16. Mama..

72 13 11
                                    

♪ ♪ ♪

"Jika diberi satu permintaam, sungguh aku ingin meminta agar mama kembali"
~Mecca Althesya Tamarani

♪ ♪ ♪

Setelah tiga hari berlalu pun masih sama, Ray yang entah kenapa tiba tiba menjauh dan Lino terus terusan mengirimi Mecca pesan, walau nomornya sudah diblokir tapi setiap mengirimi pesan selalu menggunakan nomor yang berbeda. Sekarang sekarang jam dinding Menunjukkan pukul 10:47, Mecca mengunci diri dikamar nya rumahnya tidak ada orang karna mamanya yang masih dirawat dirumah sakit. Mecca tidak sekolah dan tidak mengirimi surat izin biarlah absennya merah

Karna sedari tadi ponselnya ia matikan jadi tidak ada yang mengganggu. Bosan, Mecca menghidupkan ponselnya dan ya ada ratusan pesan dari nomor tak dikenal yang ia yakini itu dari Lino. Tapi.. ada yang mengganjal diroomchatnya membuat dunia Mecca serasa berhenti

Chat paling atas ada grup keluarga besar dari papa dan mama Mecca juga banyak panggilan tak terjawab dari Rifka, kedua grup yang biasanya sepi kini ada banyak pesan masuk, sudah sedikit nampak jika ada pemberitahuan orang meninggal

Dengan tangan bergetar dan hati yang tak tenang ia memencet salah satunya dan.. air mata Mecca meluruh begitu saja mengetahui peran tersebut

Inalillahi wa innailaihi raji'un, telah berpulang ke Rahmatullah Nury Ita istri dari saudara kita Erlangga Pratama yang meninggal pada pukul 10:31 saat ini, jenazah masih berada dirumah sakit umbiya dan akan diantarkan kerumah duka. Dimohon nanti setelah jenazah sudah sampai dirumah duka untuk semua hadir kepemakaman
10:39

Dengan pakaian asal asalan dan air mata yang tak berhenti keluar Mecca melajukan motornya dengan kecepatan diatas rata rata tak peduli jika nanti ia kecelakaan dan meninggal ditempat

Sampainya didepan rumah sakit ada Rifka yang banjir air mata dan Erlangga/Erlan yang berdiri disamping mobil ambulance yang akan ditutup

Rifka yang menyadari adanya Mecca yang malah duduk diatas motor dan disampingnya ada petugas parkir karna tadi Mecca menerobos merusak palang tempat pembayaran uang parkirnya, Rifka menghampiri Mecca

"Udah ya gak usah nangis" kata Rifka dengan suara bergetarnya sambil menghapus jejak air mata Mecca. Percuma, air mata itu sulit dihentikan

Rifka masuk kedalam mobil ambulans, karna Mecca mengendarai sepeda motor jadi mau tak mau ia harus mengendarainya menuju kerumahnya walau tangannya yang bergetar hebat. Tadinya tukang parkir tersebut bersedia mengantarkannya tapi Mecca terus melajukan motornya seolah tak mendengar apa yang dibicarakan tukang parkir muda tersebut

Begitu ambulance tersebut berhenti didepan rumahnya Mecca turut memberhentikan motornya disamping ambulance tersebut dan turun membiarkan motor itu ambruk

Disitu entah bagaimana sudah ada Alleta, Faura, Ray, Alvin, Tio, Andum, juga ada Agas, Lino, Shena dan teman Mecca lainnya. Alleta, Faura, Alvin dan Tio juga ikut menangis. Ray yang melihat Mecca menjatuhkan motornya begitu saja langsung membenarkan posisi motonya tersebut

Benar saja keluarga besar Erlangga dan Nury berkumpul semua disana, ramai sekali sekarang orang disana. Mecca dituntun Alleta dan Faura untuk mengganti pakaiannya dengan yang berjilbab tak lupa sebelumnya wudhu terlebih dahulu. Jangan salah, Alleta dan teman Mecca yang lainnya pun sudah berganti pakaian dirumahnya

Setelah acara pemakaman selesai dan berjalan dengan mulus. Kini, Mecca ditemani yang lain duduk diruang kamu yang kosong

Mecca sedari tadi menangis tak mau diam, menangis nya Mecca dalam diam, dengan mulut yang tertutup tak mengeluarkan suara sedikit pun tapi air mata terus mengalir dari kedua matanya

MECCA [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang