Pecah

2.8K 187 5
                                    

Biasakan memeberi vote sebekum membaca!

Happy reading!

🍁🍁🍁

Nayla memasukkan beberapa menu masakan yang dibuatnya sejak jam 4 dini hari ke dalam beberapa kotak makan tupperware. Hari ini ia akan kembali ke rumah sakit untuk menjenguk Andika yang sudah mulai bisa berjalan. Ia sangat bersemangat karena ada satu dan lain hal yang ingin disampaikannya pada sosok tersebut.

"Kok sudah rapi, Sayang?" tanya Daven yang bingung menatap Nayla yang sudah berpakaian siap pergi pagi ini. " Kamu mau piknik?" imbuhnya saat melirik meja makan dan mendapati beberapa box tupperware berjejer rapi siap dibawa.

"Hari ini kan aku mau ke rumah sakit, Mas!"

Senyum Daven seketika meredup saat mendengar kata rumah sakit. Padahal ia tau jika kemarin sang istri sudah berkunjung kesana menjenguk Andika yang sudah sangat membaik kondisinya.

"Bukannya kemarin sudah?" tanya Daven sambil menyendok nasi goreng di piringnya yang tiba-tiba teraaa pahit. Sial!
Dalam hati Daven beristighfar karena percikan cemburu mulai menampakkan diri di dalam sanubari.

"Enggak kok! Hari ini emang jadwal aku berkunjung. Boleh ya, Mas!" rayu Nayla dengan puppy eyes andalannya.

"Terserah kamu saja," jawab Daven mendorong piring nasi goreng yang masih menyisakan setengahnya. "Mas berangkat dulu," ucapnya menyambar jas dan tas kerja di atas nakas. Semakin lama ia berangkat maka ia yakin semakin besar potensi percikan api cemburu berubah menjadi luapan emosi yang menguras hati.

"Jangan lupa nanti malam makan dirumah ya! Aku punya kejutan," ucap Nayla setelah meraih tangan Daven untuk dicium dan hanya dijawab Daven dengan anggukan samar.

Kali ini saja, Mas! Tolong ijinkan aku menyelesaikan semuanya hari ini.

Daven pulang saat jam menunjukkan angka 22.30 dan mendapati Nayla yang tertidur di depan tv dengan wajah kelelehan. Tanpa niat membangunkan, Daven justru berlalu ke kamar dan membersihkan badan. Nayla terbangun saat Daven sedang sibuk dengan laptop di ruang kerjanya yang bersebelahan dengan kamar.

"Loh kapan mas Daven datang? Kok aku tidak dibangunkan?" tanya Nayla sedikit kesal dengan Daven yang bukannya membangunkannya namun justru asyik di ruang kerja.

"Tidurmu sangat lelap! Sepertinya kamu menikmati sekali seharian di rumah sakit." jawab Daven masih fokus dengan laptop di depannya. Tanpa mau repot-repot menoleh pada Nayla yang ada di samping meja kerjanya.

"Maksud Mas Daven apa?" tanya Nayla mengernyitkan mata. " Aku gak seharian kok di sana," bantahnya tak terima Daven menuduhnya seenak jidad.

"Oh!" jawab Daven mengendikkan bahu dengan wajah datar sedatar papan tulis baru yang justru membuat Nayla kesal.

Namun rasa kesal tersebut langsung sirna saat mengingat sebuah hadiah yang akan diberikannya pada Daven malam ini. Hadiah yang pasti akan membuat bibir Daven melengkung ke atas.

"Kita makan malam, yuk! Aku hangatin dulu makanannya," ucap Nayla penuh semangat hendak beranjak kembali ke pantry dengan senyum yang kembali terpatri di bibirnya.

Sayang suara Daven dengan cepat menghentikan pergerakannya," Gak perlu! Aku sudah makan,"jawabnya singkat tanpa rasa bersalah sedikitpun.

"Loh, kan aku udah bilang malam ini makan malam di rumah," Nayla yang sejak tadi berusaha positif thinking kini mulai kesal dengan sikap Daven. Bahkan sejak pulang dari rumah sakit Nayla menyempatkan diri untuk belanja bahan-bahan yang ia butuhkan untuk memasak menu-menu yang selama ini menjadi favorit Daven.

Mas OB, I Love You! (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang