EXTRA CHAPTER 2

79 3 0
                                    

ARELINO SHANDIKA ALDERWEIRELD

♪ ♪ ♪

"Kak, Mecca dimana?" Tanya Lino.

Kini, ia sedang berada dirumah Mecca untuk mengajak gadis itu jalan jalan.

"Mecca masih tidur, kamu kepagian"

Lino melirik jam tangannya, terlihat pukul tujuh lewat dua puluh lima. Apa ia terlalu pagi? Pikirnya.

Lino berjalan menaiki tangga dan berhenti di depan pintu hijau tua. Langsung membukanya karna memang tidak pernah dikunci dan Mecca pun tidak masalah jika dia langsung nyelonong masuk ke dalam.

Lino dibuat geleng geleng kepala melihat Mecca yang masih bergulung dengan selimut tebal dan boneka alpukat pemberian Ray di pelukannya.

Lelaki itu berjalan mendekati gadisnya lalu duduk ditepian ranjang. Mengusap rambut Mecca yang berantakan "Mecca.. bangun yuk? Udah pagi, mau jalan-jalan gak, hm?"

Dia tau jika sebenarnya Mecca sudah bangun, hanya saja gadis itu malas untuk menjalankan aktifitas pagi seperti manusia lainnya.

Mecca menatap Lino dengan mata menyipit, di pipinya ada cap khas orang bangun tidur "Jalan-jalan ke mana?"

"Ada deh.. mau gak? Kalo gak mau, Ino mau pulang"

Mecca mengulurkan tangannya. Lino terkekeh kemudian menarik tangan Mecca hingga gadis itu terduduk.

"Buruan siap-siap, aku tunggu di bawah ya?"

"Nanti dulu, Ino, aku baru banget bangun tidur"

Lino menggelengkan kepalanya "Biasain bangun pagi, sayang"

"Besok"

Lino bangkit dari duduknya "Ya ya, aku ke bawah ya? Gak usah dandan, lebih cantik natural" setelah mengucap itu, Lino berlalu dari sana.

Mecca terdiam lama hingga akhirnya memutuskan untuk memasuki kamar mandi. Sebenarnya sangat malas baginya untuk mandi di pagi hari, selain sangat dingin, takutnya nanti dia tidak cantik lagi.

Lino memilih menunggu gadisnya di ruang tamu. Mengambil bando hijau di kursi yang ia tau itu milik Mecca.

Tanpa sadar bibirnya tersenyum manis, tidak menyangka dia dan Mecca hingga sejauh ini.

Lino tiba tiba teringat suatu kejadian di masa kecilnya bersama Mecca.

"Abang" panggil Mecca kecil

Mecca dan Lino tengah berada disebuah taman dekat rumah Lino.

"Kenapa?!" Tanya Lino sewot karna dia sedang marah pada Mecca yang dengan seenaknya menghabiskan eskrim miliknya padahal gadis itu punya sendiri di tangannya.

"Maafin Mecca ya..?"

"Gamau. Kamu punya sendiri, ngapain minta-minta punya aku?"

"Maafin.. kan, kan.. hiks.." Mecca menangis karna merasa bersalah pada Lino "Hiks hiks.."

Lino yang tadinya enggan menatap Mecca, kini menatap gadis kecil itu "Mecca kenapa..?"

"Maafin aku.. Abang, Abang maafin aku ya..?" Ucapnya, menatap Lino dengan tatapan merasa bersalah.

MECCA [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang