Syamil dan Perubahannya

4.4K 260 29
                                    

Biasakan memberi vote sebelum membaca.

Happy reading!

➖➖➖➖➖

Sebelumnya bertemu dengan dua orang yang pernah menyakiti hatinya tak pernah ada dalam bayangan Nayla sedikitpun. Dirinya menyangka mereka tak akan pernah bisa bertemu lagi sampai kapanpun. Mengingat pulau Kalimantan dan Pulau Jawa terpisah oleh luasnya laut yang membentang sejauh kurang lebih 310.000 Km². Namun nyatanya harapan itu tak berbanding lurus dengan kenyataan saat kemarin Nayla kembali bertemu dengan keduanya.

Sungguh Nayla merasa muak dengan jalan hidupnya. Dari sekian banyak tempat di dunia ini kenapa mereka harus bertemu ditempat Nayla mencari sesuap nasi?

Bertemu dengan mereka berdua saja sudah sukses membuat luka lama yang mati-matian dikuburnya kini kembali terbuka. Ditambah lagi Rini yang bergelayut manja pada Mas Dika membuat luka tersebut seakan dikucuri oleh air jeruk yang membuatnya semakin perih. Maka meninggalkan dua sejoli yang sedang pamer kemesraan tersebut adalah satu-satunya cara yang Nayla tempuh saat itu.
Tak perduli dengan Syamil yang menatap bingung dirinya yang memilih diam seribu bahasa satelah bertemu dengan dua pengkhianat tersebut.

Sejatinya Nayla hanyalah seorang manusia biasa yang sangat rapuh. Selama ini dirinya selalu berusaha tegar di depan keluarganya agar mereka tidak cemas. Walau nyatanya dalam kesendirian air mata itu selalu jatuh tak tertahankan. Dirinya perlu seseorang untuk menjadi pendengar yang baik agar sesak di dadanya sedikit berkurang. Di saat hatinya tengah porak poranda sosok Syamil hadir di depannya dan bertanya tentang apa yang terjadi seakan tengah menawarkan diri untuk menjadi pendengar setianya. Tanpa sadar Nayla menceritakan segalanya pada Syamil akan cerita pahit masalalunya dulu.

Pagi ini saat keluar dari kamarnya Nayla merasa sangat canggung ketika melihat sosok Syamil tengah sibuk membuat sarapan di dapur.

"Pagi, Nay!" sapa Syamil saat melihat Nayla berdiri terpaku di depan pintu kamarnya.

"Pa.. Pagi" jawab Nayla ragu.

"Duduk dulu! Sarapannya sebentar lagi selesai, " ucap Syamil masih sibuk dengan telor balado yang ada di wajan.

Nayla akhirnya memilih duduk di meja makan yang di atasnya tengah terhidang dua gelas teh hangat yang masih mengepulkan asap.

"Syam, sorry!" ucap Nayla tak enak hati pada Syamil yang kini datang dengan dua piring nasi uduk dan telur balado di atasnya. Dari aromanya saja perut nayla langsung berteriak minta diisi.

"Maaf untuk apa?" Dahi Syamil mengernyit bingung.

"Gue bangun kesiangan dan gak sempat bikin sarapan," sesal Nayla.

"Ya gak papalah, Nay." Syamil mengibaskan tangannya. " Lo di sini bukan pembantu, btw," lanjutnya.

"Maaf juga soal tadi malam!" ucap Nayla hati-hati. Saat terbangun tadi pagi Nayla sangat terkejut ketika mendapati dirinya tidur dengan ditutupi selimut. Padahal sebelumnya dirinya sangat ingat jika sedang menangis meratapi nasib buruknya di depan televisi ditemani oleh Syamil.

Detik selanjutnya Nayla memekik kesal sambil menutup kepalanya dengan bantal saat ingat kejadian sebelum dirinya terlelap. Bayangan saat dirinya menyandarkan kepala di dada bidang Syamil tampak jelas dan membuatnya semakin memekik frustasi.

"Gue pasti udah gila tadi malam," cicitnya dari balik bantal.

Syamil tersenyum sebelum menyuapkan nasi ke dalam mulutnya. "Nay mulai saat ini jangan simpan masalah lo sendiri," ucapnya.

Nayla mengangkat wajahnya menatap Syamil berusaha mencari kekujuran dari wajah OB berkaca mata tersebut.

"Gue mungkin tidak bisa memberi solusi. Tapi insyaallah gue adalah pendengar yang baik. Yang akan selalu siap sedia menyediakan telinga gue untuk mendengar curahan hati lo. Juga dada untuk tempat lo bersandar."

Mas OB, I Love You! (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang