Tentang Alleta dan Andum

77 3 0
                                    

♪ ♪ ♪

🎶Akad - Payung Teduh🎶

"Andum"

Kini, Alleta dan Andum tengah berada di rumah Alleta. Duduk di sofa sambil menonton saluran televisi.

Alleta tiduran beralaskan paha Andum sebagai bantalannya. Andum sendiri hanya duduk dengan tangan tak berhenti mengusap pipi Alleta.

"Hm?"

"Ih.. sini nunduk" ucap Alleta kesal.

Andum yang semula asik menonton itu menundukkan pandangannya menatap Alleta dari atas "Kenapa, hm?"

"Jangan kaya gitu, Andum ih.. aku malu tau gak sih"

Andum terkekeh, ada ada saja, pikirnya "Beneran, kenapa suruh nunduk?"

Alleta memegang rahang Andum. Dari bawah Andum terlihat semakin tampan berkali kali lipat "Kok kamu ganteng banget sih.. pacar siapa?"

"Andum pacarnya Alleta Shadifandara" jawab lelaki itu.

"Andum! Kamu sengaja ya bikin aku mleyot lemas??"

Dia menundukkan kepalanya lebih dekat dengan Alleta "Lah maunya gimana, sayang.. hm?" Andum

Alleta bangkit dari tidurannya dan beralih duduk di samping Andum "Beli seblak yuk? Aku pengen"

"Kenapa? Kamu nyidam? Hamil ya?"

Alleta melotot dan segera memukul lengan Andum "Andum!! Kita belum nikah ihh.."

Hal tersebut membuat tawa Andum pecah "Hahaha.. ayo ayo kita beli, bercanda doang tadi"

"Bodo"

"Ngambek nih? Maaf deh"

Alleta menyilangkan kedua tangannya di depan dada. Akhir-akhir ini Andum suka sekali menggodanya hingga Alleta ngambek.

Andum menghentikan tawanya, mendekati Alleta dan merangkulnya. Tangannya menghimpit pipi Alleta "Ngambek sayang, hm?"

"Pikir sendiri."

Lelaki itu mengecup hidung Alleta gemas "Ayo beli"

"Kamu nya jangan kaya gitu lagi.." rengeknya.

Andum menganggukkan kepalanya dua kali "Iya, tapi gak janji soalnya asik banget godain kamu soalnya kamu itu gem-"

"Ayo, Andum, jangan ngomong terus, kamu bawel banget sekarang"

Andum menatapnya datar. Serba salah. Dulu, ketika ia cuek pada Alleta, gadis itu marah karna dia tidak seperti yang lain. Sekarang, dia mencoba untuk seperti apa yang Alleta mau, tapi gadis itu? Heran sekali rasanya.

Lelaki itu menarik tangan Alleta pergi ke tempat yang gadis itu mau. Membeli seblak.

Ah.. Alleta jadi ingat saat Andum menembaknya. Saat itu, untuk pertama kalinya Andum menggenggam tangan Alleta.

•••

Andum berjalan menghampiri Alleta yang duduk sendiri di depan kelasnya sambil meneguk minuman dalam botol.

Tanpa permisi lelaki itu duduk di samping Alleta membuat gadis itu menoleh. Terkejut mendapati Andum, namun sesegera mungkin mengubah raut wajah nya seperti semula.

"Alle?" Panggilnya membuat Alleta menoleh, mengernyitkan dahinya.

"Gue mau ngomong"

"Ngomong apa? Ngomong aja kok gapapa" ucap Alleta dengan senyum manis.

MECCA [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang