakan kata Sah diikuti dengan tahmid dari orang-orang yang hadir di ruang tamu.

Sah? Jadi Mas Hamdan tetap mengucapkan ijab qobul itu? Nayla menggeleng keras! Tidak! Ini tidak boleh terjadi. Jika dirinya meneruskan pernikahan ini, apa bedanya dirinya dengan pelakor di luar sana? Dia tidak akan pernah sudi merebut suami dari seorang wanita yang tengah hamil besar. Jika hal itu benar-benar terjadi maka Nayla bersumpah tak akan memaafkan dirinya sendiri sampai kapanpun.

"Sudah sadar, Nay?"tanya ibu mengusap kepala anak perempuannya lembut. Membuat Nayla tersadar jika dia sedang berada di dalam kamar bersama ibu yang duduk di samping tempat tidurnya.

"Bu, apa benar pernikahan ini tidak jadi batal?" tanya Nayla menatap ibu meminta penjelasan.

Ibu tersenyum sambil menyodorkan segelas teh hangat pada sang anak. "Minum dulu," ucap ibu sambil membantu Nayla duduk dari posisi berbaringnya saat ini.

"Tapi ibu belum menjawab pertanyaanku," rengek Nayla semakin penasaran.

"Kamu jangan khawatir. Pernikahannya akan tetap berjalan." jawab ibu membuat Nayla menggeleng kuat-kuat.

"Tidak, Bu! Nayla tak ingin melanjutkan pernikahan ini," ucapnya berasamaan dengan butiran air mata yang jatuh dari sudut matanya.

"Memangnya kenapa, Nay?"tanya ibu.

"Demi Allah....! Demi Allah pernikahan antara Nay dan Mas Hamdan harus dibatalkan, Bu! Nayla tidak ingin jadi pelakor," sahut  Nayla terbata-bata di sela isak tangisnya yang menjadi.

"Tapi, Nay.... "

"Bu, mas Hamdan itu sudah menikah. Sekarang istrinya sedang mengandung dan sebentar lagi melahirkan. Nayla tak ingin menjadi perusak kebahagiaan mereka."

"Apa bedanya Nayla dengan Rini kalau Nayla bersikeras melanjutkan pernikahan ini, Bu? Apa bedanya?" tangis Nayla semakin menjadi hingga badannya bergetar karena ketakutan yang sangat.

"Tidak ada yang jadi pelakor di sini, Nay!" Ibu menghapus air mata yang menganak sungai di pipi putri sulungnya.

"Maksud ibu?"

Ibu merengkuh Nayla dalam pelukan. "Bapak telah menggantikan posisi Hamdan dengan seseorang yang menjadi pilihannya," jawab ibu berbisik di telinga Nayla.

"Siapa, Bu? Kenapa bapak tidak bertanya dulu padaku?" Nayla menatap ibu dengan pertanyaan yang sarat akan rasa penasaran.

"Bukannya kamu yang bilang jika semuanya terserah bapak. Dengan siapapun kamu menikah asal laki-laki itu adalah pilihan bapak. Maka kamu akan terima." Ibu kembali mengingatkan Nayla akan ucapannya.

Nayla berusaha menelan ludah yang seakan tertahan di tenggorokan. Iya dia masih ingat dengan ucapannya beberapa waktu yang lalu. Mengenai jodoh dirinya serahkan semuanya pada bapak.

"Tapi gak gini juga kali." teriak batinnya histeris.

Apa boleh buat. Nayla harus terima keadaan!

Mas OB, I Love You! (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang