Sekilas Masa Lalu

3.4K 225 6
                                    

Biasakan memberi vote sebelum membaca!

Happy reading!

➖➖➖➖➖

Syamil si OB cupu itu diam-diam bernafas lega setelah Nayla menyetujui ide yang dirinya berikan. Dari dulu mereka memang tak pernah dekat sama sekali bahkan Syamil pernah membuat Nayla terluka karena kata-kata pedas yang keluar dari mulutnya.

Sejak beberapa tahun yang lalu dirinya memang tak ingin dekat-dekat dan percaya dengan siapapun. Sakit hati yang diciptakan oleh orang terdekatnya hingga membuatnya nyaris ingin bunuh diri dengan cara menabrakkan diri di rel kereta api membuatnya menjadi pribadi yang tak sehangat dulu.

Sifat Dingin, acuh, bahkan judes selalu dijadikan tameng olehnya agar orang-orang yang baru dikenalnya enggan berurusan dengannya terlebih jika mereka adalah wanita.

Yah wanita! Dahulu kala Syamil sangat menghormati sosok keturunan Hawa tersebut. Sang ayah selalu mengatakan jika Sosok yang diciptakan dari tulang rusuk laki-laki tersebut harus diperlakukan sangat istemewa.

Mereka diciptakan dari tulang rusuk pria.  Bukan dari kepala untuk berada diatas kaum pria, bukan pula dari kaki kaum pria untuk diinjak-injak. Namun mereka diciptakan dari tulang rusuk yang berada dibawah lengannya untuk dilindungi, dan dekat dengan hati untuk dicintai. Sayang perlakuan istemawa yang pernah Syamil berikan pada salah satu anggota kaum Hawa itu justru membuatnya trauma berurusan dengan mereka.

Saat ini sebisa mungkin Syamil menghindar dari urusan yang melibatkan sosok tersebut. Karena nyatanya sosok yang paling berjasa dalam urusan menorehkan luka di hatinya adalah seorang wanita. Dan lebih parahnya lagi karena seorang wanitalah hingga Saat ini Syamil tak lagi percaya dengan cinta.

"Syam sarapan dulu." Suara ketukan diiringi dengan suara Nayla yang memanggilnya menyadarkan Syamil jika dirinya masih termenung duduk di depan jendela yang terbuka. Bergegas pria tiga puluh tahun itu beranjak dan membuka pintu kamarnya yang sebenarnya tidak dalam keadaan terkunci.

"Kamu bikin sarapan?"

"Lah, emang kamu mau kelaparan pas kita kerja?" tanya Nayla sambil berbalik menuju meja makan kecil di dekat dapur diikuti oleh Syamil di belakangnya.

Ketika Nayla menyodorkan nasi goreng dengan telor ceplok di atasnya Syamil merasa air liurnya hendak menetes. Aroma nasi goreng buatan sosok di depannya itu amat harum dan memancing cacing-cacing di perutnya untuk berdemo meminta jatah.

"Sorry! Cuma ada telor di kulkas. Jadi cuma bisa masak ini," ucap Nayla sambil menyendok nasi yang ada di piringnya.

"Nanti biar aku yang belanja." Syamil mengangguk lalu kembali menikmati nasi goreng yang sudah beberapa sendok dinikmatinya.

"Syam..."

"Hmmm?"

"Lo apa gak risih waktu kita ngomong aku-kamu?" tanya Nayla hati-hati.

"Kenapa?"

"Pakai tanya segala." Nayla berdecak kesal dengan jawaban tak memuaskan yang di dapatnya dari Syamil. Selama ini dia tau jika di daerah ibu kota dan kota sekitarnya "aku kamu" adalah panggilan ketika laki-laki dan perempuan menjalin sebuah hubungan. Sedangkan untuk mereka yang tak memiliki relationship, lebih nyaman menggunakan kata "lo-gue" sebagai panggilan keseharian.

"Kita gunakan panggilan senyaman kita aja gimana?" tanya Nayla meminta pendapat pada sosok yang masih asyik menikmati nasi goreng miliknya.

"Boleh. Aku tidak keberatan sama sekali."

"Makasih kawan!" Senyum Nayla tersungging lebar saat mendapat persetujuan dari Syamil yang justru terdiam lama di tempatnya saat melihat senyum lebar yang tercipta di wajah Nayla pagi ini.

Bahagia lo sesedarhana itu, Nay?

"Syam! Kok malah bengong?" Nayla menggerak-gerakkan tangannya di depan wajah Syamil yang justru terpaku menatapnya. "Lo gak kesambetkan?"

Gerakan tangan Nayla terhenti saat Syamil tersadar dan segera menepis tangannya."Sorry, gue gak fokus." jawabnya asal.

Nayla dengan cepat menyodorkan segelas air putih yang dituangnya dari teko pada Syamil yang memang tampak tidak fokus." Minum dulu biar lo fokus,"ucapnya kemudian gegas berdiri membawa piring kotor dan mencucinya ke dalam sink.

🍁🍁🍁

Memulai hidup baru dengan cara berteman baik dengan Syamil sama sekali tak pernah terpikirkan oleh Nayla sebelumnya. Terlebih selama ini Syamil yang cuek membuat Nayla lebih memilih menjauh bahkan cendrung abai dengan kehadiran sosok tersebut di antara teman-temannya. Namun kejadian beberapa bulan yang lalu membuat dunia mereka berubah total.  Kini mereka berdua memiliki tujuan yang sama yaitu ingin membuat bapak bahagia walau dengan alasan yang berbeda. Syamil dengan alasan balas budinya. Sedangkan Nayla dengan alasan bakti terhadap orang tuanya.  Jadilah mereka memutuskan untuk berdamai dengan keadaan dan tinggal di satu rumah yang sama.

Menjalani pernikahan yang tak lazim seperti saat ini adalah sesuatu yang nayla sangat tidak suka sebenarnya. Dirinya harus pandai berakting seolah-olah dia dan Syamil adalah pasangan pengantin baru yang bahagia di depan keluarganya. Terutama bapak dan ibu.

Syamil sendiri menekankan jika dirinya tak ingin melihat kedua orang yang dulu pernah menolongnya itu nampak murung dan bersedih. Sejak menjadi penolongnya di hari itu, sejak itu pula Syamil meletakkan kebahagiaan mereka diantara prioritas dalam hidupnya.

Sejak kesepakatan di pagi hari yang cerah itu Nayla menjalani hidup seperti sedia kala. Hanya saja kali ini tugasnya bertambah satu yaitu berperan sebagai istri sungguhan. Jujur saja selain ingin berbakti kepada orangtua Nayla juga lelah dengan cibiran serta perlakuan yang tidak manusiawi terhadap dirinya yang janda  membuatnya memilih tawaran yang Syamil berikan.

Walaupun mereka tinggal satu rumah mereka sepakat menghormati privasi masing-masing. Nayla sendiri menganggap jika saat ini dirinya sedang ngontrak rumah dan kebetulan tetangganya adalah seorang pria bernama Syamil. Urusan memasak dan mencuci Nayla merasa hal itu adalah tugasnya. Sebagai tanda terimakasih pada Syamil karena selama tinggal di sini syamil tak pernah menagih uang kontrakan setiap bulannya. Bahkan selama tinggal bersama Syamil tak pernah lupa untuk memenuhi kebutuhan dapur. Sebelum semuanya habis Syamil sudah kembali memenuhi lemari stok makanan dengan bahan baku yang diperlukan. Sedangkan untuk kebersihan rumah mereka sepakat untuk membersihkan ketika waktu libur tiba.

Berada satu atap dengan makhluk dulunya dianggap Nayla sebagai jelmaan freezer yang diberi nyawa oleh Tuhan ternyata tak semenyeramkan seperti yang dirinya bayangkan sebelumnya. Selama kurang lebih tiga bulan mereka bersama tak pernah ada masalah berarti diantara mereka. Dan Nayla merasa hal tersebut disebabkan karena mereka berdua saling menjaga privasi masing-masing. Nayla tak pernah kepo dengan kehidupan Syamil walau kadang sering bingung saat setelah mereka pulang kerja Syamil mengurung diri di dalam kamar hingga azan maghrib berkumandang. Biasanya pria tersebut akan berangkat ke masjid dan kembali selepas solat isya. Setelah makan malam Syamil kembali mengurung dirinya di kamar hingga waktu yang Nayla sendiri tak dapat menebak. Karena dirinya sudah lebih dahulu terlelap. Walau beberapa kali Nayla terbangun di tengah malam saat mencium aroma kopi yang setelah dicek ternyata berasal dari dapur. Dan Syamil adalah tersangka utamanya. Entah apa maksud Syamil menyeduh kopi ditengah malam buta bahkan saat jam dinding menunjuk angka 2.

Maraton drakor?

Nayla merasa itu tak mungkin karena dirinyapun tak pernah segila itu menonton drakor sampai pukul dua dini hari. Apa mungkin Syamil termasuk fans drakor garis keras? Ah entahlah! Daripada menjadi beban pikiran Nayla lebih memilih tidak memikirkan hal unfaedah seperti itu. Toh kalau Syamil mau jadi fans drakor keras maupun tidak, itu bukan urusannya sama sekali. Selama hal tersebut tidak menganggu kedamaian hidup yang Nayla jalani saat ini.

🍁🍁🍁

Terimakasih buat teman-teman reader yang masih setia menunggu postingan cerita ini.

I love you all

Martapura, 18 Mei 2022




Mas OB, I Love You! (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang