EXTRA CHAPTER 3

164 2 0
                                    

♪ ♪ ♪

Lusa adalah hari bersejarah bagi kedua insan yang kini tengah duduk di bawah pohon rindang menikmati semilir angin yang berhembus kencang.

"Ino"

"Hm?"

"Tadi aku di chat sama Alleta, katanya nanti malam kumpul-kumpul sama yang lain. Kita juga suruh ke sana" ucap Mecca.

Lino mengangguk "Oh.. yaudah, nanti malam kamu aku jemput. Jam berapa?"

"Sekitar jam delapan"

"Aa" Lino menyuapkan sepotong pizza pada Mecca yang langsung diterima gadis itu.

Mecca duduk menyandarkan dirinya pada batang pohon, beralaskan rumput hijau. Sementara Lino duduk di samping Mecca dengan menghadap sang gadis.

"Nih a lagi"

Mecca menggeleng "Gak mau, kenyang"

"Dua gigitan lagi, Mecca"

"Gamau Ino.. jangan di paksa" ucapnya kesal. Lino memakan sisa pizza milik Mecca.

"Ino, liat deh, bagus.. aku mau" ucap Mecca sambil memperlihatkan layar ponselnya yang menampilkan tubuh seseorang yang memakai hoodie oversize lucu.

"Beli nya dimana?"

"Toko Regaya. Aku tau tempatnya, ayo beli" ajak Mecca.

"Iya, ayo" Lino menggandeng tangan Mecca pergi menuju mobilnya yang tak jauh dari keduanya.

Seperti biasa, Lino membukakan pintu untuk Mecca terlebih dahulu lalu memasangkannya sabuk pengaman

Mecca menghidupkan musik. Terputar lagu Akad-Payung Teduh.

Mecca bergumam karna tidak hafal lirik awalnya. Dia hanya hafal beberapa bagian.

Bila nanti saatnya telah tiba
Kuingin kau menjadi istriku
Berjalan bersamamu dalam terik dan hujan
Berlarian ke sana kemari dan tertawa

Namun bila saat berpisah telah tiba
Izinkan ku menjaga dirimu
Berdua menikmati pelukan di ujung waktu
Sudilah kau temani diriku

Lino tersenyum "Mecca, ayo, udah sampai"

"Eh? Udah sampe ya?" Lino mengangguk "Yaudah yuk masuk, keburu stoknya habis soalnya emang selucu itu"

Keduanya masuk ke dalam menuju lantai dua. Langsung menghampiri pegawai yang ada.

"Mbak, hoodie oversize lucu di postingan terakhir instagramnya toko Regaya masih ada kan?"

Pegawai tersebut mengangguk "Masih, mau warna apa?"

Mecca tersenyum cerah "Green tea, warna green tea"

"Maaf mbak, warna green tea nya habis, masih ada warna lain seperti lilac, peach dan blue soft"

Mecca menggeleng, dia menatap Lino "Pulang aja yuk..?" Ajaknya, bibir gadis itu cemberut. Tanpa menunggu jawaban dari Lino, Mecca berjalan pergi mendahului Lino.

Lino menggaruk tengkuknya. Apakah Mecca merajuk? Pikirnya.

Lelaki itu menatap pegawai tersebut "Mbak, beneran udah habis?"

"Iya mas, sudah habis"

"Bener nih? Kalo ada pesanan punya orang biar saya bayar, dua kali lipat?"

"Eum.. gimana ya mas? Nanti, biar saya tanya bos dulu, kalau gak dibolehin nanti saya yang kena marah" ucapnya lalu berlalu dari sana.

Tak lama dia kembali dengan seorang pria sepantaran Lino.

MECCA [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang