Biasakan memberi vote sebelum membaca.
Happy reading!
🍁🍁🍁
"Trus gue harus bagaimana?" Daven mengacak rambutnya hingga berantakan. Nampak sekali jika dirinya sedang amat putus asa.
"Ngapain lo mempertahankan istri yang gak tau diuntung itu, Dave?"tanya Hanif sengit.
"Tapi, Bro! Gue cinta bnget sama Amanda," keluh Daven memelas.
Hanif berdecak sangat kesal melihat sosok yang duduk disampingnya saat ini. Namun kemudian merasa iba akan nasib yang menimpa saudara sepupunya itu.
"Please, buka mata lo, Dave! Selama ini lo udah ditipu habis-habisan sama Amanda," ucap Hanif dengan nada yang meninggi.
"Tapi... "
"Gue bingung sama lo. Kenapa sih otak jenius itu gak pernah lo pakai kalau sudah menyangkut masalah cinta. Lo itu udah diporotin Amanda habis-habisan, diselingkuhi, diduakan, ditigakan bahkan diempatkan dan lo bukannya sadar tapi malah sabar." Kali ini Hanif benar-benar tak dapat membendung emosinya. Selama ini dirinya sudah amat sangat bersabar untuk tidak menyembur Daven dengan ceramah panjang tentang kebodohannya. Kali ini kesabaran itu seakan hilang saat melihat Daven yang tampaknya masih saja berharap pada sang istri yang tak tau diri.
Melihat cerita cinta sepupunya yang jauh dari kata sempurna membuat Hanif sangat yakin jika micin itu tak lebih berbahaya dari pada bucin. Karena kebucinan yang berlebih tersebut, seorang bernama Syamil Davendra Arkatama yang terkenal paling jenius di keluarga mereka mendadak bodoh dan harus merasakan pahitnya dikhianati oleh seorang wanita yang selama ini menjadi poros hidupnya.
Dan kini Hanif hanya bisa menarik nafas dalam saat melihat sepupunya itu masih saja betah berada di tempat duduk yang sama seperti saat mereka sampai di pulau Rawa sebelum matahari tenggelem tiga jam yang lalu. Keindahan pulau Rawa yang dijuluki sebagai Maldives of Malaysia itu nyatanya tak mampu menghapus mendung yang bergelayut di wajah tampan Daven. Padahal banyak kegiatan yang dapat mereka lakukan di pulau ini untuk menghibur hati dari penatnya pikiran tentang pekerjaan.
Sayang Hanif hanya mendapat jawaban berupa gelengan kepala saat mengajak Daven untuk bersnorkeling di sekitaran pantai. Daven yang biasanya sangat bersemangat untuk menjajal semua wahana wisata yang mereka datangi di tempat baru kini bagai pendaki gunung yang tak membawa kompas. Diam tak tau arah.
Clarissa Amanda adalah seorang wanita yang Daven nikahi empat tahun yang lalu. Pertemuan pertama mereka terjadi ketika dirinya menemani sang papa bertemu rekan bisnis. Dan kebetulan Amanda adalah sekretaris dari rekan bisnis tersebut.
Daven tak tau mengapa saat pertama matanya bertemu dengan mata indah milik Amanda dirinya merasakan suatu debaran tak biasa yang bersarang di dalam dadanya. Pesona Amanda membuatnya yang belum pernah sama sekali jatuh cinta kini bertekuk lutut tak berdaya. Amanda sendiri adalah wanita yang lahir dan besar di Malaysia. Orang tuanya adalah orang Indonesia asli yang mencari peruntungan di negri jiran Malaysia.
Sebagai seorang wanita Amanda memang memiliki paras yang jelita. Otak yang cerdas berisi banyak pengetahuan serta sifat mudah bergaul yang dimilikinya membuatnya bisa dengan mudah membuat orang merasa nyaman saat berada di dekatnya.
Setelah pertemuan pertama, kemudian pertemuan-pertemuan selanjutnya pun tercipta. Hingga akhirnya mereka semakin dekat dari hari ke hari dan memutuskan untuk menikah walau hubungan mereka bisa dibilang masih seumur jagung.
Hanif masih sangat ingat jawaban Daven beberapa tahun yang lalu saat dirinya mempertanyakan keseriusan dari hubungan saudara sepupunya tersebut.
"Lo yakin mau nikah sama Amanda, Dave?"
" Iya gue yakin. Gue gak mau terlalu lama menjalin hubungan tanpa ikatan. Takut khilaf," jawab Daven waktu itu mantap.
"Gak solat istikharah dulu?" usul Hanif yang dibalas Daven dengan gelengan.
"Untuk apa solat istikharah saat gue sudah mantap dengan pilihan gue saat ini?" Dari jawaban tersebut, entah mengapa Hanif mendapati nada jumawa di dalamnya. Bukankah akan lebih baik jika Daven mengikutsertakan Allah dalam pengambilan keputusan. Begitu pikir Hanif.
Namun Daven yang sudah sangat tergila-gila dengan calon istrinya itu nampaknya tak akan mendengarkan pendapat orang lain."Walau Amanda bukan tipe ideal lo?" tanya Hanif lagi. Dirinya masih ingat bagaimana tipe wanita yang memkadi impian Daven untuk jadi ibu dari anak-anaknya kelak.
"Its okay! Gue janji akan menjadi pembimbingnya untuk menuju jalan hijrah."
Hanif yang dulu pernah membersamai Daven nyantri di sebuah pesantren akhirnya mengangguk menyetujui keputusan terbesar dalam hidup seorang Davendra. Setidaknya walau sudah lulus dari pesantren beberapa tahun yang lalu Daven tidak lupa dengan petuah bijak guru-gurunya dulu yang tidak membenarkan adanya hubungan antara laki-laki dan wanita yang bukan mahram kecuali setelah menikah.
Dalam hati Hanif berharap suatu hari nanti Daven berhasil membawa istrinya ke jalan hijrah yang indah sebagai seorang muslimah yang taat pada agama yang dianutnya.
Sayangnya apa yang mereka harapkan jauh panggang dari arang. Bukannya berhasil membuat Amanda berhijrah, kebusukan Amanda justru perlahan terkuak satu persatu. Sosok yang awalnya bagai Dewi Kwan im yang tak ada cela ternyata tak sebaik yang mereka kira.
Hanif beberapa kali memergoki Amanda tengah hang out dengan teman-teman laki-lakinya di club malam terkenal di pusat kota Kuala Lumpur. Belum lagi hobi Amanda yang membawa masuk teman laki-lakinya ke apartemen saat sang suami tak ada di rumah membuat Hanif semakin yakin jika wanita yang dinikahi oleh sepupunya bukanlah sosok yang baik.
Berkali-kali Hanif memberi tahu hal tersebut pada Daven. Namun Daven justru tak mengubrisnya. Pria itu terlalu percaya dengan alasan yang Amanda buat. Mungkin benar apa yang pepatah katakan jika cinta itu buta. Buktinya karena cinta Daven yang begitu besar pada Amanda membuatnya seakan buta hingga tak percaya dengan apa yang Hanif informasikan selama ini.
"Dave, are you okay?" Hanif menepuk pundak Daven yang masih enggan beranjak dari bibir pantai hingga matahari yang tadi tenggelem kini telah digantikan sang rembulan yang terang benderang menyinari semesta.
"Hmmm... "
"Dinner dulu yuk. Pihak resort sudah menyiapkan makan malam untuk kita." Hanif berusaha membujuk Daven agar mau beranjak dari tempat duduknya.
"Gue gak lapar." Daven menggeleng sebagai penolakan. Dirinya bahkan lupa kapan terakhir makanan masuk ke dalam lambungnya. Persoalan yang menimpa rumah tangganya membuat mood-nya benar-benar berantakan. Bahkan mengisi perut sekalipun rasanya enggan.
"Gue gak mau dibantah," sahut Hanif tak mau kalah.
"Lo duluan aja," ucap Daven akhirnya namun justru membuat Hanif menghembuskan nafas pasrah.
"Oke gue duluan," jawab Hanif. "Be careful, bro!" Hanif menepuk bahu Daven kasual sebelum memilih pergi meninggalkan Daven yang nampaknya benar-benar ingin sendirian.
"I will." Daven memaksakan senyum namun terasa hambar.
🍁🍁🍁
Udah tau ya gimana masalalu Syamil Davendra Arkatama beberapa tahun yang lalu.
Btw, makasih untuk vote dan komentarnya 😍😍😍
Martapura, 17 Juli 2022
KAMU SEDANG MEMBACA
Mas OB, I Love You! (TAMAT)
ChickLitKehidupan indah bak drama Korea romantis seorang wanita bernama Nayla harus hancur akibat kedatangan seorang wanita yang berhasil menggoda suaminya. Hatinya bagai hancur berkeping-keping saat tak sengaja melihat suaminya bersama wanita itu selingkuh...