♪ ♪ ♪
"Yang pendiam bisa lebih kejam dari seorang pembunuh sekalipun
♪ ♪ ♪
Dua Minggu lagi Rifka dan Arif akan menikah dan Rifka tinggal dirumah orang tua Arif sementara sebelum membangun rumah jadi Mecca hanya tinggal berdua dengan papanya
Akhir akhir ini Mecca memikirkan persoalan itu yang membuatnya pusing sendiri ditambah lagi setiap sampai disekolah ia harus membersihkan mejanya yang pasti selalu kotor dengan sampah kertas bahkan coretan coretan dibanagkunya
Entah siapa yang melakukannya tapi Mecca menuduh Shena lah dalang dibalik semua ini karna kasus ini terjadi setelah hari dimana Shena dengan sengaja menumpahkan kuah bakso
Dua minggu ini juga hubungan Mecca dengan kedua sahabatnya sedikit renggang walau Alleta dan Faura terus meminta maaf pada Mecca tapi tak ia gubris, nanti saja ia memaafkan jika surat spesialnya sudah datang dan mungkin beberapa hari lagi
Kini Mecca berada dikantin dengan memakan sebatang coklat dari lacinya, tubuh Mecca akhir akhir ini sedikit kurusan dari biasanya karna sekarang Mecca tak memikirkan pola makannya dan juga waktu tidur
"Ka, seriusan Lo gak mau maafin Alleta sama Faura?" Tanya Alvin
Mecca menyedikkan bahunya acuh "nanti."
♪ ♪ ♪
Mecca berjalan sendirian dikoridor, istirahat kedua ini sepertinya ia hanya ingin membeli minuman
Tiba tiba Shena datang dari arah berlawanan dan menggeret Mecca begitu saja, ia diikuti tiga teman Shena lainnya. Mecca yang malas berdebat pun mengikutinya saja walau tau pasti Shena akan membully nya, sudah sering sejak dua Minggu lalu dan Mecca hanya diam, bukan diam tapi menunggu waktu yang tepat untuk membalasnya
Bruk
Sampai ditaman belakang sekolah yang jarang terkaman siswa siswi karna hanya kutu buku yang datang kesini, Shena langsung menyentak cengkeramannya pada tangan Mecca, Mecca yang mengerti pun pura pura jatuh dan membenturkan punggungnya dikursi kayu
Mecca terlihat santai, dan itu malah membuat Shena geram lantas langsung mencengkram kuat kerah seragam Mecca
"Apa?" Tanya Mecca
"Lo!!"
"Gue tau gue cantik" ucap Mecca kelewat santai
Shena menjambak rambut Mecca bruntal hingga berantakan dan mengacak acak tataan baju Mecca
Mecca terkekeh "Lo mau apa?"
"Gue.mau.Ray!" Kata Shena dengan menekan setiap kata
"Emang Ray mau? Lo iri sama gue kan? Haha" kata Mecca dengan tawa palsu, ia berdiri dengan mata yang sudah menajam "gue ajarin cara bully" bisiknya lalu mendorong Shena kuat
Teman temannya maju ingin membantu tapi ancaman Mecca membuatnya tak berkutik "kalian maju, gue cepuin kebonyok Lo sama kepala sekolah!."
"Gini Shena!." Mecca mencengkram kuat pipi Shena dengan tangannya hingga kuku Mecca yang belum dipotong itu sedikit menancap dipipi Shena
Kring
"Ah gak asik, besok lagi Shen" setelah mengatakan itu Mecca membenarkan baju dan rambutnya lalu pergi dari sana
"Dari mana Lo Ka? Kataya mau kekantin" tanya Alvin ketika Mecca baru saja menginjakkan kakinya didalam kelas
"Kepo." Sekarang Mecca kembali duduk di bangkunya karna Shena yang merebut tempat didepan Ray
KAMU SEDANG MEMBACA
MECCA [SELESAI]
Teen Fiction[ MECCA (versi 1) ] "𝓢𝓮𝓹𝓪𝓼𝓪𝓷𝓰 𝓻𝓮𝓶𝓪𝓳𝓪 𝔂𝓪𝓷𝓰 𝓽𝓲𝓭𝓪𝓴 𝓭𝓲𝓽𝓪𝓴𝓭𝓲𝓻𝓴𝓪𝓷 𝓫𝓮𝓻𝓼𝓪𝓶𝓪" ♪ ♪ ♪ "Gue gak bodoh. Hanya menunggu waktu untuk tidak lagi cinta dia" ~Mecca Althesya Tamarani ♪ ♪ ♪ Genre : fiksi remaja : first sto...