44. lets die? - come on

61 2 0
                                    

♪ ♪ ♪

Terhitung sudah dia belas hari Ray berada didalam rumah sakit, kadang keluar rumah sakit hanya sekedar jalan jalan dan merasakan hangat nya sinar matahari pagi

Rencana yang mereka buat beberapa hari yang lalu itu mungkin dalam waktu dekat akan direalkan tidak hanya sebagai rencana semata

Sekarang ini, Ray berdiri di rooftop rumah sakit dengan tangan yang masih terikat dengan infus, Ray menggunakan tongkat infus yang memudahkannya kemanapun

Bosan sekali berada dilingkungan rumah sakit yang berbau obat obatan itu, rasanya ingin kabur dari sini

Tubuhnya sudah sehat tapi entah kenapa selalu belum dibolehkan pulang, ini lah yang membuat Ray malas saat bundanya menyuruhnya untuk dirawat dirumah sakit

Bukannya sembuh Ray merasakan makin sakit terlebih lagi tangannya yang diinfus, gerak dikit sakitnya menjalar

"Hey"

Ray menoleh kesampingnya dan terlihat Mecca berdiri memandang kedepan

"Hm"

"Capek ya?"

"Banget"

"lets die?" Ajak Mecca

Ray menatap Mecca dan tersenyum "come on"

Mecca dan Ray berjalan beriringan keluar dari rumah sakit dengan alasan ingin mencari angin sejuk

Siang siang begini cuaca begitu panas, banyak kendaraan berlalu lalang. Keduanya berhenti di perempatan dekat rumah sakit

"Ayo"

Mecca berdecak sebal, mau mati saja tidak sabaran "Nanti. Gak sabaran banget lo, tunggu waktu yang pas, gue lagi ngeliat arah mobil nya"

"K-ka.."

Mecca menoleh ke samping mendapati Ray dengan wajah yang sudah pucat pasi

"R-ray.. sakit Ray?"

"Aws.. udah Ka? Ay-yo.."

Mecca menatap jalanan, matanya menajam melihat gerak mobil, menghitung waktu dan cepatnya gerak mobil itu

"Ayo Ray, hitungan enam lari bareng gue" ucap Mecca memegang tangan Ray kuat

Satu

Dua

Tiga

Empat

Lima

"Enam"

Mecca dan Ray bersamaan berlari ke tengah jalan, tepat dimana sebuah mobil melaju dengan kencang menubruk tubuh keduanya

Mecca memejamkan matanya pasrah dengan apa yang terjadi setelahnya, pegangan tangan pada tangan Ray terlepas

Terlihat Ray sudah menutup matanya karna memang Ray yang lebih dahulu tertabrak mobil tersebut

Tidak sampai itu saja

Tubuh Mecca yang baru terpental sudah kembali ditabrak mobil dari arah kiri

Pekikan histeris terdengar dari para orang orang yang menyaksikan hal tersebut dengan mata kepalanya sendiri

Mecca masih dapat melihat walau sayup sayup, kepalanya yang menyamping membuatnya dapat melihat Ray yang tak jauh darinya

Gadis itu mencium bau anyir yang sangat menyengat, kepalanya pusing sekali, tangan dan kakinya sudah tidak berasa

Mecca memejamkan matanya. Bahkan saat saat seperti ini pun dia tidak pingsan? Mecca bertanya tanya dalam hati kenapa dia tidak langsung mati saja?

Telinganya mendengar ada seseorang yang berteriak untuk melihat kondisinya juga karna mereka lebih banyak mengerubungi Ray

"Astagfirullah, banyak banget darahnya.. panggil orang orang dari rumah sakit saja pak biar langsung di bawa ke sana"

♪ ♪ ♪

Bertanda tangan Reysha 💚

MECCA [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang