Do You Love Me? (END)

6.4K 258 20
                                    

Biasakan memberi vote sebelum membaca!

Karena ini last part aku kasih dua ribu kata lebih! Semoga gak bosen ya kalian semuanya.

Happy reading!

🍁🍁🍁

Gerimis yang bersarang di hatinya kini sudah berubah menjadi hujan badai yang bergemuruh hebat tatkala mata Nayla memindai luasan kamar yang ia tempati dengan sang suami. Salah satu tempat istimewa yang mungkin nanti akan sangat ia rindukan kala tak lagi menjadi penghuni apartement ini. Jangan lupakan bentang keindahan city light kota Jakarta yang bisa didapatnya jika membuka tirai kamar yang mereka tempati. Pemandangan favorit yang menemani mereka sebelum memejamkan mata tersebut sukses membuat langkah Nayla untuk pergi kembali terasa berat.

Walau berat nyatanya ia harus tegar menghadapi cobaan hidup kali ini. Nayla kini sadar jika ia telah berbuat kesalahan yang fatal sehingga membuat Daven tampaknya sudah sangat muak dengan dirinya. Terbukti dengan puluhan chat dan panggilan yang sama sekali tidak mendapat respon dari suaminya itu. Belum lagi kata perceraian yang malam itu sempat Daven singgung membuat alarm di kepalanya seakan berbunyi nyaring dan mengingatkannya untuk bersiap jika hal itu terjadi. Maka dengan hati yang ia buat setegar mungkin, Nayla menyusut air mata untuk kesekian kali dan meraih koper yang berisi barang pribadi miliknya. Ia berencana pulang ke rumah orang tuanya untuk sementara agar dapat menenangkan pikiran.

"Kenapa secengeng ini sih? Mana wanita setrong yang biasanya?" Nayla bermonolog pada diri sendiri sambil menatap sendu pada pantulan dirinya di dalam cermin.  "Wahai hati teruslah kuat! Bukankah kita pernah mengalami yang yang lebih menyakitkan dibanding saat ini?"lanjutnya berusaha bangkit dan menguatkan diri. Terlebih ada janin berharga di rahimnya yang harus ia jaga baik-baik. Senyumnya merekah saat tangannya meraba bagian perut. Ia amat bersyukur karena diberi kesempatan oleh Allah untuk hamil karena dipernikahan sebelumnya ia sempat merasa sangat hancur akibat sang suami yang memilih wanita lain dengan alasan karena dirinya belum bisa memberikan seorang anak di tengah-tengah rumah tangga mereka saat itu. Padahal semua orang tau jika perkara buah hati adalah hak  prerogatif yang Allah miliki. Dan sebagai seorang hamba yang berjalan di titian takdirnya rasanya kurang pantas jika meminta secara paksa apalagi menyalahkan orang lain karena tak kunjung mendapat buah hati yang diinginkan.

Setelah merasa cukup memberi suntikan semangat untuk diri sendiri, dengan senyum yang nampak tegar ia melangkah keluar menuju pintu kamar setelah sebelumnya meletakkan selembar kertas di atas nakas.

Maafkan aku, Mas! Bukannya aku mau jadi istri durhaka karena tidak meminta ijin padamu saat hendak keluar rumah. Tapi melihat chat yang aku kirim tak pernah kamu balas  dan panggilan telpon yang sama sekali tak kamu jawab membuat aku sadar jika mungkin kamu tak mau lagi melihat kehadiranku di sini.

Menurut Nayla, tak ada yang aneh dari isi barisan kata yang ia tulis itu. Namun sayangnya ia tak tau jika berselang lima belas  menit kepergiannya dari apartemen, ada hati yang kembali porak poranda diserang bongkahan rasa bersalah dibalut ketakutan  setelah membaca surat tersebut. Ia nampak  frustasi, bahkan kini hanya bisa terduduk di lantai dengan secarik kertas di tangannya yang ia tatap nanar.

Nayla, jangan pergi, Sayang....

Monumen Nasional atau yang biasa di sebut Monas merupakan sebuah tugu yang memiliki mahkota berupa lidah api yang dilapisi oleh lembaran emas sebagai lambang begitu berkobarnya semangat perjuangan yang dimiliki oleh bangsa Indonesia. Bangunan yang memiiki tinggi 132 meter yang terletak di tengah lapangan Medan Merdeka itu memang sengaja dibangun untuk mengenang perlawanan dan perjuangan rakyat Indonesia dalam merebut kemerdekaan dari pemerintah kolonial Belanda.

Mas OB, I Love You! (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang