Biasakan memberi vote sebelum membaca!
Happy reading!
🍁🍁🍁
Sapuan warna jingga di ufuk timur menandakan jika hari baru telah dimulai. Daven keluar dari kamarnya setelah selesai melaksanakan solat subuh dan mendapati Bang Ardi tengah sibuk menata nasi goreng ke dalam piring.
"Sarapan dulu, Dave!" panggil Ardi satu-satunya saudara laki-laki yang Daven miliki. Selama di Turki ia memang memilih untuk menginap di rumah Bang Ardi ketimbang di Hotel karena sudah lama dua saudara itu tidak bertemu muka.
"Oke, Bang! "jawab Daven mengikuti langkah Ardi yang berjalan ke arah balkon apartemen yang dimilikinya.
"Nasi goreng?" tanya Daven tertawa kecil menatap sang kakak tertua. "Selera lo emang selokal itu, Bang," kekehnya.
"Dih apa yang salah dengan nasi goreng?"Ardi memicingkan mata ke arah Daven. "Gue bahkan gak akan pernah bosan walau tiap hari istri gue masak menu itu,"ungkapnya.
"Jangan-jangan dia juga ikutan melokal, Bang?"
Ardi tertawa," Lo benar! Bahasa indonesianya sudah sangat lancar. Ia bahkan sudah bisa masak tumis kangkung belacan,"ucap Ardi dengan bangga memamerkan perkembangan sang istri yang memang berasal dari Istanbul.
"Lo sendiri ngapain datang kesini sendirian?" Seakan tersadar akan satu hal, kini Ardi mulai mengintrogasi sang adik.
"Ceritanya panjang, Bang," desah Daven tiba-tiba mellow.
Ardi mendapati wajah yang tadi tampak ceria kini justru semuram langit yang hendak menurunkan hujan.
"Kalian ada masalah?" selidiknya.Walau terpisah jarak ribuan kilo meter, namun kedekatan dua saudara itu tak dapat diremehkan. Ardi selalu bisa menebak apa yang menjadi penyebab kegalauan sang adik kedua. Dan di hadapan sang kakak Daven tak akan pernah bisa mengelak jika dirinya tak sedang baik-baik saja.
"Aku hanya merasa kalah dengan sosok yang datang dari masalalunya," jawab Daven akhirnya setelah sekian lama mencari kalimat yang pas untuk membuka sesi curhat di pagi ini.
" Dan itu yang membuat lo ragu sama perasaan dia ke elo?" buru Bang Ardi dan Daven mengangguk membenarkan.
Dalam pikiran Daven, mungkin saat ini Andika tengah tertawa bahagia karena bisa selangkah lebih maju darinya dalam memperebutkan perhatian seorang Nayla.
Aish sial!
Pikirannya saat ini bahkan membayangkan jika ia tengah memberi hantaman di wajah tampan pria berengsek tersebut.
"Lo sudah pernah memberi kesempatan Nayla untuk menjelaskan?"tanya Ardi lagi.
Daven terdiam saat mengingat perdebatan terakhir mereka. Ia tak memberi Nayla kesempatan untuk menjelaskan semuanya karena merasa hatinya semakin panas saat mendengar nama Andika ada di percakapan mereka. Alih-alih mendengarkan, Daven yang kala itu terbawa emosi lebih memilih meminta Nayla meninggalkannya sendiri di ruang kerja.
"Belum, Bang!"
Ardi menggeplak kepala Daven kesal." Harusnya lo dengar penjelasan dia dulu, Samsul!" serangnya kesal. Tak peduli ringisan sang adik yang tercetak jelas di wajah karena serangannya barusan.
"Untuk apa aku mendengarkan jika ujung-ujungnya membuat hati tambah panas, Bang!" Bela Daven untuk dirinya sendiri.
"Apapun alasan lo, itu tetap saja tidak adil buat dia, Dave!"
"Tapi aku melihat sendiri bagaimana bahagianya dia saat bersama mantan suaminya itu,"sela Daven tak mau kalah berdebat.
"Harusnya lo dengarkan dulu penjelasan dari Nayla. Belum tentu apa yang lo lihat sama dengan yang lo pikirkan." Intonasi nada suara Ardi mulai menurun. Ia berusaha memberi sudut pandang baru untuk Daven yang tampak masih keukeh dengan pendapatnya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mas OB, I Love You! (TAMAT)
Literatura KobiecaKehidupan indah bak drama Korea romantis seorang wanita bernama Nayla harus hancur akibat kedatangan seorang wanita yang berhasil menggoda suaminya. Hatinya bagai hancur berkeping-keping saat tak sengaja melihat suaminya bersama wanita itu selingkuh...